visitaaponce.com

Penderita Kanker Payudara Perlu Dapat Dukungan Moral

Penderita Kanker Payudara Perlu Dapat Dukungan Moral
Akademisi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Jawa Timur, Dyah Widod(MI / Bagussuryo)

KASUS kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia. Fakta lainnya, 60-70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dan terdiagnosis sudah dalam kondisi akhir yakni stadium 3 dan 4.

Oleh karena bagi para cancer survivor perlu dukungan moral dan warrior melanjutkan perjuangan. Sejalan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara, Kalbe Farma melalui ekosistem One Onco dan brand Nutrican berkomitmen untuk terus menemani dan memberikan dukungan.

"Kami senantiasa terlibat aktif dengan komunitas-komunitas kanker, untuk terus mengedukasi seputar kanker sekaligus memberikan dukungan psikologis maupun moril bagi para survivor. Dalam hal hubungannya dengan keluarga, pasangan, maupun tampil percaya diri dan mencintai diri sendiri," kata Group Product Manager PT Global Onkolab Farma, dr. Fauzi Imam Sambodo dalam talkshow di White Collar SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10).

Baca juga : Andien Beri Kisah Inspiratif sebagai Penyintas Tumor Payudara di Usia Muda

Hal tersebut merupakan kondisi yang sering dialami cancer warrior dan survivor demi menumbuhkan perasaan berharga mereka, selama menjalani pengobatan ataupun kemoterapi.

Baca juga : Mal Ciputra Jakarta Gelar Kampanye Edukasi Bahaya Kanker Payudara

Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Kanker, dr. Yadi Permana, Sp.B(K) Onk menjelaskan pengobatan kanker payudara tergantung pada jenis, stadium, ukuran kanker, serta apakah sel kanker sensitif terhadap hormon. Metode pengobatannya bisa dengan prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, atau kombinasi dari metode-metode tersebut.

"Kadang-kadang, terapi hormon berisiko menyebabkan proses menopause lebih dini,” ujar dia.

Sejumlah permasalahan menyelimuti pasien kanker payudara, yakni kesehatan fisik, mental, maupun finansial. Tidak hanya itu, penanganan kanker juga dapat mempengaruhi seksualitas dalam berbagai aspek, karena terdiagnosis kanker payudara, tidak jarang pasien mendapatkan terapi hormon yang mengganggu fungsi seksual.

“Terapi hormon adalah jenis pengobatan kanker yang melibatkan penggunaan obat untuk memblokir efek hormon yang mendorong pertumbuhan sel kanker. Hormon seperti estrogen dan progesteron dapat merangsang pertumbuhan beberapa jenis kanker payudara. Maka, terapi hormon mengurangi kadar hormon-hormon ini atau mencegahnya bekerja,” jelas Yadi.

Pengobatan kanker payudara mempengaruhi organ reproduksi, gambaran mengenai diri, dan intimasi dengan pasangan. Bahkan, semakin muda seseorang mendapatkan terapi kanker, semakin tinggi juga risiko untuk terkena gangguan seksual. Gangguan fungsi seksual ini menyebabkan rendahnya kualitas hidup para pejuang kanker payudara.

"Kondisi kanker juga dapat menyebabkan pejuang kanker mengalami early menopause. Selain itu, perubahan hormonal yang terjadi berkaitan dengan persepsi pasien kanker terhadap diri mereka, karena perubahan-perubahan tersebut berisiko menyebabkan depresi dan kecemasan," ungkapnya. .

Menurut Seksolog Zoya Amirin, lebih dari 60 persen pasien yang menjalankan perawatan kanker mengalami gangguan seksual dan hanya 15 persen dari mereka yang mendapatkan bantuan dari tenaga profesional.

"Padahal, bantuan tersebut diperlukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang mengatasi masalah gangguan seksual dan dalam merehabilitasi hubungan seksual dengan pasangan suami/istri masing-masing," jelasnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat