Inflasi Turun, Langkah Mitigasi tetap Dilakukan
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memastikan pemerintah kan terus memperkuat kebijakan strategis meski inflasi mengalami tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Langkah-Langkah antisipasi harus dilakukan sebagai mitigasi di tengah risiko perubahan iklim dan persiapan kebencanaan.
"Pemerintah akan terus meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan kementerian lembaga terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk menciptakan bauran kebijakan yang tepat dalam merespons situasi," ujar Febrio melalui keterangan resmi, Selasa (2/7).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Juni 2024 tercatat 2,51% secara tahunan (year on year/yoy), turun dibandingkan Mei 2024 yang tercatat 2,84%. Penurunan itu didukung oleh terkendalinya harga pangan serta stabilnya inflasi inti.
Baca juga : Kemenkeu: Inflasi Maret Terkendali dengan Baik
Secara bulan ke bulan (month to month/mtm), terjadi deflasi sebesar 0,08% seiring beberapa harga pangan yang terus melandai. Inflasi pangan bergejolak (volatile food) menunjukkan tren yang terus melandai.
Berbagai harga pangan terus mengalami penurunan, antara lain bawang merah, tomat, daging dan telur ayam ras, ikan segar, serta beberapa jenis sayuran. Tren ini seiring peningkatan stok yang didukung oleh pasokan dalam negeri dan distribusi yang memadai.
Harga beras juga terus menunjukkan tren positif, didukung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta cadangan pangan yang kuat. Hal itu mendorong inflasi volatile food pada bulan Juni terus melambat menjadi 5,96% (yoy), dari 8,14% (yoy) pada Mei 2024.
"Pergerakan inflasi inti dan administered price mendukung terkendalinya inflasi umum pada kisaran sasaran," kata Febrio.
Adapun Inflasi inti mengalami penurunan tipis sebesar 1,90% (yoy) dari 1,93% (yoy) pada Mei 2024. Kondisi inflasi inti dinilai masih menunjukkan daya beli masyarakat yang kuat meskipun tetap harus diwaspadai. Sementara inflasi administered price sedikit meningkat, menjadi 1,68% (yoy), dari 1,52% (yoy) pada Mei 2024, dipengaruhi oleh faktor musiman yaitu peningkatan tarif angkutan udara di tengah musim liburan sekolah dan dinamika harga avtur.
Terkini Lainnya
Presiden Prabowo Bakal Angkat Anggito Abimanyu Jadi Menteri Penerimaan Negara
Kemenkeu Sebut JHT Jadi Cara Pekerja Hidup Layak di Hari Tua
Tax Amnesty Jilid III: Pemerintah Baru akan Mendalami
4 Fakta Penting Kinerja APBN hingga Oktober 2024
Kemenkeu Dukung Pemanfaatan Lahan Sitaan BLBI untuk Program Tiga Juta Rumah
Leverate Group Selenggarakan Pelatihan Digital Marketing untuk Edukasi Sukuk Negara di DJPPR Kementerian Keuangan
Pemkab Blora dan WPI Kerja Sama Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Bapanas: Harga Cabai Melonjak Rp3.000 per kg
Badan Pangan PBB Serukan Jaminan Keamanan untuk Operasi Bantuan Gaza
Menko Pangan Zulhas: Stok dan Harga Pangan Aman jelang Natal dan Tahun Baru
Kerja Sama Pertanian Taiwan-Indonesia Mengatasi Ancaman Keamanan Pangan
ISDB dan IFAD Dorong Pengembangan Pertanian di Dataran Tinggi
Peluang Pendidikan Pariwisata untuk Mendorong Perekonomian
Risiko dan Peluang Trumpisme
Pendidikan Bermutu dan Kesejahteraan Guru
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap