visitaaponce.com

Orangtua Diingatkan Perhatikan Komposisi Gizi Bekal Anak

Orangtua Diingatkan Perhatikan Komposisi Gizi Bekal Anak
Ilustrasi(Freepik)

PERWAKILAN Ahli Gizi Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya, Hilga Tiara Dewi, menjelaskan bahwa membuat bekal bergizi untuk anak tidak harus dengan nasi.

Hilga juga mengingatkan membuat bekal anak juga penting untuk memperhatikan komposisi gizi yang perlu didapatkan agar tetap terpenuhi.

"Pertama kebutuhan karbohidrat, sayur, protein dan buah. Tidak perlu kalau membuat bekal harus bikin nasi terus bikin tumis tempe dan lain-lain. Padahal karbohidratnya bisa dengan jagung rebus, proteinnya dari susu UHT, lalu buah potong," ujar Hilga, dikutip Jumat (28/7).

Baca juga: Ingin Bawa Bekal Nasi dan Mi Goreng? Ini Saran Ahli Gizi

Jika ingin membuat hidangan yang sederhana tanpa memasak banyak lauk, Hilga menyarankan para ibu membuat bihun goreng. Sebab di dalamnya, para ibu bisa menambahkan sayur, serta ayam atau pun telur. Dengan demikian kebutuhan protein, serat, dan karbohidrat anak telah terpenuhi.

Lebih dalam, Hilga juga menjelaskan, membuat bekal untuk anak tidak perlu harus satu kotak penuh. Namun, yang harus diperhatikan adalah komposisi gizi dari isi kotak bekal tersebut.

Orangtua juga perlu mengetahui bahwa kebutuhan gizi setiap anak berbeda-beda. Oleh sebab itulah, penting bagi para orangtua memeriksakan anak secara rutin untuk mengetahui seberapa banyak gizi yang dibutuhkan anak masing-masing.

Baca juga: 5 Makanan Lezat untuk Bekal Perjalanan Mudik 

"Kebutuhan gizi anak itu beda-beda, dari umur 0 bulan sampai kita dewasa itu berbeda, sehingga ada angka kecukupan gizi sesuai dengan masing-masing usia," terang Hilga.

Terkait dengan tumbuh kembang anak balita, orangtua dapat memantaunya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal balita berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) dan berdasarkan jenis kelamin. 

Untuk kurva, KMS pada anak laki-laki berwarna biru dan anak perempuan berwarna merah muda.

Oleh sebab itu Hilga mengingatkan para orangtua untuk mempelajari cara membaca KMS, karena melalui KMS orangtua dapat memantau perubahan anaknya selama tumbuh dan berkembang, mengingat pertumbuhan kurva setiap anak bisa berbeda.

"Dengan pemeriksaan berkala dan memantau KMS, maka orangtua bisa menghindarkan anak dari stunting karena kebutuhan gizi anak bisa terpantau," tutup Hilga. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat