visitaaponce.com

Sadari Pentingnya Deteksi Anemia Sejak Dini

Sadari Pentingnya Deteksi Anemia Sejak Dini
Seperti orang dewasa, anak pun bisa terkena anemia. Yuk deteksi sejak dini dengan mengetahui gejalanya.(MI/Meilani Teniwut)

ANEMIA merupakan suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari nilai normal. Anemia adalah kekurangan sel darah merah, bukan kurang tekanan darah.

Penyakit ini bukan hanya bisa dikenai orang tua, anak -anak pun bisa terserang. Kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Anemia pada anak yang tidak diobati bisa mengakibatkan gangguan tumbuh kembang, hingga memicu komplikasi berbahaya. 

Dampak anemia defisiensi zat besi pada anak

Baca juga: Masalah Makan Sebabkan Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Melansir dari American Family Physician, anak yang mengalami anemia defisiensi zat besi berisiko alami masalah kognitif. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan kecerdasan, dan memengaruhi fungsi tubuh secara normal. 

Anemia defisiensi zat besi dapat terjadi secara bertahap. Pertama, menurunnya jumlah zat besi pada tubuh anak, maka hal ini memengaruhi fungsi otak dan fungsi otot anak yang sedang berkembang.

Baca juga: Begini Cara Mencegah Sariawan Pada Anak agar tidak Menggangu Keceriaan

Menurut situs halaman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang mengalami anemia defisiensi zat besi rentan mengalami masalah pada pertumbuhan, serta perkembangan anak. 

Kondisi ini mampu menurunkan sistem kekebalan tubuh pada tubuh anak, sehingga anak rentan alami infeksi. Anemia defisiensi besi yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan dampak pada penurunan daya konsentrasi anak dan prestasi belajar anak.

Pada tahap tersebut, sel-sel darah merah tidak banyak berubah akibat tubuh menggunakan sebagian besar zat besi untuk membuat hemoglobin. Seiring berjalannya waktu, tubuh mulai membuat lebih sedikit sel darah merah, sehingga timbul anemia.

Pada kasus yang jarang terjadi, anak dengan anemia defisiensi zat besi mengalami gangguan makan yang ditandai keinginan mengonsumsi barang, seperti serpihan cat, kapur, debu, atau kotoran.

Selain anak-anak, anemia defisiensi zat besi rentan dialami remaja putri. Kondisi ini dipicu ketika mereka mengalami menstruasi. 

Ciri Anak yang Anemia

  • Kepala pusing atau berkunang-kunang.
  • Denyut jantung yang cepat.
  • Kulit terlihat pucat, terutama di sekitar tangan, kuku, dan kelopak mata.
  • Anak menjadi lebih rewel.

Bayi yang mengalami kondisi di atas mudah diobati dengan memberikan ASI eksklusif. Bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, ibu bisa memberinya susu formula yang kaya zat besi.

Selain sang anak yang terpenting adalah ASI dari seorang ibu, hal ini diungkapkan dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, yang mengatakan bahwa "Salah satu yang harus kita antisipasi adalah anemia. Karena biasanya saat menyusui itu resiko anemia kurang zat besi itu sangat tinggi, sehingga biasanya kita itu melakukan evaluasi enam bulan atau di dua belas bulan," ucapnya,  Senin (31/7).

Adapun kelompok anak yang rentan mengalami anemia defisisensi zat besi yakni;

  • Anak dengan kelahiran prematur atau berat badan rendah.
  • Anak yang memiliki penyakit kronis.
  • Anak yang memiliki berat badan berlebih.
  • Anak yang kurang mendapatkan asupan nutrisi dan gizi saat MPASI.

Nah, demikian penjelasan tentang anemia terhadap anak. Semoga para orang tua bisa mulai terus menjaga anak-anaknya dengan  memberikan jenis makanan yang tinggi kandungan zat besinya. (Z-3) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat