visitaaponce.com

Jangan Tunggu Masalah Besar untuk Pergi ke Psikolog, 7 Ciri Kamu Bermasalah

Jangan Tunggu Masalah Besar untuk Pergi ke Psikolog, 7 Ciri Kamu Bermasalah
Ilustrasi stres berkepanjangan(Freepik)

DALAM upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, psikolog HatiPlong, Dicky Sugianto, menekankan bahwa seseorang tidak perlu menunggu hingga masalah besar muncul untuk berkonsultasi dengan psikolog.

"Sebenarnya, kita bisa pergi ke psikolog kapan saja, karena tidak semua orang pergi ke psikolog hanya saat sedang bermasalah. Ada juga yang pergi karena merasa terjebak atau stuck," ungkapnya.

Dicky menjelaskan bahwa merasa stuck adalah indikator yang baik dan merupakan tanda yang perlu diperhatikan.

Baca juga : Hari Pertama Kembali Sekolah? Ini yang Harus Dilakukan untuk Kurangi Stres Anak

"Misalnya, jika kita merasa stuck dan pekerjaan jadi tidak beres, itu adalah hal yang sederhana tetapi penting. Saat merasa stuck, sebaiknya periksa ke HatiPlong atau psikolog yang dipercaya. Contoh lainnya yang sering terjadi pada pria adalah susah tidur, tidur yang tidak nyenyak, atau merasa perlu minum minuman keras secara berlebihan. Atau mungkin perlu zat tertentu untuk bisa merasa normal, itu juga merupakan tanda-tanda yang perlu diperhatikan," lanjut dia.

Menurutnya, pria sering mengalami gangguan dalam keseharian yang bisa menjadi tanda stres atau masalah kesehatan mental lainnya. Hal ini terutama terjadi pada pria, jika ada gangguan dalam keseharian seperti sering berantem dengan pasangan atau orang terdekat, atau merasa stres tetapi tidak melakukan apa-apa untuk mengatasinya, itu juga tanda sudah mengalami stres.

Bahkan ada yang terus-menerus pergi ke gym selama berhari-hari tanpa henti.

Baca juga : Lakukan 6 Cara Ini, Biar Langsung Tidur Nyenyak

Ia menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikolog jika mengalami beberapa kondisi berikut:

1. Sedih Berkepanjangan

Sedih adalah perasaan yang normal, tetapi jika terjadi terus-menerus tanpa alasan jelas, kamu perlu bicara dengan psikolog. Terlebih jika perasaan sedih berkepanjangan muncul bersama dengan hilangnya minat beraktivitas dan membuat kamu menarik diri dari pergaulan.

Sedih berkepanjangan tanpa alasan yang jelas termasuk masalah kesehatan mental yang disebut hypophrenia.

Baca juga : Ini Cara Membantu Orang yang Sedang Stres

2. Stres Jangka Panjang

Stres adalah kondisi psikis yang muncul dengan rasa kegelisahan, kecemasan, dan mudah tersinggung. Pada kasus stres jangka panjang, pengidapnya menarik diri dari lingkungan, nafsu makan berkurang, mudah marah, serta melakukan perilaku kurang sehat seperti merokok, minum alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Stres berkepanjangan juga dapat menyebabkan gangguan tidur, lelah, sakit kepala, sakit perut, nyeri dada, nyeri otot, penurunan gairah seksual, obesitas, hipertensi, diabetes, hingga gangguan jantung.

3. Kecemasan yang Sulit Terkendali

Rasa cemas yang berlebihan dan sulit dikendalikan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga : Ini Cara Mendeteksi Orang yang Tengah Stres

Gejala kecemasan meliputi badan gemetar, jantung berdebar, sesak napas, kelelahan, otot tegang, sulit tidur, sakit perut, pusing, mulut kering, kesemutan, hingga hilangnya kesadaran.

4. Perubahan Suasana Hati yang Ekstrem

Perubahan suasana hati yang mendadak, bergantian antara perasaan bahagia ke perasaan marah atau depresi dalam waktu singkat, memerlukan penanganan dari psikolog. Gejala ini dapat menyebabkan kecemasan berlebihan, mudah marah, sulit fokus, halusinasi, dan depresi.

5. Paranoid

Seseorang yang mengalami paranoid merasa bahwa orang lain akan mengeksploitasi, menyakiti, atau menipu tanpa adanya bukti jelas. Gejala paranoid meliputi tidak percaya dengan orang lain, menarik diri dari pergaulan, dan sulit bersikap santai karena hidup dipenuhi kecurigaan.

6. Berhalusinasi

Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang merasakan hal yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi perlu segera mendapat penanganan dari psikolog karena bisa menjadi ancaman bagi diri sendiri dan orang lain.

7. Menyakiti Diri Sendiri

Menyakiti diri sendiri, seperti memukul atau menggoreskan benda tajam ke kulit, adalah tanda serius yang memerlukan bantuan psikolog. Pada kasus parah, tindakan ini bisa berujung pada percobaan bunuh diri.

Dirinya menekankan pentingnya tidak takut untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan mencari bantuan.

"Jangan takut untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan dan siapa diri kamu sebenarnya. Ceritakan saja apa yang kamu inginkan. Jangan takut pada stigma atau pendapat orang lain di masyarakat," tutupnya. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat