visitaaponce.com

RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Malang Buka Poli Kecanduan Gawai, Pasien Didominasi Anak-anak

RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Malang Buka Poli Kecanduan Gawai, Pasien Didominasi Anak-anak
Ilustrasi seorang anak menggunakan gawai.(Freepik)

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Kabupaten Malang, Jawa Timur membuka poli kecanduan gawai. Poli tersebut melayani pasien yang kecanduan gawai dengan rata-rata sebanyak 20 pasien per hari yang didominasi anak-anak.

Psikiater di RSJ Dr. Tiwik Koesdiningsih, mengatakan banyak orang tua bingung mengatasi anak yang terlalu banyak bermain dengan gawai. Bahkan berpengaruh pada aktivitas sekolahnya, bolos, nilai menurun, hingga telat memahami pelajaran.

"Remaja ada anak bermain dengan gawai untuk bermain gim, seru, dan duniaku ini bersama teman ku. Kalau ditanya tugas sekolah jawabannya sebisanya dikerjakan, itu yang perlu kita luruskan," kata Tiwik di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (10/11).

Ketika anak sudah mulai menemukan zona nyaman pada gawai dan mengabaikan kehidupan nyata maka perlu kita kembalikan.

Baca juga: Anak yang Kecanduan Gawai Berisiko Alami Depresi Hingga Narsistik

Adapun gejala yang sering ditimbulkan seperti emosi yang tidak stabil, konsentrasi yang mudah terpecah, aktivitas hidupnya yang tidak sehat, kualitas hidupnya yang tidak teratur, mudah marah, hingga agresivitas yang tinggi.

"Dengan banyak gejala tersebut bisa memiliki dampak seperti fungsi kognitif yang menurun, emosi yang berlebih, dan sulit menyesuaikan dengan lingkungannya," ujar dia.

Ia menceritakan salah satu pasiennya kelas 1 SD yang tidak mau sekolah dan tidak mau melakukan apa-apa, aktivitasnya hanya bermain gawai. Ketika gawai diberikan namun tidak ada kuota maka anak tersebut merusak barang-barang rumah agar orang tuanya menuruti membelikan kuota.

Baca juga: Tips Membangun Hobi Anak melalui Permainan

"Terus mau membakar rumah. Sekarang sudah mau sekolah lagi sudah bagus. Dan tentunya gurunya juga ikut mengontrol, gawai hanya untuk mengerjakan tugas dan setelah itu dikembalikan ke bapaknya lagi," ungkapnya.

Pencegahan Dini Kecanduan Gawai

Pencegahan dini agar anak tidak kecanduan gawai bisa dimulai dari kedisiplinan waktu untuk istirahat, makan, bermain, tidur hingga aktivitas lainnya. Harus ada perilaku kognitif yang mengontrol perilaku kita.

"Dari orang tua yang bekerja dan teman anak hanya gawai akan berpengaruh cara berpikir dan perilaku anak karena mereka merupakan masa pertumbuhan. Maka orang tua bisa mengatur waktu maksimal bermain gawai 2 jam di akhir pekan," ungkapnya.

Namun, harus ada komitmen dan ketegasan dari orang tua agar anak membatasi bermain gawai. Sehingga, ada kedekatan anak dengan orang tua karena anak perlu hubungan interaksi timbal balik dengan orang tuanya ketika perlu disayang, disanjung, dan sebagainya.

(Z-9

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat