visitaaponce.com

KLHK Butuh Terobosan untuk Tingkatkan Nilai Ekspor Kayu RI

KLHK: Butuh Terobosan untuk Tingkatkan Nilai Ekspor Kayu RI
Potret pekerja menebang kayu jenis sengon di Banyuwangi, Jawa Timur.(Antara)

PADA 2022, kinerja usaha sektor kehutanan tergolong baik. Hal ini diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Misran.

"Berdasarkan 6 indikator kinerja, capaian usaha sektor pengelolaan hutan lestari di tahun ini masih tergolong baik. Indikator tersebut, yaitu penanaman, akses legal masyarakat, produksi kayu bulat, ekspor produk hasil hutan, PNBP pemanfaatan dan SAKIP," ujar Misran dalam keterangannya, Sabtu (31/12).

Dijelaskan Misran, peningkatan produktivitas hutan melalui penanaman dan pengkayaan kawasan hutan dengan target 403.000 hektare terealisasi sebesar 591.761 Ha atau 146,84 % dari target.

Baca juga: Perkuat Kolaborasi untuk Tekan Emisi, KLHK Resmikan FOLU Coll

Sementara itu, luas pemanfaatan hutan berbasis masyarakat dengan target 15.000 hektare terealisasi sebesar 16,797 atau 111,98 %. Serta, jumlah produksi kayu bulat dengan target 55.00 juta M3 terealisasi sebesar 54,66 juta M3 atau 99,38 %

Lalu, nilai ekspor produk industri hasil hutan dengan target US$9,75 miliar, terealisasi sebesar US$14,00 miliar atau 143,59 %. Nilai PNBP hutan dari pemanfaatan hutan dengan target Rp3,199 triliun, terealisasi sebesar Rp3,04 triliun atau 95,03 %. 

Baca juga: Hilirisasi Tembaga Bisa Pacu Pengembangan EBT

Untuk nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), dengan target 81 poin terealisasi sebesar 81,39 poin atau 100,48 %. “Kinerja pengelolaan hutan lestari sampai kuartal IV 2022 masih baik. Namun, diperlukan terobosan dan relaksasi kebijakan,” jelas Misran.

Sebagai langkah kedepan, untuk mendorong nilai ekspor agar terus meningkat, diperlukan perluasan pasar-pasar yang baru. "KLHK berupaya mendorong pengakuan yang lebih luas terhadap Sistem Nasional (Broader Market Recognition)," tuturnya.

"Serta, membangun kluster usaha kehutanan terintegrasi hulu, hilir dan pasar, baik di kawasan ekonomi khusus maupun kawasan ekonomi potensial lainnya untuk peningkatan efisiensi dan daya saing produk hasil hutan," sambung Misran.(OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat