Pengamat Mahasiswa Sebaiknya Tetap Kerjakan Jurnal Ilmiah
![Pengamat: Mahasiswa Sebaiknya Tetap Kerjakan Jurnal Ilmiah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/c1174e9b5b746b5f5474ee9854683d1e.jpg)
Pengamat Kebijakan Pendidikan Cecep Darmawan tidak setuju dengan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Di dalam beleid itu disebutkan mahasiswa untuk S2 dan S3 bisa dibebaskan dari tugas tesis atau disertasi.
Menurut Cecep, mahasiswa S2 dan S3, terutama jalur akademik, sebaiknya tetap melakukan riset dan tidak mengganti itu dengan penciptaan karya inovatif.
“Saya kurang sepakat ketika bicara S3. Kalau saya S3 mestinya tetap harus disertasi. Kecuali kalau S3 terapan. Kan ada doktor terapan dan doktor akademik. Kalau doktor terapan, oke, lah. Itu bisa dipertimbangkan bentuk lain. Namun, Kalau doktor jalur akademik, harusnya wajib. Kalau di Permendikbudristek itu kan doktor dan doktor terapan, jadi dua-duanya bisa nondisertasi. Itu yang saya kurang sepakat. Harusnya doktor terapan saja yang nondisertasi,” kata Cecep kepada Media Indonesia, Kamis (31/8).
Baca juga: Komisi X DPR: Penghapusan Wajib Skripsi Jadi Langkah Maju Hadapi Modernisasi
Menurutnya, riset wajib dilakukan karena mahasiswa yang menempuh pendidikan S3 di jalur akademik harus bisa menguraikan filosofi keilmuan di bidang mereka. Penguraian filosofi itu hanya bisa dilakukan jika mereka melakukan riset disertasi.
Hal serupa sedianya juga berlaku pada jenjang di bawahnya. Pemerintah harus menerangkan secara jelas bidang pendidikan apa yang membutuhkan skripsi dan yang tidak.
Baca juga: Ditiadakannya Jurnal Ilmiah Jadi Kemunduran Bagi Dunia Pendidikan Indonesia
“Itu harus dipilah juga. Seperti apa yang tidak harus skripsi? Bentuk lainnya itu apa? Misalnya berbasis proyek, ada prototipe, itu harus diperjelas,” imbuhnya.
Cecep juga membantah sejumlah pernyataan yang menyebut skripsi tidak ada fungsinya sama sekali ketika masuk dunia kerja. Menurutnya, ada banyak manfaat yang bisa dieptik dari mengerjakan skripsi.
Di situ, lanjutya, ada proses pembelajaran yang didapat seperti bagaimana merumuskan masalah, mencari data, dan melatih kemampuan analisis.
“Nilai dari skripsi itu tidak sekadar dari yang dihasilkan riset. Ada banyak manfaatnya, tidak hanya hard skill, tetapi juga menuntut soft skill. Apakah bermanfaat untuk dunia kerja? Tentu sangat bermanfaat. Bagaimana dia ulet, disiplin, rajin, tanggung jawab. Itu bagian dari tanggung jawab yang dibawa ke dunia kerja. Salah juga kalau menafsirkan tidak ada manfaatnya di dunia kerja,” tandas Cecep. (Z-11)
Terkini Lainnya
Mahasiswa UNY Raih Gelar Sarjana tanpa Membuat Skripsi
Global Publikasiana Gelar Webinar Skripsi Hack untuk Bantu Mahasiswa
UMY tidak Mensyaratkan Skripsi untuk Kelulusan sejak 2017
Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 terkait Studi S3 Dinilai Tidak Berdasar
Mahasiswa tanpa Skripsi?
Permendikbud 53/2023 Dikhawatirkan Jadi Ladang Cuan Bagi Kampus Nakal
Hasto Kristiyanto Pastikan Kooperatif Jika Kembali Dipanggil KPK
Magister Ilmu Komunikasi Budi Luhur Tawarkan Tugas Akhir Nontesis
Soal Penghapusan Skripsi, Komisi X: Buat Aturan yang Jelas
Ditiadakannya Jurnal Ilmiah Jadi Kemunduran Bagi Dunia Pendidikan Indonesia
Dua Mahasiswa FH UPS Lolos Program Bantuan Penulisan Karya Ilmiah Kemenpora
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap