visitaaponce.com

Inilah Pengobatan Tepat agar Kanker Payudara Tak Kembali Kambuh

Inilah Pengobatan Tepat agar Kanker Payudara Tak Kembali Kambuh 
Dr See Hui Ti, Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre, Singapura.(Ist)

KANKER merupakan satu di antara penyakit yang menjadi momok bagi sebagian besar penduduk di dunia, termasuk di Indonesia.

Pasalnya, kanker sulit diobati dan menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per-tahun.  

Berdasarkan hasil penelitian Globocan pada 2020, kasus baru kanker di Indonesia mencapai angka 396.314 kasus dengan kematian hingga 234.511 orang.

Dari jumlah tersebut, kanker payudara yang paling banyak terjadi di Indonesia dengan kasus baru mencapai 65.585 pasien (16,6%) dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22.000 jiwa. 

Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti seseorang bisa terkena kanker payudara. Namun, ada beberapa faktor-faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya kanker.

Mulai dari merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif), pola makan buruk, makanan tinggi lemak dan rendah serat, makanan yang mengandung bahan pengawet dan pewarna, serta daging olahan ataupun daging panggang.  

Meski demikian ada pula wanita yang sudah menjalankan pola hidup sehat, makan teratur, istirahat cukup, dan rutin berolahraga tetapi masih terkena kanker payudara  

Dr.See Hui Ti, Senior Consultant  Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre, Singapura mengatakan ada dua faktor utama yang menjadi pemicu munculnya kanker payudara yaitu sering terpapar bahan yang memiliki kandungan paraben dan bahan BPA.  

Pasalnya, baik paraben maupun BPA memiliki struktur kimia yang menyerupai hormon estrogen yang dikenal dapat menyebabkan penggandaan sel di payudara baik normal maupun abnormal (sel kanker).  

Paraben (p-hydroxybenzoic acid esters) merupakan bahan pengawet yang umumnya terkandung pada produk kosmetik dan perawatan tubuh sedangkan BPA (bisphenol-A) merupakan zat kimia sintetis yang biasanya terdapat pada berbagai produk botol dan wadah makanan berbahan plastik. 

Semakin berbahaya lagi jika botol atau kemasan plastik yang mengandung BPA ini terpapar temperatur yang panas sehingga makanan dan minuman yang ada di dalamnya akan lebih mudah terkontaminasi zat kimia yang terlepas dari BPA tersebut. 

"Partikel zat kimia yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman ini lama kelamaan akan menumpuk, dapat mengubah hormon yang baik menjadi jahat sehingga bisa menyebabkan munculnya sel kanker," jelasnya.  

Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker misalnya dengan mengonsumsi teh, kunyit, dan minyak ikan.  

Selain dari faktor makanan dan faktor luar lainnya, hal lain yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara adalah usia. Insiden kanker tertinggi ditemukan pada wanita antara usia 55 dan 59 tahun.

"Tidak benar bahwa semakin besar payudara Anda, semakin tinggi pula kemungkinan terkena kanker payudara. Namun, resikonya meningkat seiring bertambahnya usia," ujarnya  

"Sebagai pedoman umum, jika Anda berusia di bawah 40 tahun, sebaiknya lakukan pemeriksaan diri secara rutin. Jika Anda berusia di atas 40 tahun, Anda harus menjalani mammogram tahunan selain pemeriksaan diri secara teratur," lanjut Dr See Hui Ti dari Parkway Cancer Centre, Singapura. 

Meski banyak mengakibatkan kematian, kanker payudara bisa diantisipasi dan juga dideteksi sejak dini.

Beragam cara bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara, seperti berolahraga teratur, mengurangi berat badan, menjaga pola makan, dan menghentikan kebiasaan merokok.  

Selain itu, mengurangi konsumsi gula atau makanan dengan pemanis buatan juga bisa meminimalisir terpapar kanker payudara.

Berdasarkan penelitian yang melibatkan 100.000 orang di Prancis, gula dan pemanis buatan bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 22 persen.  

"Makan dengan sehat, mengurangi asupan lemak, menjaga berat badan dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker," ucap Dr.See Hui Ti.  

Deteksi dini kanker payudara 

Adapun cara untuk mendeteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan skrining, yakni pemeriksaan tidak bergejala pada individu untuk mendeteksi mereka yang memiliki kemungkinan tinggi mempunyai atau berkembangnya suatu penyakit.  

Jika Anda berusia lebih dari 25 tahun, pemeriksaan bisa dilakukan secara individu setiap bulan. Adapun untuk usia 40 sampai 49 tahun ke atas juga bisa diperiksa sendiri dan melakukan mammogram tahunan lebih kurang dengan cara USG.

Sedangkan ketika berusia 50 tahun ke atas dengan cara memeriksa payudara sendiri setiap bulan serta melakukan satu sampai dua kali mammogram tahunan lebih kurang dengan USG.  

Beragam ciri-ciri bisa menjadi awal Anda terkena kanker payudara. Beberapa di antaranya adalah benjolan yang tidak nyeri di payudara, gatal terus-menerus dan ruam di sekitar puting, pendarahan atau keputihan yang tidak biasa dari puting, kulit di atas payudara bengkak dan menebal, serta kulit di atas payudara berlesung pipit atau berkerut.  

"Waspadalah terhadap benjolan yang tidak kunjung hilang, perubahan bentuk puting Anda, keluarnya cairan dari puting, atau kemerahan atau ruam yang tidak dapat dijelaskan pada payudara Anda. Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda memiliki tanda dan gejala itu," kata dr.See Hui Ti.  

Meski demikian, Anda bisa melakukan pencegahan melalui mammogram atau USG payudara satu minggu sebelum atau selama menstruasi karena hal itu akan mempengaruhi keakuratan tes.  

Pengobatan kanker payudara

dr.See Hui Ti menjelaskan jika seseorang telah terkena kanker payudara, beragam pengobatan bisa dilakukan misalnya dengan melakukan kemoterapi diikuti dengan Letrozole atau bisa juga melalui kemoterapi diikuti dengan Tamoxifen. 

Pengobatan intensif yang dilakukan dengan baik dan tepat, bisa menghancurkan semua sel kanker dan pasien dapat dinyatakan sembuh. Kendati begitu, tak sedikit juga terjadi kasus di mana kanker kembali kambuh.  

Seperti yang dialami penyanyi ternama asal Inggris, Olivia Newton-John. Olivia yang juga membintangi film Grease bersama John Travolta tersebut mengidap kanker payudara pada 1992. Sebagai bagian dari perawatannya, dia menjalani mastektomi dan kemoterapi.  

Setelah melakukan pengobatan tersebut, Olivia dinyatakan sembuh dari kanker payudara.

Dia sempat bermain film dan televisi, serta meluncurkan beberapa album. Namun pada 2017, kanker payudara yang diderita Olivia Newton-John kembali kambuh.  

Sakit di punggung bawahnya ternyata disebabkan oleh kanker payudara yang kambuh. Akibat penyakit tersebut, Olivia meninggal dunia pada 8 Agustus 2022 dalam usia 73 tahun di kediamannya di Santa Ynez Valley, California.  

Penyebab kanker payudara kembali kambuh 

Lantas, kenapa kanker payudara bisa kembali kambuh? Satu di antara penyebab kanker bisa kembali kambuh adalah karena pengobatan awal tidak sepenuhnya menghilangkan atau menghancurkan semua sel kanker.  

Ini bisa terjadi ketika sel kanker terlalu kecil untuk terlihat atau jika mikrometastasis terjadi.

Mikrometastasis terjadi ketika beberapa sel kanker, terlalu sedikit untuk diambil pada pemindaian, hingga mengakibatkan bisa menyebar ke lokasi baru.  

Sebagian besar waktu, jika Anda didiagnosis menderita kanker untuk kedua kalinya, itu adalah kekambuhan daripada kanker kedua. Kanker kedua jarang terjadi tetapi bisa terjadi.  

Karena kanker memang kambuh, dokter seringkali enggan mengatakan kanker telah sembuh. Namun, secara umum, semakin lama mantan pasien bebas dari kanker, semakin besar kemungkinan dia dianggap sembuh.  

Namun, kasus Olivia Newton-John menunjukkan bahwa kanker dapat kembali bahkan beberapa dekade kemudian. Peluang untuk kemungkinan kembali kambuhnya kanker payudara tergantung pada tingkatan kanker payudara.  

Untuk diagnosis kanker payudara Tahap IA dan IB kemungkinan kembali kambuh hanya 12 sampai 35 persen, tahapan IIA dan IIB sebesar 25 sampai 50 persen, sedangkan Tahap IIIA dan IIIB adalah 50 persen ke atas.  

Pilihan pengobatan yang dilakukan tergantung pada jenis kanker yang Anda miliki.

Pilihannya biasanya sama dengan saat Anda pertama kali didiagnosis menderita kanker, seperti menjalani kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan imunoterapi adalah pengobatan yang memungkinkan.  

Rencana perawatan yang tepat akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk tujuan perawatan Anda, jenis kanker yang Anda miliki, seberapa banyak penyebarannya, perawatan yang pertama kali Anda terima, efek samping dari perawatan tersebut, dan kondisi kesehatan Anda saat ini.  

Adapun kanker stadium lanjut di mana penyembuhan tidak mungkin dilakukan, tujuan pengobatan hanya untuk meringankan gejala, memastikan kualitas hidup yang tinggi, dan memperpanjang peluang hidup. Dokter juga hanya bisa berharap menghentikan atau memperlambat perkembangan penyakit. (RO/OL-09).

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat