visitaaponce.com

BPIP Bedah Karya Musik Budaya Lokal Dalam Perspektif Kebangsaan di Palu

BPIP Bedah Karya Musik Budaya Lokal Dalam Perspektif Kebangsaan di Palu
Acara Bedah Musik Kebangsaan bertajuk Bedah Karya Musik Budaya Lokal Dalam Perspektif Kebangsaan di Palu, Sulteng.(Ist/BPIP)

BADAN Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, menggelar acara Bedah Musik Kebangsaan bertajuk Bedah Karya Musik Budaya Lokal Dalam Perspektif Kebangsaan. Kali ini, acara bedah musik digelar di Triple F Cafe n Resto, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (7/8).

Sekretaris Utama BPIP Dr. Adhianti, SIP., M.Si mengatakan bahwa musik merupakan sebuah identitas bangsa dan sangat penting. "Sehingga, pada tahun 1918 Ki Hajar Dewantara memikirkan kapan bangsa Indonesia memiliki lagu kebangsaan," jelasnya.

“Inilah yang yang dipikirkan Ki Hajar Dewantara pada tahun 1918 yang kemudian ditanggapi oleh W.R. Soepratman pada tahun 1924 dan beliau mulai mengaransemen lagu Indonesia Raya," kata Adhianti.

Baca juga : Di Palu, Wakil Kepala BPIP Ajak ASN Berintegritas dan Berhati Pancasila

"Bukan hal yang mudah untuk mengaransemen lagu pada masa penjajahan. Bahkan, W.R. Soepratman pun harus ditangkap Belanda karena telah mengaransemen lagu kebangsaan," jelasnya.

“Dulu orang mengenal Pancasila dengan doktrin seperti hafalan dan pelajaran konstitusi. Namun, untuk saat ini dibutuhkan cara-cara yang segar agar kaum milenial bisa tertarik dalam memahami nilai-nilai Pancasila," tuturnya.

"Tidak ada satu bangsa pun yang tidak memiliki musik. Dan musik terdapat disetiap aspek kehidupan. Di sejumlah negara musik dianggap sebagai pengetahuan yang wajib, bukan sekedar hiburan semata," ucapnya.

Baca juga : Kota Palu Gaungkan Nilai-Nilai Pancasila Lewat Festival Kebangsaan

"Dapat dikatakan bahwa semua negara menggunakan musik sebagai suatu cara dalam membangun nasionalisme. Dan tidak ada satu negara pun yang tidak memiliki lagu kebangsaan,” papar Adhianti.

Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu,  Ansyar Sutiadi, S.Sos., M.Si mengatakan acara seperti ini merupakan suatu wadah untuk berekspresi bagi anak bangsa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila di era milenial saat ini. 

Sosialisasikan nilai-nilai Pancasila melalui musik bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi generasi milenial, sehingga dapat memahami filosofi dari lagu-lagu kebangsaan yang telah diciptakan oleh para pejuang yang akan menggetarkan semangat perjuangan dan nasionalisme.

Baca juga : Empat Tokoh Gembleng Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2023

Selain melalui musik, berbagai karya seni budaya lokal dan kearifan lokal yang ada dapat pula menjadi perekat dan memperkuat karakter bangsa.

Gilang Ramadhan (drummer dan musikus), mengatakan perlunya sosialisasi Pancasila melalui musik untuk lebih digaungkan khususnya melalui berbagai lagu-lagu daerah.

"Kondisi saat ini di mana musik daerah hanya dimainkan sebagai pelengkap suatu acara, padahal musik daerah seharusnya bisa jadi suatu hidangan utama," kata Gilang.

Baca juga : 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Terus Menjaga Eksistensi Pancasila di Era Globalisasi

"Diharapkan lagu daerah dapat terus dilestarikan agar tidak kalah bersaing dengan berbagai musik kontemporer saat ini," tambahnya.

Kemudian budayawan Ngatawi Al-Zastrouw menjelaskan bangsa Indonesia mempunyai kearifan lokal yang dapat menangkal radikalisme dan terorisme.

Ia mengatakan ini bukan berarti kearifan lokal menjadi solusi radikalisme dan terorisme, melainkan apakah masyarakat Indonesia mampu memanfaatkannya untuk itu.

Baca juga : Wakil Kepala BPIP Karjono: Pancasila Kuat, Indonesia Hebat

“Kearifan lokal itu ibarat emas dan berlian yang perlu diolah” kata Ngatawi. Ia bukan sekedar pengetahuan, melainkan ilmu yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya nilai-nilai Pancasila.

Cindy Gulla (Selebgram dan Youtuber), mengatakan sosialisasi Pancasila yang digagas oleh BPIP merupakan sebuah terobosan yang sangat baik dalam membumikan nilai-nilai Pancasila dengan mengandeng kaum muda milenial agar lebih mencintai karya anak bangsa, sehingga tidak kalah saing dan bisa go Internasional.

"Kemudian para kaum muda juga dapat mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari antara lain dengan penggunaan batik, bahasa daerah maupun melestarikan lagu-lagu daerah," jelas Cindy.

Acara Bedah Musik Kebangsaan di Triple F Cafe n Resto, Kota Palu, Sulawesi Tengah dihadiri oleh sejumlah narasumber dan peserta. Diantaranya Sekretaris Utama BPIP Dr. Adhianti, SIP., M.Si, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi M. Akbar Hadiprabowo, S.H., M.H, Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila Dr. Muhamad Sabri, M.Ag, Kepala Biro Pengawasan Internal Abbas, S.H., M.H., Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu, Bapak Ansyar Sutiadi, S.Sos., M.Si, Gilang Ramadhan (drummer & musisi), Ngatawi Al-Zastrouw (Budayawan), Cindy Gulla (Selebgram & Youtuber), Budayawan, Musisi wilayah Kota Palu. (RO/OL-09)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat