Punya Anak Remaja Orangtua Disarankan Terapkan Authoritative Parenting
![Punya Anak Remaja? Orangtua Disarankan Terapkan Authoritative Parenting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/b02ec17e39adda57d30dfe4e98ccc313.jpg)
DOSEN Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Vidya Anindhita menyarankan para orangtua untuk menerapkan pola asuh authoritative parenting untuk memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi dari tindakan yang mereka ambil.
"Tujuan utama dari authoritative parenting style bukan hanya agar remaja menuruti aturan dari orangtua, tapi juga agar mereka paham makna perilaku mereka dan konsekuensi yang menyertainya," ujar Vidya, Senin (20/11).
Menurutnya, mendidik anak remaja sering kali dianggap sebagai suatu tantangan besar karena dalam fase ini, anak senang mencoba hal-hal yang belum pernah mereka dilakukan, terutama bersama teman-temannya sesama remaja.
Baca juga: Perubahan Perilaku Bisa Jadi Tanda Remaja Butuh Bantuan
Untuk mengatasi hal itu, ia menuturkan orangtua dapat menerapkan authoritative parenting style, yang mengutamakan kehangatan relasi antara orangtua dan anak sembari tetap menerapkan aturan dan batasan mengenai hal-hal yang boleh maupun dilarang untuk dilakukan sang anak.
Dosen Unpad tersebut mengatakan orangtua perlu memahami dan bersikap empatik terhadap perilaku remaja, namun mereka harus tetap mengarahkan perilaku anak agar sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku.
Oleh karena itu, melalui penerapan pola asuh ini, lanjut dia, orangtua diharapkan untuk memberikan penjelasan mengenai aturan dan larangan tersebut serta tetap membuka kesempatan bagi anak untuk dapat bernegosiasi dan berdiskusi, tidak hanya membuat aturan atau larangan begitu saja.
Baca juga: Darurat Kesehatan Jiwa untuk Anak dan Remaja Jadi Sorotan
Ia menuturkan, membuat aturan maupun melarang suatu perilaku remaja tanpa memberikannya peluang untuk menyampaikan pendapatnya mengenai hal tersebut akan menghambat kemampuan anak untuk berpikir kritis.
Menerapkan aturan dan larangan tertentu kepada remaja tanpa menjelaskan alasan dari penerapan tersebut juga berisiko mendorong anak untuk memberontak karena mereka ingin membuktikan bahwa tidak ada dampak yang ditimbulkan jika mereka melanggar aturan maupun larangan itu.
"Oleh karena itu, orangtua perlu membuka pintu komunikasi dan dialog untuk mendengarkan kebutuhan anak serta saling memahami dan memaknai hal-hal yang diharapkan maupun dilarang oleh orang tua," pungkas Vidya. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Ada Luka Memar di Tubuh Balita yang Tewas Diduga Dianiaya Orangtua
FM7 Resort Hotel Hadirkan Kid’s Challenges untuk Anak-Anak
Pencegahan Judi Online terhadap Anak Harus Segera Dilakukan
Anak Bertanya tentang Kasus Kekerasan, Menteri PPPA Menjawab
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Gejala Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai Mata Kuning
6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap