visitaaponce.com

Komunikasi yang Baik dengan Orangtua Bisa Cegah Anak Kecanduan Gim

Komunikasi yang Baik dengan Orangtua Bisa Cegah Anak Kecanduan Gim
Ilustrasi(Huffington Post)

PSIKOLOG dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra menyampaikan para orangtua disarankan untuk menjalin komunikasi dengan putra-putri mereka untuk mencegah kecanduan gim atau gawai.

"Perlu dialog intens dengan anak, apa yang mereka dapatkan saat main gim? Adakah pengaruh positif dan negatif yang dirasakan mereka pada tubuh dan kehidupan mereka?," kata Novi, dikutip Minggu (19/2).

Novi menjelaskan, gawai dan gim saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya anak-anak.

Baca juga: Screen Time Tingkatkan Risiko Obesitas Anak

Namun, diperlukan batasan-batasan terkait durasi penggunaan, pemilihan konten, maupun jenis-jenis permainan yang tepat untuk anak-anak.

Hal ini bertujuan agar kehidupan anak-anak dapat seimbang, antara kegiatan sosial dan juga bermain gim.

Orangtua juga disarankan untuk melatih anak agar bertanggung jawab pada kegiatan mereka sehari-hari.

"Nah dialog-dialog serta kesepakatan ini yang akan menciptakan kesadaran dan manajemen diri dalam penggunaan gadget yang tepat," ujarnya.

Lebih lanjut, Novi mengungkapkan, gim di gawai bisa memunculkan hormon kebahagiaan, antara lain yaitu Dopamine, Oksitosin, Serotonin, hingga Endorphin.

Secara umum, hormon-hormon tersebut memunculkan perasaan bahagia dan senang setelah melakukan aktivitas tertentu, khususnya gim.

Hormon kebahagiaan ini menyebabkan tubuh seseorang secara alami menjadi ingin bermain gim secara terus-menerus.

Ia menambahkan, anak yang terlampau lama bermain gim berpotensi mengalami kecanduan.

Candu akibat gim di gawai ini apabila tidak disadari atau ditangani dengan serius, dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental, yakni kurangnya kemampuan bersosialisasi, stres, kelelahan kronis, apatisme, hingga rendahnya motivasi untuk melakukan hal lain.

Selain itu, kesehatan fisik anak-anak pada masa pertumbuhan juga akan terganggu karena kurang gerak, sakit mata, hingga keluhan sakit di persendian.

"Hormon kebahagiaan saat bermain game dapat dimunculkan oleh kegiatan lain. Yang terpenting adalah membangun kesadaran diri dan manajemen diri," pungkas Novi. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat