visitaaponce.com

Memahami 6 Keutamaan Puasa Ramadan, Yuk Telaah Lebih Dalam

Memahami 6 Keutamaan Puasa Ramadan, Yuk Telaah Lebih Dalam!
Menelaah keutamaan puasa Ramadan(Freepik)

MENJALANKAN ibadah puasa Ramadan, di dalam agama Islam hukumnya wajib umat muslim yang mencapai usia baligh dan memiliki keadaan fisik yang baik. Aturan puasa Ramadan berlandaskan prinsip-prinsip agama Islam yang tercatat dalam Al-Qur'an dan Hadis.

Bulan Ramadan adalah periode sakral dalam ajaran Islam yang dipenuhi dengan berkah dan kelebihan. Satu dari kewajiban utama yang harus dipenuhi selama periode ini adalah melaksanakan ibadah puasa.

Puasa Ramadan tidak hanya terbatas pada menahan diri dari makan dan minum, melainkan merupakan sebuah tanggung jawab yang mendalam dengan fokus pada dimensi spiritual dan moral. Berikut adalah beberapa aspek keutamaan berpuasa di bulan Ramadan:

Baca juga: 15 Manfaat Aktivitas Puasa Bagi Kesehatan

1. Kewajiban dari Ajaran Agama

Puasa Ramadan merupakan bagian dari lima pilar Islam dan merupakan salah satu dari lima kewajiban ibadah yang harus dijalankan oleh setiap Muslim yang sudah mencapai usia baligh dan dalam keadaan sehat secara fisik.

Pernyataan ini ditegaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 Al-Qur'an, di mana Allah SWT menyampaikan pesan kepada orang-orang yang beriman:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian dapat mencapai ketakwaan."

Baca juga: Jadwal Puasa Ramadan 2024

2. Menyucikan Jiwa dan Tubuh

Puasa Ramadan bukan hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga melibatkan pengendalian diri dari perilaku buruk, kata-kata kasar, dan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Ini memberikan kesempatan untuk membersihkan jiwa dan tubuh dari segala kejelekan.

3. Meningkatkan Kesadaran Sosial

Puasa Ramadan membawa konsep empati dan kesadaran sosial. Melalui pengalaman menahan lapar dan dahaga, umat Islam diharapkan dapat lebih memahami dan merasakan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. Ini memotivasi untuk berbuat kebaikan dan berbagi dengan sesama.

4. Menumbuhkan Ketakwaan

Puasa Ramadan bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, memperkuat ketakwaan, dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran-Nya. Dengan menahan diri dari keinginan duniawi, umat Islam diharapkan dapat fokus pada hal-hal spiritual dan mendalami ajaran agama.

5. Pelajaran Sabar dan Disiplin

Puasa memberikan pengajaran mengenai konsep kesabaran dan kedisiplinan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menahan diri dari hal-hal yang dilarang selama waktu tertentu memerlukan ketekunan dan kekuatan diri yang melibatkan aspek fisik dan mental.

6. Pelatihan Kemandirian Spiritual

Puasa Ramadan memberikan pelatihan bagi umat Islam untuk menjadi lebih mandiri secara spiritual. Selama bulan ini, umat Islam memiliki tanggung jawab untuk menjaga amal ibadah secara konsisten dan meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT.

Dengan memahami dan melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan secara penuh kesadaran, umat Islam diharapkan dapat mencapai manfaat spiritual dan moral yang besar serta mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Niat Puasa Ramadan dalam Bahasa Arab beserta Artinya

Puasa Ramadan harus dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas di dalam hati untuk melaksanakan ibadah puasa. Niat ini perlu dinyatakan sebelum waktu imsak atau ketika azan Subuh berkumandang.

Niat berpuasa di Bulan Ramadan adalah sebagai berikut:

‎نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghodin an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala

Artinya:

Dengan niat saya, besok saya akan menjalankan kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan tahun ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah Ta'ala.

Menjalankan puasa Ramadan dimulai sejak terbit fajar (waktu imsak) hingga terbenamnya matahari (waktu maghrib). Selama periode ini, seorang muslim diwajibkan menahan diri dari segala bentuk makanan, minuman, serta tindakan yang membatalkan puasa.

Puasa Ramadan hanya diwajibkan bagi orang Islam yang telah mencapai usia baligh, berakal sehat, dan tidak dalam keadaan sakit yang menghalangi mereka untuk berpuasa.

Tetapi, terdapat beberapa situasi di mana seseorang diizinkan untuk tidak berpuasa, seperti dalam keadaan sakit, melakukan perjalanan jauh, sedang hamil, menyusui, atau dalam kondisi kesehatan yang dapat membahayakan jika berpuasa.

Dalam melaksanakan puasa, seseorang diharuskan untuk menjauhi segala yang dapat membatalkan puasa, seperti mengonsumsi makanan, minuman, berhubungan suami istri, atau sengaja memuntahkan makanan. Apabila tindakan ini dilakukan secara disengaja oleh seseorang, maka puasanya menjadi tidak sah.

Selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, Ramadan juga merupakan waktu untuk meningkatkan ibadah lainnya, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan berzikir. Selain itu, memperbanyak amal kebajikan dan berbuat baik kepada sesama menjadi bagian integral dari pengalaman Ramadan.

Waktu berbuka puasa (iftar) adalah saat matahari benar-benar terbenam. Sunnah Rasulullah SAW adalah berbuka dengan kurma dan air putih, dilanjutkan dengan shalat Maghrib sebelum melanjutkan makan malam.

Dengan mematuhi ketentuan-ketentuan ini, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan penuh kesadaran, kesabaran, dan keikhlasan untuk mendapatkan berkah dan ampunan Allah SWT.

Amalan Mulia Selama Puasa Ramadan

Puasa Ramadan tidak hanya terkait dengan menahan diri dari makan dan minum, melainkan juga merupakan peluang untuk meningkatkan kedalaman spiritual dan melaksanakan perbuatan baik. Berikut beberapa perbuatan baik yang dapat dilakukan selama bulan Ramadan yang penuh keberkahan ini:

1. Sholat Tarawih dan Qiyamul Lail

Menunaikan sholat tarawih setelah sholat Isya' adalah amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadan. Qiyamul Lail, sholat malam, juga dapat dilakukan untuk meningkatkan koneksi spiritual.

2. Tilawah Al-Qur'an

Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an memperdalam hubungan dengan Allah. Menetapkan target harian untuk membaca Al-Qur'an selama Ramadan dapat meningkatkan pemahaman dan kekhusyukan.

3. Zakat dan Infaq

Memberikan zakat dan infaq kepada mereka yang memerlukan adalah tindakan yang sangat disarankan. Ramadan menjadi saat yang tepat untuk berbagi keberkahan dengan sesama.

4. Berbuka Puasa Bersama

Mengundang tetangga, teman, atau keluarga untuk berbuka puasa bersama memperkuat ikatan sosial dan menjalin kebersamaan. Rasulullah SAW juga menganjurkan pelaksanaan perbuatan baik ini.

5. Dzikir dan Doa

Melakukan dzikir dan berdoa secara rutin selama bulan Ramadan adalah cara untuk memperdalam kesadaran akan kehadiran Allah dan meraih keberkahan.

6. Bersikap Sabar dan Toleran

Ramadan adalah waktu yang baik untuk melatih kesabaran dan toleransi. Menahan diri dari emosi negatif dan meningkatkan kontrol diri adalah bagian penting dari amalan spiritual.

7. I'tikaf

Jika memungkinkan, melakukan i'tikaf di masjid selama sepuluh hari terakhir Ramadan adalah amalan yang sangat dianjurkan. IHal ini memungkinkan seseorang untuk sepenuhnya berkonsentrasi pada ibadah dan refleksi diri.

8. Menjauhi Perbuatan Buruk

Ramadan adalah kesempatan untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan fokus pada perbaikan diri. Menghindari perbuatan dosa dan memperbaiki akhlak adalah bagian integral dari amalan selama bulan ini.

Dengan melibatkan diri dalam amalan-amalan ini, umat Islam dapat tidak hanya menjalani puasa secara fisik, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual dan moralitas, mencapai keberkahan dalam setiap aspek hidup. 

Golongan yang Tidak Wajib Puasa Ramadan

Berpuasa selama bulan Ramadan merupakan salah satu pokok ajaran dalam Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang telah mencapai kematangan usia dan memiliki kesehatan fisik yang memadai. Meskipun demikian, terdapat beberapa golongan yang dikecualikan dari kewajiban ini, baik atas dasar kesehatan maupun kondisi tertentu yang menghalangi pelaksanaannya. Dalam konteks ini, kita akan menjelaskan beberapa golongan yang tidak wajib puasa Ramadan.

Meskipun puasa Ramadan adalah kewajiban bagi sebagian besar umat Islam, agama ini juga memperhatikan kondisi dan situasi individu. Golongan yang dikecualikan dari kewajiban puasa ini mencakup anak-anak di bawah usia baligh, orang yang tidak sehat secara fisik atau mental, wanita hamil dan menyusui, orang lanjut usia yang lemah fisik, musafir, serta orang yang sedang sakit atau dalam keadaan darurat. Pengecualian ini menunjukkan kebijaksanaan Islam dalam memahami kondisi dan kebutuhan individu, serta menempatkan kesehatan dan kesejahteraan sebagai prioritas utama.

Berikut 6 golongan yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadan:

1. Anak-anak di Bawah Usia Baligh

Anak-anak yang belum mencapai usia baligh atau pubertas tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, sebagian besar orangtua mendorong anak-anak mereka untuk mulai berlatih berpuasa sejak usia dini, agar mereka dapat memahami dan terbiasa dengan praktik ibadah ini.

2. Orang yang Tidak Sehat secara Fisik atau Mental

Seseorang yang mengalami kondisi kesehatan tertentu yang dapat memperburuk penyakitnya atau menghambat proses penyembuhan jika berpuasa, dikecualikan dari kewajiban berpuasa. Keputusan ini biasanya harus diambil bersama dengan nasihat dan panduan dari tenaga medis atau ahli kesehatan.

3. Wanita Hamil dan Menyusui

Wanita hamil atau menyusui diberikan keleluasaan untuk tidak berpuasa jika mereka khawatir akan berdampak negatif pada kesehatan atau keseimbangan gizi mereka, atau dapat membahayakan kesehatan janin atau bayi yang sedang disusui. Mereka diharapkan untuk mengganti puasa yang tidak dilaksanakan setelah kondisi mereka memungkinkan.

4. Orang Lanjut Usia yang Lemah Fisik

Orang lanjut usia yang secara fisik lemah dan tidak mampu menjalani puasa juga dikecualikan dari kewajiban tersebut. Islam menempatkan kepentingan kesehatan dan kesejahteraan individu sebagai prioritas, dan oleh karena itu memberikan pengecualian kepada orang-orang yang rentan terhadap dampak negatif dari puasa.

5. Musafir (Orang yang Sedang dalam Perjalanan Jauh)

Seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh juga dikecualikan dari kewajiban berpuasa. Ini mencakup orang-orang yang bepergian untuk tujuan pekerjaan, pendidikan, atau alasan lain. Pengecualian ini diberikan untuk memudahkan orang yang sedang dalam perjalanan agar tidak merasa kesulitan atau terbebani.

6. Orang yang Sedang Sakit atau dalam Keadaan Darurat

Orang yang sedang sakit atau berada dalam keadaan darurat yang memerlukan konsumsi makanan dan minuman untuk pemulihan dikecualikan dari kewajiban puasa. Islam mengutamakan kesehatan dan keselamatan individu, dan dalam situasi darurat, kesehatan dan keselamatan lebih diutamakan. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat