visitaaponce.com

Masuk UGM Lewat SNBT, Persaingan Terketat Ternyata bukan di Prodi Kedokteran

Masuk UGM Lewat SNBT, Persaingan Terketat Ternyata bukan di Prodi Kedokteran
Universitas Gadjah Mada(ugm.ac.id)

UNIVERSITAS Gadjah Mada, Kamis (13/6), mengumumkan sebanyak 2.830 peserta Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) dinyatakan lolos dan diterima sebagai hasiswa baru. Mereka ini diterima di 93 prodi, 71 prodi  sarjana (S1) dan 22 prodi sarjana terapan (Sekolah Vokasi/D-4).

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof Wening Udasmoro mengatakan jumlah yang diterima lewat jalur SNBT sebanyak 2.830 orang yang merupakan hasil seleksi dari  jumlah pendaftar yang mencapai 91.926 orang peserta. 

"Total jumlah pendaftar SNBT yang memilih kuliah  di UGM sekitar 91.926 peserta," kata Wening dalam keterangan resmi yang 
dikirim kepada wartawan, Senin (17/6).

Baca juga : UGM Terima 2.826 Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2023

Secara umum, ujarnya, rerata tingkat keketatan seleksi masuk UGM lewat jalur SNBT ini sebesar 3,08%.

"Persentase tingkat keketatan ini diambil dari persentase perhitungan dari jumlah pendaftar dengan tingkat daya tampung. Semakin besar persentase rerata tingkat keketatan seleksi maka daya saing makin rendah. Sebaliknya semakin kecil angka persentase keketatan maka tingkat persaingan semakin tinggi," kata Wening.

Ia mengungkapkan, dari 93 prodi di UGM, ada 30 prodi yang terketat di jalur SNBT.  

Baca juga : Indonesia Berpotensi alami Tsunami Penyakit Akbat Gangguan Metabolisme

Dari empat klaster bidang ilmu yakni Agro, Kesehatan dan Kedokteran, Saintek, dan Soshum pada program Sarjana, Wening menyebutkan lima prodi dengan tingkat keketatan tertinggi untuk klaster Kesehatan dan Kedokteran, yakni prodi Kedokteran 1,39%, prodi Gizi 2,75%, Ilmu Keperawatan 3,06%, Kedokteran Gigi 3,33% dan Farmasi 3,59%.

Selanjutnya untuk klaster Saintek, ada prodi Teknologi Informasi 1,60%, Ilmu Komputer 1,97%, Arsitektur 2,54%, Teknik Sipil 2,92% dan Teknik Industri 2,94%. 

Untuk kluster Agro, lima prodi dengan tingkat keketatan tertinggi  yakni Prodi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian sebesar 
3,25%, diikuti Prodi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 5,59%, Penyuluh dan Komunikasi Pertanian 7.41%, Proteksi Tanaman Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan 7,54% dan Mikrobiologi Pertanian 8,21%.

Baca juga : Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-Nilai Pancasila 

Sedangkan untuk kelompok klaster Soshum, lima prodi keketatan tertinggi adalah Prodi Ilmu Komunikasi 1,49%, Ilmu Hubungan Internasional 1,62%, Psikologi 1,69%, Manajemen 1,73% dan Akuntansi 1,94%.

Sedangkan untuk jenjang program Sarjana Terapan di Sekolah Vokasi UGM tercatat lima prodi klaster Saintek dengan rerata tingkat keketatan tertinggi ada pada Prodi Manajemen Informasi Kesehatan 0,95%, Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil 1,27%,Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak 1,34%, Teknologi Rekayasa Mesin 1,94% dan prodi Pengelolaan Hutan 1,95%. Adapun lima prodi di klaster Soshum, yakni Prodi Akuntansi Sektor Publik 0,83%, Bahasa Inggris 0,91%, Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi 1,19%, Bahasa Jepang untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional 1,33%, dan Prodi Perbankan 1,40%.

IPI hanya untuk mahasiswa baru seleksi mandiri

Sementara itu, Sekretaris Universitas (SU) UGM Andi Sandi mengatakan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa baru yang diterima lewat jalur SNBT tidak mengalami kenaikan atau sama dengan besaran UKT yang berlaku 2023/2024.  

Baca juga : Work From Home Tingkatkan Risiko Cedera Tulang Belakang

"Tidak ada kenaikan atau sama dengan tahun lalu," katanya.

Sedangkan mengenai Iuran Pengembangan Institusi atau IPI, Sandi menjelaskan, UGM hanya menerapkan IPI bagi calon mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri 2024 dan masuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul.

Dikatakan, IPI tidak dibebankan kepada mahasiswa baru yang masuk melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri yang masuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi.  

"IPI dibayarkan satu kali sepanjang masa perkuliahan dengan besaran Rp20 juta untuk kelompok bidang ilmu Sosial dan Humaniora dan Rp30 juta untuk kelompok bidang ilmu Sains, Teknologi, dan Kesehatan," katanya.

Namun, imbuh Sandi, penerapan UKT dan IPI ini diharapkan tidak menghambat calon mahasiswa untuk terus melanjutkan pendidikan di UGM. 

Selain itu, UGM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk membayar IPI dengan cara mengangsur.

Ditambahkan mahasiswa yang masuk dalam kelompok UKT 1 dan UKT 2 masih termasuk dalam kelompok UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi yang dikenakan tarif sebesar nol rupiah alias gratis. 

Selanjutnya bagi mahasiswa baru yang masuk kategori UKT 3 hingga UKT 5 jumlahnya bervariasi karena masuk dalam kelompok UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi dari 75%, 50% hingga 25%.

Berbeda dengan mahasiswa yang masuk dalam UKT Kelompok 6 atau UKT Pendidikan unggul. Tarif UKT 6 tertinggi ada pada prodi Kedokteran, prodi Kedokteran Gigi, dan Prodi Kedokteran Hewan sebesar Rp24.700.000 dan terendah pada prodi Filsafat dan Sosiologi sebesar Rp7.557.000. 

Penentuan UKT mengacu pada Indeks Kemampuan Ekonomi (IKE) dari profil keluarga orangtua mahasiswa baru. Adapun indikator IKE meliputi penghasilan orangtua, jumlah tanggungan keluarga, SPT Tahunan, dan daya listrik. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat