visitaaponce.com

Harga Beras Penyumbang Deflasi Tertinggi di DIY

Harga Beras Penyumbang Deflasi Tertinggi di DIY
Ilustrasi(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

DEPUTI Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Hermanto menyebutkan tekanan inflasi DIY semakin terkendali dalam rentang sasaran. Hal tersebut dapat dilihat dari catatan deflasi pada Juni 2024, yaitu sebesar -0,25% (mtm).

Bahkan, deflasi tersebut lebih dalam dari realisasi Mei 2024 sebesar -0,08% (mtm). Realisasi ini juga lebih dalam dibandingkan deflasi Nasional yang sebesar -0,08% (mtm) sehingga inflasi kumulatif Januari-Juni 2024 DIY mencapai 0,56% (ytd).

"Dengan capaian tersebut, inflasi DIY pada Juni 2024 secara tahunan tercatat sebesar 2,35% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi Mei 2024 sebesar 2,28% (yoy)," kata dia.

Baca juga : Inflasi Lebaran 2024 Jadi yang Terendah dalam 3 Tahun Terakhir

Perbaikan capaian ini tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam TPID DIY yang semakin solid, dengan didukung pengkinian data IHK mengacu pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 dengan tambahan Kabupaten Gunung Kidul untuk mewakili daerah rural.

Secara bulanan, penyumbang utama deflasi yang terjadi di DIY adalah kelompok makanan dan minuman.

Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan tertinggi disumbang oleh komoditas beras sebesar (-0,13%, mtm). Hal itu dipengaruhi oleh kecukupan pasokan dan di tengah masih berlanjutnya panen raya padi, baik intra provinsi maupun antar provinsi.

Baca juga : BPS DIY Catat Produksi Gabah dan Beras bakal Turun

Lebih lanjut, deflasi yang relatif dalam juga terjadi pada bawang merah (-0,03%,mtm) sejalan dengan pasokan yang masih terjaga kecukupannya. 

Selain  itu, deflasi juga terjadi pada telur ayam ras (-0,03%,mtm) dan daging ayam ras (-0,02%,mtm).

Harga telur ayam ras terpantau menurun disebabkan oleh normalisasi pascalebaran dan mudik, sejalan dengan hal tersebut penurunan harga daging ayam ras dipengaruhi oleh harga stok pakan ternak, utamanya jagung yang menurun.

Baca juga : Bansos Sebabkan Harga Beras Naik, Toko Ritel di DIY Batasi Pembelian

"Deflasi lebih dalam tertahan oleh meningkatnya harga pada seluruh kelompok komoditas," terang dia.

Ditinjau menurut komoditasnya, harga cabai rawit (0,02%, mtm) dan cabai merah (0,01%, mtm) yang mulai merangkak naik pada akhir Juni. Kedua komoditas tersebut naik karena didorong oleh mulai terbatasnya pasokan pasca berakhirnya musim panen di sejumlah pemasok.

Lebih lanjut, pada kelompok inflasi inti, yaitu seragam sekolah anak (0,01%, mtm), turut menyumbang inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan tahun ajaran baru untuk siswa sekolah.

Baca juga : Stok Beras Bulog DIY Cukup Untuk Dua Bulan

"Dalam kelompok administered price, adanya HBKN Iduladha pada Juni 2024 memicu peningkatan permintaan bahan bakar rumah tangga sehingga mempengaruhi peningkatan harga," terang dia.

Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif).

Implementasi dari 4K tersebut adalah melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024, di antaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD), baik antar provinsi maupun intraprovinsi.

Ia menambahkan, yang tidak kalah penting adalah replikasi MRANTASI (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) di pasar maupun sekolah. Hal itu dilakukan dalam rangka meningkatkan literasi kepada pedagang pasar, masyarakat dan pelajar. Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5±1%. (Z-1)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat