visitaaponce.com

PB IDI Investigasi Kematian Misterius Dokter Mawartih Susanty di Nabire

PENGURUS Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya dr Mawartih Susanty, SpP di rumah dinasnya di daerah RSUD Nabire, Papua, pada Kamis (9/3). Dari ucapan duka sejawatnya di media sosial, sang dokter ditemukan dalam keadaan mulut berbusa.

"Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi seluruh anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan juga keluarga dan teman serta semua orang yang mengenal almarhumah. Kami semua bangga dengan sejawat dokter Mawar, dedikasi yang luar biasa dalam pengabdian profesinya. Selamat jalan sejawat terbaik, jasa dan pengabdian sejawat akan selalu dikenang," ucap Ketua PB IDI DR dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT, dalam pernyataan resminya, Sabtu (11/3).

Saat ini, jenazah dokter Mawartih sudah diterbangkan dari Nabire ke Makassar dan tengah diotopsi atas ijin keluarga. PB IDI sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Ketua IDI Cabang Nabire dan Ketua IDI Wilayah Papua dan akan terus mengawal investigasi penyebab kematian almarhumah dr Mawartih. "Mengenai informasi penyebab kematian yang beredar di media dan sosial media, kami meminta seluruh pihak untuk menunggu pengumuman hasil otopsi untuk menghindari misinformasi,” kata Adib.

Baca juga : IDI Kenang Abdoel Rivai sebagai Dokter Perintis Pers Indonesia

Dokter Oktovianus Saranga, SpOG, Ketua IDI Cabang Nabire mengaku sangat berduka kehilangan almarhumah yang sudah berdinas  sejak 5 tahun lalu di Nabire.

"Beliau tidak hanya dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire. Beliau banyak berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan edukasi yang diadakan oleh IDI maupun pemerintah setempat. Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau,” tuturnya.

Dari kejadian ini, PB IDI kembali mengingatkan pemerintah, bahwa perihal jaminan keamanan dan keselamatan ini sudah diminta kepada pemerintah untuk menjadi perhatian penting.

 

Kemanan Dokter di Wilayah Konflik

Sebelumnya juga ada dokter Soeko yang meninggal saat peristiwa kerusuhan Wamena tahun 2019 serta kekerasan yang terjadi pada sejumlah tenaga kesehatan dan penyerangan pada fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang, Papua pada 2021.

PB IDI meminta kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah terutama di wilayah konflik untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada para tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut.

“Hal penting untuk mengatasi  kendala dalam pemerataan dokter terutama dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah konflik. Selain itu, pemerintah juga perlu memperbaiki infrastruktur termasuk akses menuju fasilitas kesehatan sehingga baik tenaga kesehatan dokter maupun masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan lebih baik," cetus dokter Adib.

PB IDI, imbuhnya, akan selalu menjadi mitra strategis pemerintah untuk mendorong berkembangnya layanan kesehatan di Indonesia. Namun, kendala pemerataan dokter spesialis di daerah terutama wilayah terpencil akan sulit diatasi apabila hal-hal seperti jaminan keamanan dan keselamatan serta akses infrastruktur tidak diperbaiki oleh pemerintah. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat