visitaaponce.com

Mentan SYL Sebut Neraca Beras Aman, Hanya Kehilangan 380 Ton

Mentan SYL Sebut Neraca Beras Aman, Hanya Kehilangan 380 Ton
Mentan Syahrul Yasin Limpo (YSL)(MI/Dede Susianti)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, meski ada dampak kekeringan akibat el nino, namun hanya sedikit.

Hal itu disampaikan SYL saat memberikan keterangan pers usai menghadiri puncak perayaan hari ulang tahun Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan, sekaligus melepas ekspor mangga gedong gincu dan ayam KUB, di Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/9).

"Lihat di Bogor saja, ada masalah nggak dengan el nino? El nino panas kan, tapi kita masih bisa kumpul begini. Ada penurunan sedikit, iya sedikit. Tidak ada el nino juga ada kekeringan," ungkap SYL.

Baca juga: Mentan SYL Lepas Ekspor Mangga dan Ayam KUB ke Arab Saudi dan Timor Leste

Menurutnya dalam menghadapi tantangan el nino ini kita tidak boleh pesimis, tapi hadapi bersama-sama.

"Jadi kita tidak boleh over confident, tapi tidak boleh pesimis berlebihan juga. Kita ketakutan seperti apa, ini kita hadapi,"katanya.

Baca juga: Mentan SYL di Gernas El Nino Bone: Kita Harus Makin Inovatif

Dia menyebut, dengan analisa data ADAC el nino rendah sampai sedang, Indonesia hanya kehilangan sebanyak 380 ton beras. Namun demikian, ketersediaan beras aman.

"Kita cuma kehilangan 380 ribu ton beras. Neraca beras kita aman,"katanya.

"Kalau begitu kita harus gantikan 380 ribu sampai 1,2 juta. Saya lagi nanam 500 ribu hektare, mudah-mudahan itu berhasil,"imbuhnya.

Ditanya soal harga beras, Mentan SYL mengatakan tidak nyambung dengan pihaknya, karena Kementan kaitannya dengan ketersediaan. "Kalau harga saya tidak nyambung, saya ketersediaan,".

Namun demikian, menurutnya harga beras ada banyak faktor. Ada pedagang, proses, sistem logistik, sistem transportasi, pengumpul, penggilingan dan pemda.

"Tentu ini kita berharap dinamikanya bisa tetap kita kendalikan bersama-sama,"tutupnya.

 

Gerakan Pangan Murah

Sementara itu, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) berkolaborasi bersama Badan Pangan Nasional dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), di area parkir Taman Manunggal, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, kemarin.

GPM ini disambut antusias oleh masyarakat yang berbelanja kebutuhan pangan. Ada berbagai bahan pangan murah yang dijual di bawah harga pasaran diantaranya, beras, minyak goreng, daging, sayur, bumbu dapur, ikan, buah-buahan dan berbagai makanan olahan produk UMKM.

Selain GPM, Kota Bogor juga secara rutin menggelar bazar murah dengan Dinas KUKM Daging secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendekatkan harga pangan terjangkau kepada masyarakat untuk terus menjaga inflasi di Kota Bogor.

"Mudah-mudahan setelah kegiatan ini harga berasnya bisa dikendalikan lagi. Karena memang Kota Bogor ini bukan produsen, jadi bergantung ke wilayah lain sehingga kerja sama seperti ini perlu terus dilakukan. Mudah-mudahan ini bisa menurunkan harga pangan," harap Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah.

Harga beras pada kegiatan ini dibandrol dengan harga Rp 53.000/5 kilogram sedangkan di pasaran sudah Rp 13 ribu/kilogram.

Selain GPM, Kota Bogor juga secara rutin menggelar bazar murah dengan Dinas KUKM Daging secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendekatkan harga pangan terjangkau kepada masyarakat untuk terus menjaga inflasi di Kota Bogor.

"Mudah-mudahan setelah kegiatan ini harga berasnya bisa dikendalikan lagi. Karena memang Kota Bogor ini bukan produsen, jadi bergantung ke wilayah lain sehingga kerja sama seperti ini perlu terus dilakukan. Mudah-mudahan ini bisa menurunkan harga pangan," harap Sekda.

Dalam GPM ini juga dilaksanakan gerakan selamatkan pangan dan tidak boros pangan yang dilaksanakan melalui Food Truck dari Badan Pangan Nasional dan Foodbank.

Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Denny Eswant Kosasih mengatakan, dari data Badan Pusat Statistik Nasional pada bulan Agustus inflasi nasional 3,27 naik dari 3,08 di bulan sebelumnya.

"Penyebabnya bisa jadi dikarenakan kenaikan beras. Karena kalau kita lihat, data harga rata-rata nasional kemarin tanggal 18 September harga beras premium itu Rp15.600/kilogram, itu diatas harga eceran tertinggi (HET), beras medium Rp 13.500/kilogram itu juga diatas HET dan jagung Rp 7.000 itu diatas harga acuan pemerintah," katanya.

Dari data itu lanjut Denny, maka perlu energi dan kerja sama untuk bersinergi dan berkolaborasi mengendalikan harga pangan termasuk beras dengan mengadakan gerakan pangan murah di Jawa Barat, Kota Bogor bahkan di seluruh Indonesia.

"Sampai saat ini Badan Pangan Nasional secara nasional sudah 750 kali GPM, dari Januari sampai September di 35 provinsi, 315 kabupaten/kota. Mudah-mudahan terus berlanjut dan ditingkatkan," pungkasnya. (DD/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat