visitaaponce.com

UGM Kenalkan Teknologi Desalinasi Tenaga Surya untuk Penuhi Kebutuhan Air Tawar Bersih di Kawasan Pesisir

UGM Kenalkan Teknologi Desalinasi Tenaga Surya untuk Penuhi Kebutuhan Air Tawar Bersih di Kawasan Pesisir
Ilustrasi masyarakat di pesisir(123rf)

PUSAT Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Fakultas Fakultas Tekni dan Fakultas Geografi bersama Artha Graha Peduli dan Forum Peduki Mangrove Bali, memperkenalkan teknologi desaninasi atau mengubah air laut yang asin menjadi air tawar dengan menggunakan tenaga surya.

Peneliti Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) dan Fakultas Geografi UGM, Dr. Lintang Nur Fadlillah, M.Sc., melalui keterangan tertulisnya yang diterima Media Indonesia di Yogyakarta, Sabtu (24/5), menjelaskan untuk saat ini cakupan layanan air minum di Indonesia sekarang ini telah mencapai 91,05% dan akses terhadap sanitasi telah meningkat sebesar 80,92%, namun masih banyak daerah terpencil di Indonesia khususnya wilayah pesisir masih memiliki keterbatasan akses terhadap air bersih dan air minum.

"Pulau-pulau kecil seringkali menghadapi tantangan penyediaan air bersih dan air minum," jelas Lintang.

Baca juga : Gobel: Indonesia Butuh Air Bersih Ramah Lingkungan

Peneliti Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Dr. Rachmawan Budiarto menambahkan teknologi desalinasi air dengan tenaga solar panel atau
dikenal dengan nama Photovoltaics Sea Water Reverse Osmosis (PV-SWRO) merupakan pilihan yang makin perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan air minum karena fitur teknologinya.

Menurut dia kombinasi teknologi SWRO dan produksi energi menggunakan teknologi bertenaga surya saat ini telah tersedia di pasar dan dapat
dengan mudah diterapkan di wilayah pesisir.

Penggunaan teknologi PV-SWRO ini akan diterapkan di pulau-pulau melalui SALT Project dengan gagasan penyelarasan Water-Energy Nexus. Menurut Dosen Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM ide dari proyek ini adalah memasok air minum dengan jumlah yang cukup dan kualitas air baik, dengan didukung oleh energi terbarukan dan dengan harga terjangkau. 

Baca juga : KAGAMA Bantu Instalasi Pemanen Air Hujan, Ganjar Ingin Adaptasi untuk Jateng

"Proyek ini juga menekankan pendekatan transdisiplin dalam menawarkan solusi," katanya.

Dikatakan, pelaksanaan proyek ini bertujuan untuk menerapkan teknologi PV-SWRO ke pulau-pulau terpencil terpilih di Indonesia, memastikan
keberlanjutan operasional dan finansial proyek, serta akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Teknologi desalinasi tenaga surya ini, jelas Lintang telah dibeberkan dalam workshop Side Event World Water Forum (WWF) ke-10 yang bertajuk Water-Energy Nexus, Achieving SDGs di Telaga Waja, di Tanjung Benoa Mangrove Rehabilitation Area, Bali, Kamis (23/5) lalu. Kegiatan ini diikuti oleh peserta 6 negara di antaranya dari Pakistan, Nigeria, Malaysia, Filipina, Slovakia, Indonesia.

Workshop ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan baru dari para pegiat muda Indonesia dan luar negeri dalam penyelesaian permasalahan air terutama di pulau kecil dan wilayah kering lainnya. Workshop ini juga berupaya untuk memperkuat dan meluaskan kolaborasi internasional.

Pemilihan lokasi workshop di area mangrove, untuk memberikan pesan kepada peserta tentang pentingnya mangrove sebagai coastal
protection
, mengurangi seawater intrusion, meningkatkan kualitas air yang mana mangrove mampu menyerap nutrisi seperti nitrogen dan phospat penyebab algae bloom termasuk sedimen, dan juga mitigasi perubahan iklim. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat