visitaaponce.com

Keamanan Pangan Berkorelasi Erat dengan Kesehatan Masyarakat

Keamanan Pangan Berkorelasi Erat dengan Kesehatan Masyarakat
Ilustrasi.(Freepik)

ORGANISASI Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat bahwa pada 2019 sekitar 690 juta orang di seluruh dunia menderita kelaparan. Ini menunjukkan tantangan yang masih besar dalam mencapai keamanan pangan global.

Kurang gizi, sebagai bagian dari masalah ketidakamanan pangan, menyumbang pada beban penyakit yang signifikan. "Hubungan antara keamanan pangan dan status kesehatan meliputi tidak hanya penyediaan kalori, tetapi juga kualitas dan keragaman diet," terang Tony Arjuna, ahli gizi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Rabu (20/6) siang.

Pria yang menjabat sebagai Ketua Panitia Summer Course FK-KMK UGM itu menyebut keterbatasan akses terhadap makanan yang beragam dan bergizi dapat menghasilkan berbagai bentuk kekurangan gizi (malanutrisi), termasuk kelebihan konsumsi nutrisi tertentu. Masalah kekurangan mikronutrien sering kali terkait dengan kekurangan variasi dalam diet, menjadi isu kesehatan global yang signifikan. 

Baca juga : Didukung Danone SN, UGM Luncurkan Buku Seri Cegah Stunting

Sebagai contoh, anemia akibat kekurangan zat besi memengaruhi lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Ini berkontribusi pada peningkatan angka kesakitan dan kematian, terutama di kalangan wanita dan anak-anak. Sebaliknya, peningkatan kasus penyakit tidak menular yang terkait dengan pola makan, seperti obesitas dan diabetes, menyoroti kompleksitas hubungan antara makanan dan kesehatan yang melibatkan banyak dimensi.

Ketua Tim Internasionalisasi FK-KMK UGM Gunadi mengatakan untuk mengatasi tantangan keamanan pangan dan status kesehatan membutuhkan  pendekatan lintas disiplin yang komprehensif. Artinya, pendekatan tidak hanya fokus pada ketersediaan makanan tetapi juga pada kualitas gizi dan pendidikan kesehatan.

Praktik pertanian berkelanjutan, ketika dipadukan dengan program edukasi kesehatan yang terarah, memiliki peran sentral dalam mendorong pilihan makanan yang lebih sehat, dan secara keseluruhan meningkatkan kesejahteraan. "Menggabungkan usaha ini ke dalam strategi yang terpadu dapat secara substansial berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB terkait dengan nol kelaparan serta memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh," terang dia.

Baca juga : WHO: Lebih dari 200 Penyakit Berasal dari Makanan Tak Sehat

Oleh sebab itu, ia mengatakan, kita perlu merintis masa depan setiap individu memiliki akses ke pangan yang bernutrisi dan kesehatan yang optimal bukanlah sekadar impian, melainkan aspirasi global yang nyata. Oleh sebab itu, FKKMK UGM menggelar Summer Course 2024 yang berlangsung dari 19 Juni hingga 28 Juni 2024. Ini, kata Gunadi, bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa UGM dalam konteks nasional dan internasional. Dalam era globalisasi, kolaborasi lintas budaya dan disiplin menjadi semakin penting dalam menangani masalah kesehatan masyarakat.

"Harapannya, acara ini dapat menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi lintas disiplin untuk mendukung kesejahteraan pangan dan kesehatan, serta menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif bagi mahasiswa UGM dan mitra internasionalnya," kata dia.

Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM Ahmad Hamim Sadewa mengatakan, Universitas Gadjah Mada (UGM) memandang kesejahteraan pangan dan status kesehatan sebagai dimensi yang saling terkait. Ini berperan penting membentuk kesehatan masyarakat secara global. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat