visitaaponce.com

Dendeng Manihot, Kreasi PWMP Mahasiswa Polbangtan Bogor

Dendeng Manihot, Kreasi PWMP Mahasiswa Polbangtan Bogor
Dendeng Manihot, olahan daun singkong dalam varian original dan balado(dok.ist)

REGENERASI petani dan penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian RI. Upaya tersebut dilakukan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor yang terpilih mengikuti program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) dari Kementan.

Mereka adalah Zetha Zahara Humaira Boru Tampubolon, Bunga Cinta Putri Arrahman, Elisa Intan Purnamasari, Nia Dianti, dan Fajri Maulana Triyadi bergabung menjadi satu kelompok. Kelimanya adalah mahasiswa/i tingkat dua Jurusan Pertanian yang membuat produk makanan ringan dari daun singkong.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Polbangtan akan menghadirkan para petani milenial yang berkualitas.

"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," katanya.

Menurut Mentan Syahrul pendidikan vokasi harus menciptakan generasi milenial yang memiliki karakter seorang petarung, tidak mudah menyerah, dan memiliki jiwa yang tangguh.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

 “Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern," katanya.

Tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata Dedi Nursyamsi, juga orientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian.

Hal serupa dikemukakan Direktur Polbangtan Bogor, Syaifuddin Anwar tentang komitmen pihaknya mengembangkan petani milenial dan wirausahawan muda pertanian melalui PWMP.

Capaian yang patut dikedepankan adalah Dendeng Manihot, nama produk makanan ringan dari daun singkong. Pembuatannya menggunakan bahan dasar daun singkong, tepung, telur dan bumbu-bumbu rempah yang diolah melalui beberapa proses yakni daun singkong direbus dijadikan adonan, kemudian dikukus dan digulung.

Zetha Zahara Humaira mengatakan Dendeng Manihot menawarkan dua varian rasa yakni Original dan Balado, dalam satu hari pengerjaan kelompok PWMP ini mampu memproduksi hingga 30 pieces Dendeng Manihot.

”Pernah paling banyaknya, waktu itu kami berlima berhasil membuat hingga 70 pieces selama dua hari,” kata Zetha, selaku perwakilan dari Kelompok PWMP ini.

Harga yang ditawarkan untuk satu pieces Rp15.000 untuk rasa Original dan Rp20.000 untuk rasa Balado, ”kami hanya mengambil keuntungan Rp3.000 per  pieces-nya.”

Kegiatan pemasaran masih dilakukan di dalam kampus, setelah melakukan u
ji coba, Dendeng Manihot rasa Original tahan hingga satu bulan, sementara rasa Balado mampu bertahan hingga dua minggu.

Zetha mengungkapkan ada beberapa tantangan yang dihadapi olehnya dan teman-teman kelompoknya dalam menjalankan usaha ini, utamanya waktu produksi yang terbatas, sementara permintaan cukup banyak.

“Kami masih aktif mengikuti perkuliahan, sehingga agak kelimpungan untuk memenuhi pesanan di sela tugas dan praktik kuliah. Juga proses pembuatan terbilang cukup rumit hingga membutuhkan banyak waktu," kata Zetha. (N-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat