IDI Kecam Pemberhentian Prof Zainal Muttaqin dari RS Kariadi
![IDI Kecam Pemberhentian Prof Zainal Muttaqin dari RS Kariadi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/aff207a45184555a9d415dfcace9ac02.jpg)
PENGURUS Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyesalkan pemberhentian Prof Zainal Muttaqin dari RSUP Kariadi, Semarang.
Menurut IDI, sesuai dengan hak warga negara yang dilindung UUD 1945, warga memiliki kebebasan berpendapat, mengeluarkan pikiran sebagai akademis dan intelektual yang seharusnya tidak disikapi dengan cara-cara yang sangat disayangkan.
"Beliau termasuk Dokter Bedah Saraf dengan kekhususan yang langka di bidang keilmuan Epilepsi yang sangat dibutuhkan masyarakat. Beliau selama ini aktif sebagai pengajar menghasilkan Dokter Spesialis Bedah Saraf yang jumlahnya masih sangat sedikit di Indonesia," ungkap PB IDI dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Senin (24/4).
Baca juga: Disomasi, Menkes Ajak Forum Dokter Berdiskusi
Ketua Umum PB IDI Moh Adib Khumaidi kemudian mengatakan, “PB IDI melalui Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) PB IDI dan IDI Wilayah Jawa Tengah akan melakukan pendampingan hukum, dan memperjuangkan hak-hak sebagai anggota IDI dan warga negara Indonesia.”
Prof Zainal Muttaqin disebut diberhentikan oleh RSUP Kariadi karena tulisan-tulisannya di sebuah portal berita yang mengkritik Kementerian Kesehatan.
Padahal, tulisan Prof Zaninal tidak hanya mengkritik Kemenkes namun juga menjelaskan banyak kesalahpahaman publlik pada organisasi profesi dan situasi kesehatan di Indonesia.
Baca juga: PB IDI: RUU Kesehatan Mengurangi Peran Organisasi Profesi Kesehatan
Ketua IDI Wilayah Jawa Tengah Djoko Handojo mengatakan, “Masalah ini semestinya dapat didiskusikan secara kekeluargaan terlebih dahulu oleh oleh semua pihak yang terlibat. Beliau bukan hanya sejawat kami, tetapi juga Guru Besar dan Dokter Spesialis Bedah Saraf yang pengorbanannya sangat besar dalam menangani pasien-pasien yang membutuhkan bantuan operasi saraf selama masa kritis pandemi covid-19 lalu.”
Djoko menambahkan, “Semestinya pemerintah tidak boleh melupakan pengorbanan para dokter dan semua tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi covid-19. KIta semua pernah bersama-sama bahu membahu hingga bisa mencapai situasi seperti sekarang. Janganlah jasa-jasa beliau dan juga tenaga kesehatan lainnya juga organisasi profesi dilupakan hanya karena kritik yang bertujuan agar pemerintah kita menjadi lebih baik lagi.”
PB IDI juga menekankan bahwa Prof Zainal Muttaqin juga merupakan satu dari lima pakar bedah epilepsi di Indonesia sehingga pasien epilepsi di Indonesia bisa menjadi lebih baik.
Sepatutnya, lanjut PB IDI, pemerintah maupun pihak RS Kariadi menghargai jasa Prof Zainal Muttaqin baik sebelum dan selama pandemi covid-19, maupun masa-masa sekarang ini. Apalagi pemerintah Indonesia mengusung prinsip demokrasi yang berasaskan Pancasila.
Para dokter juga merupakan bagian dari rakyat yang berhak menyuarakan kegelisahannya. Upaya pembungkaman yang dilakukan pejabat pemerintah Kementerian kesehatan RI melalui pemberhentian Prof Zainal Muttaqin mencederai proses demokrasi yang didengungkan oleh pemerintah sendiri.
“Mudah-mudahan tindakan-tindakan represif seperti ini tidak berlanjut yang akan memperkeruh keadaan dan yang akan dirugikan adalah pasien-pasien dan peserta didik beliau dan masyarakat pada umumnya,” kata Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari Fahrial Syam. (RO/Z-1)
Terkini Lainnya
Jangan Sampai Gaji Dokter Asing Lebih Tinggi dari Lokal
Kemenkes Nyatakan tidak Terlibat Pemberhentian Dekan Unair yang Tolak Dokter Asing
Kenali Gejala Autisme pada Anak untuk Penanganan Tepat
Pelaku Mutilasi Garut Diduga ODGJ
Pemecatan Dokter Bedah, Ombudsman: Kritik RUU Kesehatan Adalah Hak Demokrasi
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap