visitaaponce.com

Mahasiswa UNY Raih Gelar Sarjana tanpa Membuat Skripsi

Mahasiswa UNY Raih Gelar Sarjana tanpa Membuat Skripsi
Sahid Ramandhani, lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, meraih gelar sarjana tanpa harus mengerjakan skripsi.(MI/AGUS UTANTORO)

MAHASISWA jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Sahid Ramandhani, mampu meraih gelar sarjana meski tidak menulis skripsi. Dia juga tidak menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Sahid bisa lulus kuliah tanpa cara biasa berkat mendapat rekognisi atau ekuivalensi tugas akhir dari UNY dan akhirnya bisa lulus dengan waktu studi 3 tahun 5 bulan berpredikat cumlaude tanpa harus mengerjakan skripsi.

Rekognisi atau ekuivalensi itu didapat karena prestasi Sahid di berbagai kompetisi dan salah satunya ialah medali emas yang didapatnya bersama teman-temannya dari Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) Divisi Inovasi Pembelajaran Digital Pendidikan dari Fakultas Teknik dan Departemen Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY.

Baca juga : Putri Perajin Akik Lulus dari UNY dengan Predikat Cum Laude

Sahid dkk juga pernah ikut kompetisi Jasa Raharja Road Safety Innovation (JR Rovation) 2022 di Jakarta. Dia dan tim menjadi satu-satunya delegasi dari UNY yang masuk final dan berhasil menyabet juara 2. Kompetisi tersebut merupakan salah satu kompetisi terbesar yang diikuti oleh Sahid dan timnya. Puncaknya, Sahid mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh BPTI Puspresnas.

Selama mengikuti kuliah, Sahid mengaku aktif di organisasi UKM Riset di tingkat kampus dan mengikuti berbagai kompetisi perombaan dalam berbagai ajang di tingkat nasional. Pengalaman Sahid dan timnya dalam mengikuti kompetisi dimulai dengan mengikuti lomba Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2021 di UNS. Tapi, pada kompetisi tersebut mereka harus puas hanya bisa menjadi finalis.

Sementara untuk KKN, UNY melihat capaian Sahid dan timnya sudah sangat baik saat mampu menembus seleksi Program Kreativitas Mahasiswa dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek. UNY pun membebaskan Sahid dan teman-temannya untuk tidak mengikuti KKN.

Baca juga : UNY Bantah Intimidasi Mahasiswa yang Ungkap Tingginya UKT

Adapun Sahid selama belajar di UNY tidak lah bayar alias gratis karena mendapat beasiswa KIP Kuliah.

Anak Eko Nurcahyono dan Jumini yang berprofesi sebagai seorang buruh itu sebelum kuliah adalah pelajar dari SMKN 2 Pengasih Kulonprogo jurusan Teknik Elektronika Industri tersebut. Saat di SMK, Sahid mengaku tidak punya minat untuk kuliah karena bukan termasuk siswa yang pintar. Terbukti dia hanya peringkat 27 dari 31 siswa.

"Selain itu sebagai anak SMK pastinya lebih memilih untuk bekerja setelah lulus sekolah," kata Sahid, Kamis (6/6).

Baca juga : Kuliah Online, Alternatif Cara Jadi Sarjana Sambil Bekerja

Namun, orangtuanya berkata lain. Mereka berharap Sahid dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan meskipun Sahid sendiri sebenarnya ingin bekerja. "Saya bersikukuh bahwa Sahid harus kuliah," tegas Jumini, ibunda dari Sahid.

Doa ibu ampuh sehingga Sahid terkejut ketika H-3 penutupan SNMPTN ia termasuk siswa yang bisa mendaftar seleksi. Sahid mulai menelusuri jurusan-jurusan yang ada di UNY dan kemudian perhatiannya tertuju dengan Pendidikan Teknik Elektronika.

Laki-laki kelahiran Kulonprogo, 6 Maret 2002 tersebut akhirnya diterima di UNY melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan mendapatkan beasiswa KIP Kuliah sehingga biaya pendidikannya diperoleh secara cuma-cuma.

"Tanpa beasiswa KIP Kuliah saya tentu tidak dapat menempuh jenjang perkuliahan sehingga selama kuliah saya bertekad untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya yaitu bidang riset dan penelitian," ujar Sahid. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat