visitaaponce.com

Masyarakat Diajak Mewaspadai Bahaya Virus Marburg

Masyarakat Diajak Mewaspadai Bahaya Virus Marburg
Pakar kesehatan meminta masyarakat untuk waspada akan virus marburg yang sempat mewabah di Afrika. (CDC)

MASYARAKAT diajak mewaspadai virus Marburg yang sedang banyak diperbincangkan. Apalagi, tingkat kematian akibat virus itu mencapai 88%.

"Penting bagi masyarakat untuk mewaspadainya dan melakukan tindakan pencegahan," kata Pakar Kesehatan Johan Indra Lukito dalam keterangannya, Rabu (17/5).

Johan mengatakan virus Marburg telah teridentifikasi sejak 1967. Virus itu bahkan sempat menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika.

Baca juga : Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika

"Masa inkubasi bervariasi antara dua hingga 21 hari. Gejala muncul secara tiba-tiba umumnya berupa demam, sakit kepala, badan terasa pegal, dan nyeri otot," ujar dia.

Johan menyebut gejala itu dapat disertai diare, nyeri dan kram perut, mual dan muntah, dan mata merah. Kemudian muncul bintik-bintik merah di kulit.

"Selama lima hingga 13 hari setelah timbulnya penyakit, penderita akan semakin lemah, sesak napas, dan mengalami bengkak di tubuh," papar Medical Department PT Kalbe Farma Tbk itu.

Baca juga : Gorilla Kedua Lahir dalam Tempo Sebulan di Kebun Binatang London

Johan menuturkan gangguan kesadaran juga bisa terjadi seperti kebingungan atau mudah tersinggung. Selanjutnya, gejala perdarahan timbul seperti mimisan, gusi berdarah, buang air besar berdarah, dan muntah berdarah.

"Virus Marburg dapat menular melalui cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi, seperti darah, air liur, keringat, urin, dan feses," ucap dia.

Virus itu bisa mengakibatkan banyak organ terganggu mulai dari pankreas, hati, dan ginjal. Kejang-kejang hingga koma dapat terjadi pada kondisi yang semakin kritis.

Baca juga : Jokowi Disebut Sukses Menginspirasi Afrika

"Dalam kasus yang fatal, kematian umumnya terjadi antara delapan dan sembilan hari setelah timbulnya gejala," jelas Johan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat