visitaaponce.com

Hipertensi Sering Disebut Silent Killer, Kenali dan Waspadai

Hipertensi Sering Disebut Silent Killer, Kenali dan Waspadai
Puskesmas Kecamatan Gambir mengadakan Gelato berupa pelatihan berenang kepada penderita diabetes dan hipertensi.(Antara/Fauzan.)

HIPERTENSI adalah salah satu penyakit silent killer karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang atau sering tanpa keluhan. Namun penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.

Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lain. Stroke dan penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia.

Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.

Baca juga: Inilah Penyebab dan Cara Mencegah Hipertensi yang Efektif

Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor, yaitu:

a. Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. 

b. Angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.

Baca juga: Peregangan Turunkan Hipertensi Lebih Baik daripada Berjalan

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg dan/atau angka tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi

Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Berikut penjelasan tentang penyebab hipertensi ini.

a. Hipertensi primer.

Sering kali penyebab hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.

b. Hipertensi sekunder.

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena mengalami kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.

Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

a. Obstruktif sleep apnea (OSA).
b. Masalah ginjal.
c. Tumor kelenjar adrenal.
d. Masalah tiroid.
e. Cacat bawaan di pembuluh darah.
f. Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. 
g. Obat-obatan terlarang.

Gejala hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:

a. Sakit kepala.
b. Mimisan.
c. Masalah penglihatan.
d. Nyeri dada.
e. Telinga berdengung;
f. Sesak napas.
g. Aritmia.

Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:

a. Kelelahan.
b. Mual dan/atau muntah.
d. Kebingungan.
e. Merasa cemas.
f. Nyeri pada dada.
g. Tremor otot.
h. Ada darah dalam urine.

Pencegahan hipertensi

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi.

a. Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.
b. Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5 g setiap hari). 
c. Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
d. Berhenti merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Menjaga berat badan.
g. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
h. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
i. Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam diet. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat