Anak-Anak Kelompok Masyarakat Marginal Rentan Terkena Infeksi Jamur Kulit
![Anak-Anak Kelompok Masyarakat Marginal Rentan Terkena Infeksi Jamur Kulit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/b0e41610a1796945fe459514d6d06e90.jpg)
INFEKSI jamur kulit disebabkan oleh dermatofita dan mikosis superfisial. Infeksi ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum, terutama bagi masyakarat marginal khususnya anak-anak yang tinggal di lingkungan tidak sehat serta tidak memiliki tingkat pendidikan yang cukup tentang kesehatan dan kebersihan.
Lidya Kristiani S.Si, Ph.D, dosen dari Fakultas Biomedicine Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) menyatakan Hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran akan serangan infeksi jamur kulit dan meningkatkan resiko terkena penyakit ini. Kondisi ini membuat keterlambatan deteksi terhadao infeksi jamur kulit.
Melihat fenomena ini, Lidya bersama dua mahasiswa Biomedicine i3L melakukan penelitian untuk mendeteksi infeksi jamur terhadap anak-anak dari kelompok masyarakt marginal di tiga komunitas berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi deteksi jamur sejak dini. "Pengumpulan data dilakukan untuk mengukur tingkat kesadaran peserta baik sebelum dan sesudah sosialisasi, sekaligus mengukur kualitas hidupnya," ucap Lidya dalam keterangan yang diterima, Jumat (28/10).
Ia menyatakan, perbedaan jenis kelamin, usia dan tempat tinggal masyarakat secara signifikan memengaruhi kesadaran awal seseorang tentang infeksi kulit jamur. Kelompok usia dewasa memiliki kesadaran tertinggi, diikuti kelompok usia remaja dan anak-anak. Tingkat kesadaran yang rendah ini menyebabkan anak lebih rentan terhadap infeksi jamur.
Melalui tes KOH dalam penelitian yang dilakukan, sebanyak 56 anak (55%) terdiagnosis positif infeksi jamur kulit. Pengobatan kemudian diberikan kepada melibatkan tokoh masyarakat sekaligus memberikan edukasi cara pengobatan dengan benar.
"Kami mengetahui bahwa tingkat infeksi tidak terdistribusi secara merata, sebaliknya masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut dan yang memiliki usia dewasa turut berperan dalam mengedukasi mengenai infeksi jamur pada anak-anak ini”, tuturnya.
Lebih jauh, Lidya mengatakan dari kuesioner yang diberikan kepada responden, didapati hal menarik bahwa lebih banyak orang yang terkena infeksi jamur kulit dibanding mereka yang merasakan gatal-gatal pada kulit. Hal ini menunjukkan mereka memiliki kesadaran yang rendah tentang paparan infeksi jamur.
"Kesenjangan ini secara khusus ditunjukkan pada kelompok usia yang lebih muda yang berarti kesadaran yang rendah mengenai infeksi jamur berkontribusi pada tingkat infeksi yang tinggi. Kami juga menemukan bahwa infeksi jamur pada kulit ini akan menurunkan kualitas hidup responden secara keseluruhan," terang Lidya. (RO/OL-15)
Terkini Lainnya
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Gejala Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai Mata Kuning
6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Bunda Jelita, Kenali Infeksi Virus RSV untuk Cegah Kematian Bayi Prematur
Anak Obesitas Berisiko Terkena Gejala Demam Berdarah Berat
Infeksi Paru, Jemaah Haji asal Aceh Nasrun Meninggal di Mekah
Kenali Gejala Hepatitis A dan Cara Mencegahnya
Waspada Penyakit Radang Otak yang Gejalanya Mirip Flu
Usia Bertambah, Gejala Kesulitan Berkemih Kerap Muncul pada Perempuan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap