visitaaponce.com

Parents, Tak Perlu Merasa Bersalah Biarkan Anak Screen Time

Parents, Tak Perlu Merasa Bersalah Biarkan Anak Screen Time
Kebiasaan screen time(Dok. CNN)

PENGGUNAAN teknologi layar atau screen time oleh anak-anak telah menjadi topik hangat yang memicu berbagai pandangan di kalangan orang tua dan ahli.

Meskipun banyak yang mengkhawatirkan dampak negatifnya, sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Nathan Walter dari Universitas Northwestern menyoroti bahwa rasa bersalah yang dirasakan oleh orang tua terkait penggunaan layar mungkin tidak selalu beralasan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Media Psychology memperhatikan bagaimana rasa bersalah dapat mempengaruhi hubungan orang tua-anak, meskipun bukti sebab-akibat yang jelas masih menjadi perdebatan.

Baca juga : Tips Mengurangi Stres Menjelang Hari Pertama Anak Sekolah

Walter, bersama dengan rekan penelitinya, menemukan bahwa banyak dari bukti yang mengaitkan waktu layar dengan masalah sosial, obesitas, dan penurunan prestasi akademik hanya berupa korelasi, bukan necessarily sebab-akibat yang jelas.

"Saat mengamati penggunaan layar oleh anak-anak, kami menemukan bahwa tidak ada yang secara inheren negatif tentang waktu yang dihabiskan di depan layar," ungkap Walter dikutip dari CNN, Jumat (28/6).

"Penting untuk memahami bahwa layar sering kali menggantikan aktivitas lainnya, dan efek negatifnya terutama terkait dengan trade-off antara waktu layar dan interaksi sosial atau aktivitas luar ruangan," lanjutnya.

Baca juga : Hari Pertama Kembali Sekolah? Ini yang Harus Dilakukan untuk Kurangi Stres Anak

Penelitian ini juga menyoroti bahwa orang tua yang merasa bersalah cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dan mungkin kurang melaporkan hubungan yang positif dengan anak-anak mereka. 

Meskipun hubungan ini tidak selalu dapat diatribusikan secara langsung kepada screen time.

Walter menekankan bahwa setiap keluarga memiliki batasan yang berbeda-beda.

Baca juga : Perfeksionisme: Tips untuk Memutus Siklus dan Meningkatkan Kreativitas

"Kami tidak ingin menciptakan stigma bahwa penggunaan layar selalu buruk. Orang tua perlu mempertimbangkan konteks penggunaan layar dan berbicara dengan anak-anak mereka secara terbuka tentang cara yang sehat untuk mengintegrasikan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya.

Saran dari penelitian ini adalah agar orang tua mengambil pendekatan yang lebih berbasis bukti dan terbuka terhadap pengelolaan waktu layar anak-anak mereka.

"Penting untuk membaca lebih banyak tentang topik ini dan mencari pendekatan yang paling sesuai untuk kebutuhan keluarga Anda," tambah Walter.

Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya mengajak untuk mengkaji ulang pandangan tentang penggunaan layar, tetapi juga untuk memahami lebih dalam kompleksitas dari interaksi anak-anak dengan teknologi saat ini dalam konteks psikologis dan sosial yang lebih luas. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat