Pola Asuh Buruk Salah Satu Penyebab Terjadinya Perundungan
PSIKOLOG Anak dari Universitas Padjajaran Fitrian Hararti menyebut pola asuh buruk menjadi salah satu penyebab terjadinya perundungan terhadap anak.
"Banyak orangtua yang secara tidak sadar melakukan bullying terhadap anak-anak mereka," kata Fitrian, dikutip Jumat (8/12).
Salah satu contoh perundungan yang dilakukan orangtua adalah membanding-bandingkan kemampuan anak dengan orang lain. Terlebih lagi apabila orangtua melontarkan komentar merendahkan untuk mendorong atau memotivasi anak.
Baca juga: Anak Korban Kekerasan akan Lakukan Hal Serupa pada yang Lebih Lemah
"Misalnya, 'Kamu itu masa enggak bisa sih, si itu aja sudah bisa. Ih cengeng gitu aja nangis.' Padahal setiap anak itu unik dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda," ujar Fitrian.
Menurutnya, ketika di dalam rumah, orangtua sudah terbiasa melakukan perundungan, anak terancam menjadi korban dari tindakan serupa di luar rumah karena kurang percaya diri.
Bahkan, ancaman yang lebih besar adalah anak meniru tindakan orangtuanya dan melakukan perundungan di luar rumah.
Baca juga: Victoria Beckham Ungkap Kerap Jadi Korban Perundungan di Sekolah
"Anak adalah peniru ulung dan orangtua adalah modelnya, jadi jangan berharap punya anak yang baik berakhlak mulia dan cerdas kalau orangtuanya sendiri tidak cerdas mendidik anak," katanya.
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada 2021, menunjukkan empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.
Berdasarkan Indeks Perlindungan Anak, Indonesia menargetkan menekan persentase anak usia dini yang pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak menjadi 3,47% pada 2024 setelah 3,64% pada 2020 dan 3,73% pada 2018.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menetapkan indikator persentase balita dengan pengasuhan tidak layak.
Kementerian PPPA memiliki penguatan 257 layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) untuk melakukan edukasi dan konsultasi konseling pengasuhan ke keluarga yang dilakukan oleh konselor dan psikolog.
Layanan tersebut diberikan guna melakukan perubahan perilaku orangtua agar bisa memberikan pengasuhan positif tanpa kekerasan sekaligus untuk memperkuat ketahanan keluarga, juga mendukung pencegahan anak dari kekerasan dan penelantaran. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Gejala Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai Mata Kuning
6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Stimulasi Kemampuan Berbahasa Anak dengan Ekspresi dan Suara
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Ada Luka Memar di Tubuh Balita yang Tewas Diduga Dianiaya Orangtua
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap