visitaaponce.com

Rukun dan Syarat Sah Haji, Calon Jamaah Wajib Tahu

Rukun dan Syarat Sah Haji, Calon Jamaah Wajib Tahu
Rukun haji dan syarat sah haji(MI/RAMDANI)

RUKUN Islam yang terakhir adalah untuk melaksanakan ibadah haji. Rukun ini tidak diwajibkan untuk dilakukan semua umat muslim, namun diwajibkan untuk orang yang mampu secara materi dan juga secara fisik.

Haji merupakan berasal dari bahasa Arab ‘hajj’ yang dalam bahasa Indonesia mengunjungi atau menuju. Namun banyak juga yang mengartikan kata haji sebagai ziarah islam tahunan. Ziarah tersebut dilakukan di kota Mekah, Arab, kota paling suci bagi umat Islam. Kata ‘haji’ ini mirip dengan bahasa ibrani yang memiliki bunyi sama dan memiliki arti ‘hari libur’.

Syarat-syarat Haji

Baca juga: 121.734 Ribu Orang Sudah Lunas Biaya Perjalanan Ibadah Haji

-    Beragama Islam
-    Berakal sehat
-    Sehat secara jasmani dan rohani. Sehat dan kuat untuk menjalankan ibadah haji, memahami ritual haji dan kesiapan mental karena ibadah haji merupakan ibadah yang dilakukan selama berhari-hari.
-    Baligh, mencapai usia dewasa
-    Merdeka, bukan seorang budak
-    Mampu, baik secara fisik, mental dan juga materi. Ibadah haji akan membutuhkan biaya perjalanan yang tidak murah. Jika seseorang harus menjual satu-satunya sumber kehidupan yang dimiliki, maka hal itu tidak dibolehkan karena akan mendatangkan banyak mudharat bagi seseorang tersebut dan keluarganya. Selain itu, orang yang ingin melaksanakan ibadah haji juga harus menyiapkan biaya hidup untuk keluarga yang ia tinggalkan di rumah.

Baca juga: Kemenag Pastikan Katering Jemaah Haji 30% Harus Produk Indonesia

Rukun Haji

Maksud dari rukun ini adalah rukun pelaksanaan ibadah Haji dalam Islam, berikut penjelasannya:

1.    Ihram – sebuah keadaan khusus atau keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Awal pelaksanaan ihram diawali dengan menyatakan niat dan mengenakan pakaian berwarna putih secara menyeluruh sebagai simbol kesucian dan kebersihan. Pada laki-laki, pakaian tersebut terdiri dari dua kain putih, yang satu dililitkan pada pinggang hingga bawah lutut dan yang lainnya disampirkan di bahu kiri. Sementara itu, perempuan dapat menggunakan pakaian yang menutup aurat, namun harus memastikan bahwa wajah dan tangan tetap terlihat.

2.    Wukuf – ritual untuk berdiam diri. Selama masa wukuf di Padang Arafah, jamaah bukan hanya diam begitu saja tanpa memikirkan apa pun namun, disarankan untuk senantiasa mengingat Allah dan berdoa sejak matahari terbenam hingga terbit di hari berikutnya. Peristiwa wukuf ini dijadwalkan berlangsung mulai tanggal 9 hingga 10 Dzulhijjah.

3.    Tawaf – ritual yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi ka’bah berlawanan arah jarum jam. Setibanya di Masjidil Haram, jamaah harus melaksanakan tawaf kedatangan. Saat melakukan tawaf, jamaah dapat mencium atau menyentuh Hajar Aswad sambil berdoa dan mengelilingi Ka'bah. Namun, jika terlalu ramai untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad, jamaah dapat menunjuk batu itu dengan tangan mereka sebagai gantinya. Selama melakukan tawaf, jamaah dilarang makan, tetapi diperbolehkan untuk minum karena kondisi fisik yang dapat mengalami kelelahan atau dehidrasi karena kerumunan orang yang banyak. Laki-laki dianjurkan untuk berjalan cepat dalam tiga putaran awal sebelum melanjutkan dengan berjalan santai. Setelah menyelesaikan tawaf, jamaah segera melaksanakan salat dua rakaat di Makam Nabi Ibrahim yang terletak di dekat Ka'bah. Namun, karena jumlah jamaah haji yang banyak dari berbagai negara, salat dua rakaat tersebut dapat dilaksanakan di dalam masjid. Setelah salat, jamaah biasanya minum air dari sumur Zamzam yang terdapat di sekitar masjid.

4.    Sa’i – lari-lari kecil atau berjalan di antara bukit Safa dan Marwah sebanyak 7 kali.

5.    Tahallul – Setelah menyelesaikan Sa'i, jamaah laki-laki akan mencukur atau merapikan rambut mereka, sedangkan jamaah perempuan cukup memotong rambut mereka sedikit. Proses ini disebut Tahallul. Setelah menyelesaikan Tahallul, semua larangan dalam haji dapat dilakukan kecuali hubungan suami istri. Tahallul dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah jamaah melaksanakan ritual melempar batu pada jumrah, yang disebut lontar jumrah. Lontar jumrah dimaksudkan untuk mengingatkan jamaah haji bahwa iblis selalu berusaha menggagalkan upaya orang-orang beriman yang bermaksud melakukan kebaikan.

6.    Tertib – Jamaah haji harus melakukan seluruh rangkaian ibadah secara tertib dan berurutan, dimulai dari ihram hingga Tahallul atau mencukur rambut.

Rukun haji merupakan hal yang sangat penting bagi umat Islam karena merupakan kewajiban dalam Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu secara finansial dan fisik untuk melaksanakan ibadah Haji. Melalui pelaksanaan rukun haji, seorang muslim dapat memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT dan meningkatkan spiritualitasnya.

Keutamaan Haji 

-    Haji adalah amalan yang afdol 
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah, ia berkata

‎سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ  مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ 

“Nabi SAW ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi Muhammad SAW.”
 
-    Bagi siapa yang melakukan ibadah haji maka akan dibalas dengan surga 
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

‎وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.”
 
-    Haji termasuk jihad di jalan Allah SWT 
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Aisyah, ia berkata,

‎يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ « لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ 

“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi SAW.”
 
-    Haji dapat menghapus dosa-dosa 
Selain mendapatkan jaminan surga, haji bisa menghapuskan dosa-dosa bagi hamba yang menjalankannya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

‎عن أبي هريرة قالَ: سَمِعْتُ رسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقولُ: منْ حجَّ فَلَم يرْفُثْ، وَلَم يفْسُقْ، رجَع كَيَومِ ولَدتْهُ أُمُّهُ. متفقٌ عَلَيْهِ

“Siapa yang melakukan haji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.”
 
-    Haji bisa menghilangkan kefakiran di dalam diri 
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda,

‎تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat