visitaaponce.com

Kisah Trauma Pertemuan di Luar Ekspektasi dalam Lukisan di Art Jakarta Gardens 2024

Kisah Trauma Pertemuan di Luar Ekspektasi dalam Lukisan di Art Jakarta Gardens 2024
Karya seniman Ferdy Thaeras di Art Jakarta Gardens 2024, di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, 24 - 28 April 2024.(MI/ Rifaldi Putra Irianto)

GELARAN Art Jakarta Gardens telah menapaki tahun ke-3. Masih berlangsung di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, Art Jakarta Gardens 2024 menampilkan karya seni patung dan lukis dari 23 galeri ternama dan juga 5 karya seni instalasi khusus.

 

Tidak hanya karya dari seniman-seniman dalam negeri, termasuk para maestro seperti I Nyoman Nuarta dan mendiang Gregorius Sidharta Soegijo, terdapat pula sejumlah karya seniman luar negeri seperti Lara Marino (Swiss) dan maestro seni patung Singapura Han Sai Por.

Baca juga : Art Jakarta Gardens, Bersemi dalam Kreativitas

 

Salah satu koleksi lukisan menarik datang dari seniman Ferdy Thaeras. Bertajuk Morocco dengan aliran abstrak ekspresionis, koleksinya itu berkisah tentang perjalanan di Maroko dengan seorang spesial namun berlangsung di luar ekspektasi.

 

Baca juga : Saingi Central Park New York, Tanah Bumbu Miliki Hutan Kota seluas 560 Hektare

“Morocco ini bercerita tentang, saya pernah long distance relationship (ldr) sama seseorang dari New York, terus kami lama gak ketemu hampir sekitar setahun. Sampai akhirnya kami memutuskan bertemu di tengah antara Indonesia dan New York, sampailah kami bertemu di Maroko,” tutur Ferdy, Selasa (23/4).

 

Namun ekspektasi tinggi Ferdy akan pertemuan itu berakhir jauh dari harapan. “Traveling itukan sebetulnya bisa mereveal karakter asli orang, kalau dia lagi stres, itu pasti langsung keluar aslinya. Benar saja, keluar lah itu semua watak asli dia selama traveling di Maroko. Trauma saya yang memiliki ekspektasi indah selama perjalanan di Maroko itulah yang menginspirasi terciptanya karya seni ini,” imbuhnya soal koleksi menghabiskan waktu 2 bulan pengerjaan itu.

Baca juga : Dukung Kelestarian Lingkungan, Akulaku Tanam Ratusan Bibit Pohon di Ujung Menteng

 

Elemen alam Maroko, seperti pohon palem, padang pasir, dan warna-warna terakota terlihat kuat di koleksinya, bersanding dengan warna perak yang melambangkan kemacetan kendaraan roda empat, hinga warna emas yang mengisahkan semaraknya pernak-pernik emas yang dijual di setiap sudut kota.

 

Baca juga : MHU Dukung Otorita IKN Bangun Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara

Untuk urusan suasana hati, ia menuangkan warna dengan teknik pisau palet. “Saya itu kalau bikin karya selalu jarang pakai kuas dan lebih banyak menggunakan pisau palet, nah selama proses scraping itu, kadang kalau emosi kita gak stabil itu ke skip, karenanya kenapa banyak ruang ruang kosong yang ke skip pada lukisan ini. Itu juga sebagai represent bahwa waktu saya di Maroko, energi saya juga sudah mulai putus-putus nih, seperti ada perasaan kayaknya gak perlu dijalanin lagi liburannya tapi ya harus jalan terus,” terangnya.

 

Selain Morocco, Ferdy juga menghadirkan karya lukis berjudul Elixir of Peace dan Gentle Resurgence yang dihadirkan berdasarkan pengalamannya menikmati taman kota di New York, Amerika Serikat. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat