visitaaponce.com

Harkitnas Jadi Momentum Wujudkan Generasi Unggul

Harkitnas Jadi Momentum Wujudkan Generasi Unggul
Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Ojat Darojat M.Bus, Ph.D.(DOK UNIVERSITAS TERBUKA)

HARI Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei merupakan momentum yang tepat untuk mengingatkan betapa pentingnya setiap warga negara Indonesia, khususnya anak muda saat ini untuk menyiapkan diri mengisi pembangunan bangsanya menuju masa depan yang lebih baik.

Sejarah telah membuktikan peran anak muda adalah sentral dalam menghadapi berbagai tantangan zamannya. Sumber daya manusia Indonesia sudah saatnya diisi oleh generasi muda yang handal di segala bidang.

Merekalah yang akan meneruskan upaya-upaya pemajuan bangsa Indonesia  agar bisa berdiri sejajar dengan negara-negara maju. Generasi penerus ini tidak boleh lelah dalam menghadapi tantangan berbangsa dan bernegara yang kian berat.

Baca Juga: Usung Konsep TRUST, Ucu Cahyana Bertekad Bawa UNJ Jadi PT Kelas Dunia

Dalam rangka memeringati Harkitnas 2023, wartawan Media Indonesia Dinda Shabrina berkesempatan mewawancarai Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Ojat Darojat M.Bus, Ph.D seputar peran strategis generasi muda dalam menyiapkan masa depan bangsa. 
Berikut petikan wawancaranya:

Tantangan Indonesia semakin berat memasuki­ masa emas setelah kemerdekaan. Apa yang mesti disiapkan oleh entitas pendidikan tinggi kita? Bagaimana SDM Indonesia yang kini didominasi generasi Z harus menyikapi momentum Harkitnas?
Pendidikan tinggi di Indonesia, tidak ada pilihan, harus menghasilkan lulusan yang berkualitas unggul yang siap bersaing secara global. Bukan hanya mendukung mahasiswa yang sukses secara akademis tetapi membantu mahasiswa agar hidup sukses di te­ngah-tengah masyarakat global.

Untuk itu, generasi Z harus menjadikan Harkitnas sebagai momentum untuk bangkit menjadikan dirinya sebagai mahasiswa yang tangguh menuju self-managed learner dan self-directed learner sesuai dengan passion-nya ma­sing-masing.

Ada anggapan bahwa Gene­rasi Z acuh terhadap kondisi berbangsa saat ini, bagaimana menurut Anda?
Saya justru melihat mereka dari framing yang positif. Berdasarkan pengalaman di kampus UT, mereka memiliki kemampuan adaptasi yang sangat tinggi, lebih terbuka pada perubahan dan kemajuan. Sebagai pendidik, kita harus membantu dan mengawal mereka agar bisa menghadapi masalah yang sedang dihadapi bangsa ini sebagai momentum untuk mengembangkan dirinya yang berpikir global dan bertindak lokal.

Globalisasi telah terjadi dan Indonesia harus menghadapi persaingan ketat di segala bidang, apa yang musti disiapkan, selain SDM dan bagaimana seharusnya pemerintah menyikapi hal ini?
Persaingan yang semakin ketat dan kelangsungan hidup bangsa di depan akan sangat tergantung pada human capital. Menghadapi era ini sangat penting bagi seluruh komponen bangsa untuk membangun tatanan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based economy) termasuk di bidang-bidang lainnya.

Indonesia tengah menghadapi masa sulit termasuk masih kecilnya pendanaan di pendidikan tinggi. Apa yang perlu didorong untuk melibatkan masyarakat (swasta) dalam pendanaan pendidikan?
Sebagai insan akademik yang mengabdikan diri di institusi pendidikan tinggi, maka salah satu solusi yang harus diikhtiarkan adalah dengan membangun kekuat­an ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama meningkatkan angka partisipasi pendidikan pendidikan tinggi yang sekarang keadaannya masih ke­tinggalan bila dibandingkan dengan negara tetangga kita, seperti misalnya Malaysia dan Singapura. Akses pendidikan tinggi yang berkualitas harus semakin diperluas agar gene­rasi penerus dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju.

Memasuki Indonesia Emas, menurut Anda bagaimana solusinya di saat Indonesia masih menghadapi ketimpangan ekonomi yang berpengaruh pada segala aspek? Sejauhmana kita menaruh optimisme di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian ini?
Saya sangat optimis. Indonesia akan menjadi negara hebat, menjadi bangsa yang maju. Jika kita memetakan kekuatan dan kelemahan dari resources yang kita miliki di satu sisi dan peluang serta tantangan/ancaman di sisi lain, saya optimis bangsa ini akan lebih maju di masa depan.

UT telah meletakkan platform pendidikan moderen yang kini dilakukan oleh semua perguruan tinggi. Bagaimana kolaborasi ke depan akan di­tingkatkan?
Memang UT sebagai satu-­satunya PTN yang menerapkan single mode distance teaching university, dalam sejarah perkembang­annya selama 38 tahun sangat mengedapkan kerja sama dengan berbagai pihak. Untuk terus maju dan bertumbuh UT harus terus melakukan kolaborasi serta memperkokoh kerja sama yang sudah terjalin. Untuk sukses di masa depan kita tidak bisa hidup sendiri. Kesuksesan hanya bisa kita raih dengan kolaborasi.

Apa saran dan harapan UT terhadap kebijakan pendidikan yang harus diselaraskan dengan generasi Z saat ini?
Tentu saja itu harus kita lakukan. Kebijakan yang mengedepankan pemerataan akses pendidikan tinggi bagi para generasi Z di mana pun mereka berdomisili. Pendidikan itu untuk semua, jangan sampai ada generasi muda yang terhambat ketika mereka ingin meningkatkan kapasitas dirinya melalui pendidikan tinggi.

Selain itu kebijakan pendidikan yang dinamis memungkinkan setiap institusi pendidikan tinggi dapat berkembang sesuai dengan keunggulan bersaing (competitive advantage) yang dimilikinya masing-masing. Kebijakan pemberlakuan Indeks Kinerja Utama (IKU) yang sama untuk seluruh perguruan tinggi, yang berlaku saat ini, kurang memperhatikan dan mempertimbangkan ciri khas dan jati diri UT saat ini. Ini yang harus kita benahi bersama-sama. (S-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat