Gobel Kunjungi Industri Pengolahan Air Laut di Hungaria dan Turki
![Gobel Kunjungi Industri Pengolahan Air Laut di Hungaria dan Turki](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/9e2e6a5f8a19f1f5b8dcdb5a03c0394b.jpg)
WAKIL Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengunjungi industri pengolahan air laut untuk menjadi air minum di Turki dan Hongaria.
"Indonesia sangat membutuhkan teknologi ini. Sudah saatnya Indonesia menguasai teknologi pengolah air laut menjadi air minum dan air bersih," kata Gobel, Kamis (29/2).
Hal itu ia sampaikan saat berdialog dengan pimpinan perusahaan penyedia mesin pengolah air laut di Nagykanizsa, sekitar 200 km dari Budapest, ibu kota Hongaria.
Baca juga : Gobel Tinjau Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor di Hongaria
Gobel didampingi Anggota DPR RI dari Partai NasDem, Charles Meikiyansyah, dan Duta Besar Indonesia untuk Hungaria, Dimas Wahab.
Sehari sebelumnya, di Istanbul, ia bertemu pimpinan Arbok Ballast Technology.
Di Hongaria, Gobel diterima Kristina Borsos dan Gyorgi Papocsi, keduanya CEO, serta Adrian Kiss, direktur pengembangan bisnis internasional. Hadir pula sejumlah pimpinan lainnya. Setelah mendengarkan presentasi, ia diajak berkeliling pabrik.
Baca juga : Gobel: Ini Awal Kebangkitan Gorontalo yang Adil-Makmur
Gobel mengingatkan pentingnya Indonesia menguasai teknologi pengolahan air minum tersebut. Pertama, Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi banyak laut sehingga Indonesia memiliki kemudahan untuk mengelolanya.
Kedua, di Indonesia banyak daerah terpencil yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, khususnya di pulau-pulau kecil, di daerah-daerah pantai, dan di wilayah-wilayah kering.
Ketiga, Indonesia menghadapi masalah stunting dan kemiskinan yang membutuhkan solusi cepat dan mudah.
Baca juga : PT AGIT Transformasikan Pelabuhan Anggrek Menuju Smart Green Port
Pada sisi lain, katanya, teknologi pengolahan air ini lebih murah daripada dengan mengambil air dari dalam tanah maupun dari mata air.
Hal yang lebih penting lagi, katanya, teknologi ini ramah lingkungan. Pertama, dengan mengambil air laut maka air tanah menjadi tidak terganggu. Karena air tanah dibutuhkan untuk penghijauan dan keseimbangan alam.
Di sejumlah tempat, seperti di Jakarta, penggunaan air tanah yang berlebihan membuat permukaan tanah terus turun dan air laut mengalami intrusi ke daratan. Di sejumlah daerah, penggunaan air mata air menjadikan penduduk sekitar kehilangan sumber air untuk irigasi maupun untuk keperluan sehari-hari. "Terjadi perebutan dan konflik air," katanya.
Baca juga : Rachmat Gobel Tegaskan Bansos dan BLT Bukan Solusi Berantas Masalah Kemiskinan
Kedua, tidak ada limbah. Ketiga, teknologi ini menggunakan energi matahari sebagai sumber energinya.
"Jadi banyak sekali keuntungannya," katanya.
Untuk tahap pertama, Gobel akan menerapkan teknologi ini di Gorontalo.
Baca juga : Gobel Ajak Birukan Gorontalo
"Jika berhasil akan diterapkan di banyak tempat, khususnya di kawasan-kawasan industri yang membutuhkan banyak air," katanya.
Menurutnya, Gorontalo membutuhkan teknologi pengolah air laut ini karena selain lebih efisien juga karena banyak lokasi yang susah air bersih.
Gobel juga menerangkan bahwa teknologi pengolah air laut ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi.
Baca juga : Gobel: Pemimpin Itu Melayani, bukan Dilayani
"Secara biaya lebih murah dibandingkan dengan membangun waduk atau bendungan. Itu penjelasan mereka," katanya.
Adrian Kiss menerangkan, mesin pengolah ini sangat praktis dibawa dan dipasang. Karena semuanya dirakit dalam bentuk kompon persegi panjang mirip kontainer. Jika ingin menambah kapasitas cukup dipasang berderet dan bertumpuk.
"Juga ada ukuran mini yang mobile. Ini untuk kondisi bencana. Karena teknologi ini juga bisa digunakan untuk mengolah air sungai," katanya.
Adrian menyampaikan, teknologi ini sudah diterapkan di banyak negara di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. "Di Filipina saja ada di 18 titik," katanya.
Kristina mengatakan, teknologi yang mereka miliki mempunyai keunggulan dibanding teknologi yang dimiliki negara-negara lain di Eropa. "Secara harga lebih kompetitif, namun yang terpenting secara kualitas kami yang terbaik," katanya. (RO/Z-1)
Terkini Lainnya
Gobel: Badai PHK Akibat Hati tak Hadir
Gobel Ajak Rumania Bikin Joint Commission
Gobel: DPR RI Minta Pembangunan Daerah Perbatasan Jangan Kendor
Lepas Ekspor Jagung Gorontalo ke Filipina, Mentan Harapkan Petani Sejahtera
Pengangguran Gen Z Tinggi, Pemerintah Diminta Prioritaskan Sektor Padat Karya
Gobel Kunjungi Pabrik Tepung Singkong di Bangka
4-10 Juni Diprediksi Banjir Rob Landa Pesisir Jakarta
UGM Kenalkan Teknologi Desalinasi Tenaga Surya untuk Penuhi Kebutuhan Air Tawar Bersih di Kawasan Pesisir
Erupsi Gunung Ruang, BMKG Pantau Intensif Muka Laut untuk Deteksi Dini Tsunami
Gobel: Indonesia Butuh Air Bersih Ramah Lingkungan
Korban Rob Demak Digelontor Bantuan Pembangunan Rumah Apung
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap