visitaaponce.com

7 Fakta Cacar Air yang Amat Menular, Cegah dengan Vaksin

7 Fakta Cacar Air yang Amat Menular, Cegah dengan Vaksin
Ilustrasi(Freepik)

KASUS cacar air mulai merebak di kalangan anak usia sekolah. Berikut sederet fakta mengenai salah satu penyakit amat menular ini, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

1. Disebabkan virus

Varicella atau lebih dikenal sebagai cacar air adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus varicella zoster (VZV). Cacar air merupakan salah satu penyakit yang paling menular yang banyak dialami di masa anak-anak.

2. Menyerang anak

Varicella zoster virus adalah alpha-herpesvirus manusia patogen yang menyebabkan cacar air (varicella) sebagai infeksi primer, yang biasanya terjadi pada anak-anak.

Baca juga : Kena Cacar Air, Kapan Anak Bisa Kembali ke Sekolah?

 

3. Menjadi laten

Setelah infeksi primer, virus neurotropik ini menjadi laten atau menetap dalam tubuh, terutama dalam neuron di ganglia otonom perifer di seluruh neuroaksis termasuk akar dorsal ganglia (DRG), ganglia saraf kranial seperti ganglia trigeminal (TG), dan ganglia otonom termasuk yang ada di sistem saraf enterik.

4. Masa inkubasi

Gejala infeksi virus, diantaranya adalah adanya demam, malaise, sakit kepala, dan nyeri perut, ruam biasanya tidak muncul sebelum masa inkubasi 10 hingga 21 hari, yang pada akhirnya menghasilkan ruam vesikular pruritus.

Baca juga : 5 Fakta Radang Amandel yang Ternyata Menular

 

5. Bisa menjadi komplikasi

Selain itu, infeksi varicella kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi, beberapa di antaranya komplikasi neurologis yang umum seperti serebelitis dan ensefalitis, komplikasi kulit dan jaringan lunak, keterlibatan gastrointestinal atau pernapasan bagian bawah, dan radang paru-paru.

6. Rekomendasi vaksin

Vaksin varicella direkomendasikan untuk anak 12 bulan yang rentan terhadap infeksi varicella. Vaksin ini biasanya diberikan pada usia 12–15 bulan, kira-kira saat anak-anak menerima vaksin campak-gondong-rubela (MMR) dan booster difteri-tetanus-pertusis (DPT).

7. Reaktivasi infeksi virus

Hingga beberapa dekade kemudian, varicella zoster virus laten dapat aktif kembali menjadi herpes zoster (herpes zoster), secara spontan atau mengikuti satu atau lebih dari berbagai faktor pemicu.

Biasanya muncul sebagai erupsi vesikular kulit yang menyakitkan atau gatal yang terjadi dalam distribusi dermatomal yang khas. Reaktivasi virus ini menjadi lebih sering dengan bertambahnya usia inang manusia karena berkurangnya imunitas yang diperantarai sel terhadap virus di individu tersebut.

Pemicu spesifik lainnya untuk reaktivasi virus termasuk imunosupresi dari penyakit atau obat-obatan, trauma, iradiasi sinar-X, infeksi, dan keganasan.

Walaupun komplikasi utama dan terpenting dari herpes zoster adalah postherpetic neuralgia (PHN), telah semakin diakui selama dekade terakhir bahwa reaktivasi VZV menyebabkan berbagai sindrom neurologis akut, subakut, dan kronis.

 

Pengobatan cacar air

Pedoman pengobatan untuk pasien imunokompeten dengan varicella terbatas dan termasuk saran mandi air dingin, peningkatan asupan cairan, penggunaan bedak, dan memotong kuku.

Rawat inap diindikasikan untuk kasus-kasus rumit, namun tidak terbatas pada yang berhubungan dengan lesi kulit yang parah, keadaan toksik, nyeri perut/dada, keluhan neurologis, ruam atipikal, dan demam yang berlanjut.

Pengobatan antivirus dengan asiklovir (ACV) tidak dianjurkan sebagai profilaksis, tetapi disarankan untuk mengobati komplikasi dan untuk memperpendek durasi gejala. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat