Sosiolog Gen Z Pengangguran Karena Masa Peralihan Industri
![Sosiolog : Gen Z Pengangguran Karena Masa Peralihan Industri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/3b933e7c23f01aeac64cc24d3cd7b9be.jpg)
SOSIOLOG Universitas Nasional (Unas) Prof. Sigit Rochadi menilai fenomena generasi Z atau penduduk usia muda (15-24 tahun) yang tidak berada dalam dunia pendidikan sekolah/pelatihan/kursus/training) atau tidak terserap pasar kerja disebabkan oleh adanya faktor peralihan sistem pekerjaan dari konvensional ke digitalisasi.
“Bahwa yang diharapkan oleh generasi Z adalah bekerja di bidang digital, tapi sayangnya mereka tidak mendapatkan pelatihan atau pembekalan digital yang memadai sehingga mereka berada dalam kondisi anomali, peluang kerja sangat kecil, tetapi mau melanjutkan pendidikan jug terkendala biaya yang mahal,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta pada Jum’at (17/5).
Sigit menjelaskan generasi Z juga menjadi korban dari sistem pendidikan yang tidak link mach atau tidak adanya keterkaitan antara jurusan dan pembelajaran di sekolah dengan kebutuhan dunia industri. Dikatakan bahwa generasi Z tersebut umumnya berasal dari keluarga ekonomi bawah.
Baca juga : Bernalar Berdaya, Berdayakan Pemuda lewat Pendekatan Komunitas
“Biasanya mereka berasal dari keluarga kelas ekonomi bawah dengan orang tua yang bekerja di sektor informal dan berpendidikan rendah. Sehingga orang tua tidak punya wawasan mengarahkan anaknya kemana sehingga diharapkan mengikuti jejak orang tua tapi mereka tidak tertarik, sebagian dari mereka juga merupakan yang putus sekolah,” ungkapnya.
Sigit mengungkapkan jika kondisi ini tidak diatasi dengan segera maka akan terjadi potensinya kerugian ekonomi hingga kerusakan sosial di masyarakat. Untuk itu menurutnya, pemerintah harus segera memperhatikan kondisi pendidikan kejuruan, menekan biaya pendidikan tinggi hingga membiayai berbagai pelatihan.
“Jika hal ini dibiarkan maka angka pengangguran akan semakin besar, lalu terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada terjadinya krisis ekonomi. Jika sudah begitu, akan muncul potensi terjadinya ketidakstabilan sosial, dimana anak muda akan menyalurkan kekecewaan mereka pada perilaku kekerasan dan tindak kriminal,” jelasnya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Tingkatkan Daya Adaptasi Pendidikan Nasional terhadap Perkembangan Tantangan Global
Tekan Angka Pengangguran, Kemnaker Gelar Sosialisasi Pemagangan Luar Negeri
Ayep Zaki Ingin Bebaskan Masyarakat Sukabumi dari Kemiskinan dan Pengangguran
Hampr 10 Juta Gen Z di Indonesia Menganggur, Ini Tips Mendapatkan Pekerjaan yang Bisa Dicoba Para Job Seeker
Pengangguran Gen Z Tinggi, Pemerintah Diminta Prioritaskan Sektor Padat Karya
Praktik TPPO Berkelanjutan Berpotensi Ganggu Kedaulatan Negara
Renovasi SDN Roboh di Sawangan Depok Ditunda hingga 2025
Tingkatkan Kualitas, Sekolah di Batam Sediakan Ujian Sertifikasi Cambridge
Ajak Anak Liburan Sekolah Ke Pantai, Waspada Angin dan Ombak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Gerakan Sekolah Sehat Tingkatkan Edukasi Sampah Plastik
Kolaborasi Edukasi Meningkatkan Kesadaran Gigi dan Mulut
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap