visitaaponce.com

Insiden Bitung, Jusuf Kalla Silaturahmi Lintas Umat di Makassar

Insiden Bitung, Jusuf Kalla Silaturahmi Lintas Umat di Makassar
Jusuf Kalla (tengah) saat silaturahmi lintas umat di Makassar, Sulsel.(MI/Lina Herlina)

KEPOLISIAN memperketat pengamanan hingga menetapkan siaga satu, akibat bentrokan yang terjadi antara  massa aksi bela Palestina dengan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). 

Kendati polisi sudah mengambil langkah termasuk menetapkan tersangka dalam kejadian itu dan sudah ada juga permintaan 
maaf, tapi antisipatif masih harus tetap dilakukan.

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, digelarlah Silaturahmi Lintas Umat bertema 'Merjut Persaudaraan Merawat Persahabatan', oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Kerukunan Lintas Agama (FKLA)

Baca juga : Jusuf Kalla: Pemimpin Indonesia Jangan Seperti Netanyahu

Ketua Umum DMI, HM Jususf Kalla pun juga hadir di acara yang digelar di Aula Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar itu. Menurutnya, kegiatan tersebut digelar agar tidak ada lagi konflik-konflik berbau agama terjadi, karena dampaknya sangat besar dan cepat meluas atau menyebar.

"Kalau terjadi konflik agama itu cepat sekali menjalar. Seperti pengalaman kasus Poso dan Ambon, yang Islam ingin jihad, yang kristen ingin perjuangan, agama lain juga sama-sama membela agamanya, semua merasa ingin masuk surga. Tapi saya bilang kalian tidak akan masuk surga, kalian akan ke neraka, karena tidak ada agama mana pun yang membenarkan dan mengatakan boleh membunuh orang walau punya salah," urai Kalla mencontohkan.

Sehingga menurutnya, komunikasi dan duduk bersama adalah kunci yang paling utama dan penting, untuk meredam konflik yang terjadi masyarakat, terlebih membawa nama agama. "Jangan sampai konflik yang berkepanjangan di Gaza, Palestina, malah berpindah ke tempat lain. Mereka yang berkonflik,  kita ikut bertikai, padahal  persoalan yang dihadapi berbeda," keluh Kalla.

Baca juga : PMI Apresiasi Nestlé yang Donasikan Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp1 Miliar

Mantan wakil presiden Indonesia ini lalu mengaku, jika dirinya sempat dihubungi wartawan dari Amerika mengenai munculnya konflik di Gaza.

"Bagaiman ini, Hamas menyerang? Lalu saya bilang, semua negara terjajah punya hak menyerang, dan mereka hanya punya dua cara untuk merdeka, yaitu perang atau berunding. Dan ternyata mmereka memilih perang," aku Kalla.

Hanya saja, ada kesalahan besar yang dilalukan, yaitu banyak korban, sudah menjadi bencana kemanusiaan, karena di luar dari kewajaran. "Tapi memang ini Israel bebal. tidak taat pada Amerika bahkan PBB sudah memberi peringatan untuk menghentikan perang, tapi tidak diindahkan," katanya.

Baca juga : Dirut BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Bantuan Melalui Baznas: Bentuk Peduli Kemanusiaan Internasional

Itu lanjut Kalla, karena ada masalah dalam tubuh Israel. "Dia (Israel) malu karena merasa pertahanannya tinggi, tapi ternyata bisa dimasuki hanya dengan sepeda motor paralayang, dan menembus camp militer. Jadi harga dirinya merasa terancam, padahal mereka merasa negara kuat ternyata bisa dimasuki sehingga melakukan pembalasan dengan cara kejam sekali sehingga oleh dunia semua seluruh dunia mengecam," lanjutnya.

Tapi baginya, dia ingin semua tetap bisa bersatu pada, apa pun agamanya, karena yang ada adalah persoalan kemanusian, bukan agama. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat