visitaaponce.com

Mengenal Masa Adven, Saat Umat Kristen Menunggu Kelahiran Yesus

Mengenal Masa Adven, Saat Umat Kristen Menunggu Kelahiran Yesus
Ilustrasi(Pexels)

UMAT Kristen di seluruh dunia akan memasuki masa adven, sebuah periode empat minggu sebelum perayaan Natal yang dimulai pada hari minggu terakhir dalam kalender liturgi Kristen. 

Masa adven, yang berasal dari kata Latin "advenus", yang berarti kedatangan, merupakan waktu untuk merayakan dan mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus Kristus dalam dua konteks utama: kelahiran-Nya di Betlehem dan kedatangan-Nya yang kedua dan akhir pada akhir zaman. 

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adven berarti peringatan kedatangan Yesus dalam inkarnasinya serta penantian dan pengharapan akan kedatangan-Nya kembali. Parousia atau masa penantian yang dimulai 4 minggu sebelum Natal dengan melakukan puasa sebagai bukti pertobatan.

Baca juga: Grentperez Rilis Single Christmas Starts Tonight

Pada masa adven, simbol-simbol liturgis memainkan peran penting dalam merayakan tema-tema khusus setiap Masa. Lilin-lilin ungu, yang melambangkan harapan, damai, sukacita, dan cinta, dinyalakan secara bertahap pada setiap Masa adven. 

Minggu ketiga, yang juga dikenal sebagai Minggu Gaudete atau Minggu Sukacita, sering menggunakan lilin berwarna merah muda. 

Setiap tahun, Masa Adven, periode keempat Minggu yang mengawali perayaan Natal, dimulai pada hari Minggu yang jatuh antara 27 November dan 3 Desember. 

Baca juga: Sambut Natal, Laufey Rilis Cover Lagu Christmas Dreaming

Masa Adven, yang dirayakan secara berkesinambungan selama empat minggu menjelang perayaan Natal, memiliki makna mendalam yang berbeda setiap minggunya, memberikan dimensi spiritual yang kaya dan terperinci bagi umat Kristen yang merayakannya. 

Berikut adalah penjelasan mengenai makna setiap minggu dalam periode Adven yang sakral.

Minggu Adven Pertama memulai perjalanan ini dengan merayakan masa penantian akan kedatangan Kristus yang kedua, yang diantisipasi sebagai kedatangan Tuhan pada akhir zaman. 

Pada minggu ini, umat Kristen menyalakan lilin ungu pertama sebagai simbol harapan dan antisipasi akan janji Tuhan.

Minggu Adven Kedua terus memperdalam persiapan rohani dengan menyalakan lilin ungu kedua. 

Pada minggu ini, umat diingatkan untuk tetap setia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Warna ungu melambangkan kerendahan hati dan refleksi dalam menatap kehadiran Kristus.

Minggu Adven Ketiga, yang juga dikenal sebagai Minggu Gaudete, membawa nuansa suka cita dan kegembiraan menyambut kelahiran Yesus Kristus. 

Lilin ketiga, yang berwarna merah muda, dinyalakan sebagai simbol kegembiraan, menggarisbawahi pentingnya sukacita dalam menanti dan merayakan kelahiran Sang Juru Selamat.

Minggu Adven Keempat mencerminkan peristiwa penting dalam kisah Natal, yakni kelahiran Yesus oleh Perawan Maria. 

Pada minggu terakhir ini, umat Kristen menyalakan lilin ungu terakhir bersamaan dengan tiga batang lilin sebelumnya, menciptakan keindahan dan simbolisme yang menggambarkan kelengkapan janji Tuhan.

Dengan demikian, penjelasan mengenai Masa Adven menyoroti kedalaman dan makna setiap minggu yang dijalani oleh umat Kristen. 

Masa Adven bukan hanya sekadar rangkaian perayaan, melainkan juga periode penuh harapan dan kegembiraan yang mengajak umat untuk merenung, berrefleksi, dan mempersiapkan diri secara rohani untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus.

Gereja-gereja dan komunitas Kristen menyelenggarakan berbagai kegiatan liturgis selama masa adven. Pembacaan kitab-kitab suci yang relevan dengan tema adven, ibadah Natal, dan kisah Natal menjadi bagian integral dari perayaan ini. 

Tradisi doa, refleksi, dan pertobatan juga diperkuat selama masa ini, menciptakan suasana yang mendalam dan penuh makna.

Masa adven menjadi periode untuk merenungkan makna Natal, memahami pesan harapan dan pengharapan dalam kedatangan Yesus, serta menyiapkan hati dan jiwa untuk merayakan Natal dengan kekhusyukan. 

Perayaan ini tidak hanya membangkitkan semangat keagungan dan antisipasi di tengah kehidupan sehari-hari, tetapi juga menegaskan nilai-nilai kehidupan rohani dan kebersamaan.

Selama masa adven, umat Kristen diundang untuk menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan makna sejati Natal melalui refleksi dan peribadatan. Suasana penuh harapan ini membawa mereka untuk lebih mendalam menyadari anugerah yang terkandung dalam kelahiran Yesus dan untuk memandang dengan antusias kedatangan-Nya yang kedua pada akhir zaman. 

Belum ada catatan yang pasti tentang kapan tepatnya tradisi Masa Adven sebagai periode persiapan menuju Natal dimulai, menandakan keragaman sejarah dan perjalanan panjang tradisi liturgis Kristen.

Beberapa catatan sejarah mengungkapkan bahwa keyakinan dan antisipasi akan kedatangan kembali Kristus telah ada sejak masa awal Gereja. 

Namun, peringatan Masa Adven secara khusus mulai terlihat pada abad ke-6. Pada periode ini, umat Kristen di Roma mengaitkan Masa Adven dengan harapan akan kedatangan Kristus sebagai hakim dunia, menambah dimensi signifikan pada perayaan ini.

Pentingnya Masa Adven semakin terukir dalam sejarah Gereja pada Abad Pertengahan. Di era itu, Masa Adven mulai dihubungkan secara tegas dengan peringatan akan kedatangan Kristus yang pertama pada Hari Natal. Proses ini menciptakan landasan yang kuat untuk pemahaman masa ini sebagai periode antisipasi dan persiapan hati umat Kristen.

Perkembangan Masa Adven juga mencerminkan kekayaan tradisi dan keanekaragaman budaya dalam perayaan Natal di berbagai negara. Meskipun terdapat variasi tradisi perayaan, akar maknanya tetap konsisten, yaitu memperingati dan merayakan kedatangan Mesias dalam diri Yesus Kristus.

Menyusun karangan bunga Adven menjadi suatu tradisi yang senantiasa dilaksanakan saat memasuki minggu Adven atau menjelang perayaan Natal. Praktik ini sudah dimulai sejak abad ke-16 oleh komunitas Lutheran dan Katolik di Jerman, yang menciptakan karangan bunga dengan empat atau lima lilin yang disusun secara estetis.

Menurut laporan Catholic News Agency, asal usul karangan bunga Adven dapat ditelusuri kembali ke tradisi pagan Eropa, di mana lilin-lilin dinyalakan selama musim dingin untuk memohon kepada dewa matahari agar kembali menyinari dunia dengan cahaya dan kehangatannya.

Para misionaris awal kemudian mengadopsi tradisi ini untuk keperluan penginjilan, mengajarkan masyarakat bahwa karangan bunga Adven dapat digunakan sebagai sarana untuk mempersiapkan diri menyambut kelahiran Kristus. 

Lebih dari itu, karangan bunga juga dijadikan alat untuk merayakan kelahiran-Nya dan memohon kepada Yesus agar memberikan terang-Nya dalam jiwa masing-masing.

Secara keseluruhan, karangan bunga Adven bertujuan untuk mengingatkan kita akan kemuliaan batin dan janji kehidupan kekal yang diberikan oleh Allah melalui Kristus. 

Dalam interpretasi yang dilansir oleh Our Little Rosses, bahan pembuatannya yang berasal dari berbagai jenis pohon cemara melambangkan kehidupan yang berkelanjutan.

Lingkaran karangan bunga, yang mencerminkan Tuhan yang tidak memiliki awal atau akhir, melambangkan kekekalan Allah, keabadian jiwa, dan kehidupan kekal yang ditemukan dalam Yesus Kristus. Ini menjadi tanda kasih tanpa batas yang terus-menerus diperbarui dan tak pernah berhenti.

Pohon cemara yang membentuk karangan bunga memiliki simbolisme tersendiri yang sesuai dengan keyakinan umat Katolik. Kemenangan yang diwakili olehnya melambangkan keunggulan atas penganiayaan dan penderitaan, sedangkan pinus, holly, dan yew menggambarkan keabadian, mencerminkan kekuatan dan penyembuhan.

Kerucut pinus yang menghiasi karangan bunga melambangkan siklus kehidupan dan kebangkitan, sedangkan warna hijau yang mendominasi karangan bunga melambangkan harapan dan kehidupan yang selalu hidup. Dengan begitu, setiap elemen dalam karangan bunga Adven tidak hanya memperindah suasana perayaan Natal, tetapi juga mengandung makna mendalam dan simbolisme yang mendalam bagi umat Kristen.

Sebagai umat-Nya, Masa Adven diisi dengan makna mendalam. Selain persiapan batin dan introspeksi diri, umat Kristen memanfaatkannya untuk membangun spiritualitas dan memperdalam penghayatan akan ajaran Kristus. Suasana reflektif ini menjadi peluang untuk memperkokoh ikatan dengan iman dan meningkatkan kualitas hidup rohani.

Karena Masa Adven diorientasikan pada peringatan akan kedatangan Tuhan Yesus, bacaan-bacaan Alkitab pada masa ini khususnya merinci kitab-kitab Perjanjian Lama yang meramalkan dan menggambarkan kedatangan Mesias. 

Tidak hanya itu, pembacaan juga mencakup kisah-kisah Perjanjian Baru yang menyoroti momen penting dalam persiapan dan kedatangan Yesus, termasuk kisah Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Juru Selamat. Dengan begitu, setiap momen Masa Adven diisi dengan arti dan makna yang mendalam bagi umat Kristen di seluruh dunia. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat