visitaaponce.com

Hilmar FaridMenjaga Peradaban Melalui Kerja Kebudayaan

Hilmar Farid: Menjaga Peradaban Melalui Kerja Kebudayaan
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengemukakan tugas generasi muda saat ini adalah menjaga dan melestarikan warisan budaya(MI/Susanto)

TUGAS generasi muda saat ini ialah melestarikan budaya yang diwariskan leluhur. Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, 56, salah satunya dengan kerja kebudayaan.

"Saya kira tugas yang diemban oleh generasi kita ini adalah tugas yang sangat bersejarah. Kita ingin memastikan kelestarian apa yang ditinggalkan pendahulu kita, dan juga menjadikannya sebagai sumber inspirasi," papar Hilmar dalam acara Peletakan Batu Pertama Museum Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Selasa (5/6).

KCBN Muarajambi, terang Hilmar, merupakan salah satu kompleks candi dengan luas 3.981 hektare. Itu menjadikan Muarajambi sebagai kompleks candi terluas di Asia Tenggara yang diyakini merupakan salah satu kawasan penting pusat pendidikan agama Buddha di nusantara. 

Baca juga : IHA Terus Dorong Masyarakat Rawat Sejarah dan Budaya Indonesia

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) saat ini sedang melakukan revitalisasi KCBN Muarajambi, penataan kawasan, termasuk mendirikan museum serta pemugaran sejumlah candi.

"Saya kira semua sadar bahwa ini lebih dari sekadar pembangunan fisik. Candi Muarajambi ini kompleksnya dibangun pada abad ke-6 dan ke-7, kemudian terus digunakan oleh masyarakat sampai ke abad 12-13. Berarti, selama 600 tahun kawasan ini pernah dihuni oleh masyarakat," terang Hilmar.

Peradaban yang berlangsung selama 600 tahun, ujarnya, bukan periode yang singkat. Ada banyak sekali peninggalan sejarah yang telah ditemukan dari hasil ekskavasi dan rekonstruksi candi di lahan seluas hampir 4.000 hektare tersebut.

Baca juga : Dorong Semangat Berbudaya, BMK Kemendikbudristek Gelar Kelana Indonesiana

"Masih banyak yang belum kita gali. Masih banyak yang harus kita kerjakan," ucap pria lulusan Universitas Indonesia itu.

Membicarakan situs yang berusia lebih dari 1.000 tahun, Hilmar optimis KCBN Muarajambi yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh

pemerintah Indonesia dan terdaftar dalam Tentative List Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009, bisa menjadi pusat pendidikan, wisata rohani, dan diakui dunia setelah revitalisasi selesai dilakukan. Namun, ia mengakui dibutuhkan kerja bersama mewujudkan itu.

Baca juga : Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023 Digelar Besok

"Kami ingin semua berkomitmen agar seluruh upaya revitalisasi berjalan dengan baik," harapnya.

Revitalisasi tersebut, imbuh Hilmar, bukan sekadar proyek bangunan cagar budaya yang nanti bisa dikunjungi wisatawan. Melainkan upaya merekonstruksi peradaban yang pernah ada di nusantara kemudian menjaganya untuk generasi yang akan datang.

"Utamanya sedang merekonstruksi peradaban itu sebagai sumber inspirasi kita ke depan,"terang Hilmar.

"Usia dari pekerjaan kebudayaan hampir selalu melampaui usia pemerintahan. 600 tahun (usia) Candi Muarajambi ini adalah usia peradabannya. Dan itu yang kita jaga," tukasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat