Masyarakat Diajak Mewaspadai Bahaya Virus Marburg
![Masyarakat Diajak Mewaspadai Bahaya Virus Marburg](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/0111c574dcd284acc85de43e3915f47a.jpg)
MASYARAKAT diajak mewaspadai virus Marburg yang sedang banyak diperbincangkan. Apalagi, tingkat kematian akibat virus itu mencapai 88%.
"Penting bagi masyarakat untuk mewaspadainya dan melakukan tindakan pencegahan," kata Pakar Kesehatan Johan Indra Lukito dalam keterangannya, Rabu (17/5).
Johan mengatakan virus Marburg telah teridentifikasi sejak 1967. Virus itu bahkan sempat menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika.
Baca juga : Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
"Masa inkubasi bervariasi antara dua hingga 21 hari. Gejala muncul secara tiba-tiba umumnya berupa demam, sakit kepala, badan terasa pegal, dan nyeri otot," ujar dia.
Johan menyebut gejala itu dapat disertai diare, nyeri dan kram perut, mual dan muntah, dan mata merah. Kemudian muncul bintik-bintik merah di kulit.
"Selama lima hingga 13 hari setelah timbulnya penyakit, penderita akan semakin lemah, sesak napas, dan mengalami bengkak di tubuh," papar Medical Department PT Kalbe Farma Tbk itu.
Baca juga : Gorilla Kedua Lahir dalam Tempo Sebulan di Kebun Binatang London
Johan menuturkan gangguan kesadaran juga bisa terjadi seperti kebingungan atau mudah tersinggung. Selanjutnya, gejala perdarahan timbul seperti mimisan, gusi berdarah, buang air besar berdarah, dan muntah berdarah.
"Virus Marburg dapat menular melalui cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi, seperti darah, air liur, keringat, urin, dan feses," ucap dia.
Virus itu bisa mengakibatkan banyak organ terganggu mulai dari pankreas, hati, dan ginjal. Kejang-kejang hingga koma dapat terjadi pada kondisi yang semakin kritis.
Baca juga : Jokowi Disebut Sukses Menginspirasi Afrika
"Dalam kasus yang fatal, kematian umumnya terjadi antara delapan dan sembilan hari setelah timbulnya gejala," jelas Johan. (Z-3)
Terkini Lainnya
Terinspirasi dari Perjalanan Keliling Afrika, PJ Morton Rilis Album Cape Town to Cairo
Komunitas Internasional Dianggap Gagal Cegah Genosida di Rwanda
Turki, Iran, dan Maroko berebut pengaruh di Sahel Afrika
Ironi Libia, Negara Kaya Minyak yang Terus Dilanda Krisis
19 Orang Tewas Diserang Buaya di Tanzania dalam Kurun 5 Tahun Terakhir
Laut Merah Masih Jadi Rute Terbaik Kapal Tanker Minyak Dunia
Diagnosis Masih Tertinggal, 30% Kematian Anak pada Awal Kehidupan Disebabkan Penyakit Langka
Jangan Salah! Ini Perbedaan Graves dan Struma Basedow
Begini Strategi Pola Makan yang Tepat dalam Mengatasi Penyakit Graves dan TED
8 Gejala Flu Singapura yang Harus Diwaspadai dan Cara Penanganannya
Penyakit Pembuluh Darah: Jenis, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya
Echovirus 11 Merebak di Eropa, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap