Dokter Spesialis Paru Butuh Komitmen Kuat untuk Sembuh dari TBC
Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jawa Tengah Indah Rahmawati SpP mengatakan pengobatan tuberkulosis atau TBC membutuhkan komitmen yang kuat dari pasien agar dapat berjalan dengan baik hingga tuntas.
"Karena jangka waktu pengobatan yang cukup lama yakni 6-9 bulan maka diperlukan komitmen yang kuat dari pasien dan dukungan dari keluarga," kata Indah Rahmawati ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu menjelaskan dukungan dari keluarga menjadi hal yang sangat penting untuk mendorong penderita agar tetap patuh minum obat. "Keluarga dapat memberikan semangat dan mengingatkan penderita mengenai jadwal minum obat," katanya.
Menurut dokter yang praktik di sejumlah rumah sakit di Purwokerto itu, edukasi kepada masyarakat, khususnya kepada keluarga dan penderita, perlu terus ditingkatkan bahwa meskipun TBC merupakan penyakit menular tetapi mudah dicegah dan juga disembuhkan.
"Masyarakat, khususnya keluarga dan juga penderita TBC, perlu terus diingatkan bahwa TBC mudah disembuhkan dan salah satu kunci utamanya agar bisa sembuh adalah kepatuhan minum obat, pengobatan hingga tuntas," katanya.
Kendati demikian dokter Indah juga mengingatkan bahwa efek samping obat bisa terjadi dan harus diwaspadai selama pasien menjalani pengobatan. "Efek samping diantaranya adalah mual, muntah, gatal, kesemutan, nyeri sendi karena asam urat meningkat," katanya.
Kendati demikian, kata dia, efek samping yang terjadi sangat bisa ditangani dan diatasi dengan baik selama pasien rutin melakukan kontrol dan konsultasi. "Kontrol rutin dan konsultasi diperlukan agar dokter yang menangani penderita TBC dapat langsung melakukan langkah-langkah lanjutan untuk mengatasi efek samping akibat obat," katanya.
Sementara itu Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto mengatakan masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya penanggulangan TBC.
"Masyarakat juga dapat berperan dalam penanganan kasus berbasis komunitas dan juga berperan dalam menyebarluaskan informasi mengenai penyakit TBC kepada sesama masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya," kata Agus. (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
27 Jemaah Haji Embarkasi Solo Dipulangkan karena Demensia hingga TBC
Lonjakan Kasus TB Terjadi Karena Minim Deteksi
Heru Perbolehkan pasien TBC non KTP DKI Berobat di Jakarta
Anggaran 5 Persen APBD untuk Kelurahan Diyakini Bisa Tuntaskan Persoalan TBC
Kepastian Keberlanjutan Pengobatan TBC Bagian dari Upaya Melindungi setiap Warga Negara
WHO Ungkap Skrining Tb Lebih Efektif Digabung dengan Terapi Pencegahan Tuberkolosis
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap