visitaaponce.com

Moderasi Beragama Rekatkan Keragaman

Moderasi Beragama Rekatkan Keragaman
Anggota delegasi pertemuan Religion 20 (R20) berjalan saat mengunjungi kompleks Vihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/11/2022).(ANTARA/ANIS EFIZUDIN)

MANTAN Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan bahwa moderasi beragama merupakan upaya ikhtiar agar masyarakat Indonesia yang agamis di tengah keragamannya untuk lebih merekatkan keragaman sehingga mencegah memiliki paham yang ekstrem.

Lukman dalam acara penguatan moderasi beragama bagi civitas akademika di IAIN Kediri, Jawa Timur, Jumat (6/10) mengatakan bahwa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sangat majemuk sekaligus sangat agamis.

"Agama itu sesuatu yang sangat vital bagi bangsa Indonesia di tengah keragamannya agama. Itu tidak hanya titik pijak setiap kali bangsa ini akan melangkah tapi juga sebagai arah orientasi kemana hendak menuju," kata Lukman seperti dilansir dari Antara.

Ia menambahkan, cara memahami dan mengamalkan ajaran agama sebagai bangsa yang religius tersebut juga sangat penting di tengah keragaman paham, amalan keagamaan di negeri ini sehingga mencegah adanya paham ataupun amalan yang berlebihan.

"Maka moderasi beragama adalah upaya ikhtiar agar masyarakat yang sangat agamis itu di tengah keragamannya, jangan sampai memiliki paham atau amalan ekstrem, berlebihan atau melampaui batas. Kalau itu terjadi, maka paham dan amalan seperti itu perlu dimoderasi, perlu dibawa ke tengah prinsip keadilan dan keseimbangan," kata Lukman.

Dirinya mengatakan, upaya moderasi merupakan proses membangun kesadaran yang tidak berkesudahan. Upaya itu juga terus menerus dilakukan sehingga di tengah-tengah kemajemukan tersebut tidak ada yang memaksakan kehendak, apalagi menggunakan cara kekerasan dalam memaksakan kehendak.

"Senang menyalahkan yang berbeda atau mengkafirkan. Jangan sampai seperti itu," kata dia.

Lukman pun berharap menjelang tahun politik, para politisi ikut berlomba-lomba untuk menyatukan negara bukan justru menjadikan agama sebagai media untuk membenturkan di antara masyarakat.

"Politik itu kan upaya mengatur kehidupan bersama. Di tengah kemajemukan itu, harus dipahami bawalah agama yang menyatukan kita, agama yang merekatkan keragaman kita. Bukan justru sebaliknya, memisahkan apalagi saling membenturkan," kata dia.

Sementara itu, Ketua Rumah Moderasi Beragama IAIN Kediri Taufik Al Amin mengatakan pihaknya sengaja menggelar kegiatan ini dengan menghadirkan langsung mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Menurut Taufik, sosialisasi pemahaman tentang pentingnya moderasi beragama di civitas akademika penting. Banyak tokoh yang dilibatkan untuk silaturahmi, sehingga terjadi satu pemahaman.

Ia mengatakan, di Kediri moderasi beragama baik. Namun, kegiatan sosialisasi harus terus dilakukan sebagai persiapan ke depan. Dimungkinkan 10 tahun maupun 15 tahun ke depan situasi berubah sehingga dengan sosialisasi dan edukasi sejak awal, visi untuk toleransi beragama bisa sampai.

"Dengan rumah moderasi beragama ini kami juga bisa berhubungan dengan siapa pun, bahkan dengan satu kelompok yang di stigma masyarakat. Itu tidak apa-apa, kan bisa menjadi benih perpecahan. Untuk itu, kami juga mengajak untuk bisa jejaring komunikasi," ujar Taufik.

Menjelang tahun politik, Taufik juga mengatakan memang tidak bisa memisahkan antara kehidupan agama dengan politik, namun yang penting adalah pesan kebersamaan, perdamaian, keadilan, hingga kejujuran tetap harus disuarakan. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat