Sejuta Anak Derita Malnutrisi Akut
![Sejuta Anak Derita Malnutrisi Akut](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2016/02/ac60eabd9226594a55b9f111b493e670.jpg)
DANA Darurat Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Unicef, kemarin, menyatakan hampir 1 juta anak di Afrika bagian timur dan selatan mengalami malnutrisi akut parah. Kondisi itu disebabkan sulitnya mendapatkan air bersih dan makanan akibat musim kemarau yang melanda kawasan selama dua tahun ditambah pola cuaca El Nino terburuk dalam 50 tahun. Kenaikan harga barang-barang memperburuk keadaan.
Malnutrisi akut parah didefinisikan sebagai kondisi kelaparan ekstrem yang menyebabkan tingginya rasio antara berat dan tinggi badan. "Fenomena cuaca El Nino akan mereda tapi bagi anak-anak yang hidup serbapas-pasan, ini masih akan terasa beberapa tahun ke depan," kata Direktur Regional Unicef Leila Gharagozloo Pakkala, kemarin. Lesotho, Zimbabwe, dan sebagian besar wilayah Afrika Selatan telah menyatakan kondisi darurat kemarau. Di Ethiopia, jumlah orang kelaparan dan butuh makanan diprediksi meningkat dari 10 juta menjadi 18 juta pada akhir tahun ini.
Adapun Malawi dilanda krisis pangan terburuk selama sembilan tahun. Di sana, 2,8 juta orang, atau lebih dari 15% dari populasi berisiko mengalami kelaparan dan menderita malnutrisi akut parah dua kali lipat lebih banyak hanya dalam dua bulan.
"Pemerintah merespons dengan sumber daya yang ada, tapi ini merupakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kelangsungan hidup anak-anak bergantung pada tindakan yang diambil hari ini," tambah Pakkala. Di Ethiopia, ketiadaan hujan selama dua tahun membuat 6 juta anak kekurangan pangan. Absensi sekolah pun meningkat karena anak-anak harus berjalan lebih jauh untuk mencari air. Di Somalia, lebih dari dua pertiga populasi butuh bantuan pengungsian dan di Kenya, pola cuaca El Nino menimbulkan hujan lebat dan banjir, diperparah wabah kolera.
"Angka-angka itu amat mencengangkan. Situasi ini pun diperkirakan masih memburuk sepanjang tahun ini, bahkan hingga 2017," tutur penasihat darurat regional Unicef Megan Gilgan. Dia menambahkan, "Kita ini tengah berhadapan dengan krisis yang dimulai dengan perlahan-lahan dan berdampak pada negara-negara dengan cara yang berbeda-beda pula. Prospek ke depan masih mengkhawatirkan karena hujan pun diprediksi belum akan turun. "Menurut Unicef, kondisi saat ini lebih buruk ketimbang krisis pangan yang melanda wilayah semenanjung 'tanduk Afrika' pada 2011, meliputi Somalia, Ethiopia, Djibouti, Kenya, dan Uganda. Unicef tengah berupaya menggalang dana kemanusiaan sebanyak S$26 juta untuk Angola, US$87 juta untuk Ethiopia, US$12 jwuta untuk Lesotho, US$15 juta untuk Somalia, US$12 juta untuk Zimbabwe, US$1 juta untuk Swaziland, dan US$11 juta untuk Malawi. Badan PBB Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan membutuhkan waktu dua tahun untuk membuat kawasan itu pulih dari El Nino.
Terkini Lainnya
Pertanian Berkelanjutan Indonesia Masih Tertinggal Dibandingkan Ethiopia
Korban Tewas Banjir di Kenya Mengganda Menjadi 120 orang
Universitas Budi Luhur Gelar Forum Pemuda Indonesia-Ethiopia
Konferensi PBB Gagal Penuhi Target US$7 Miliar untuk Afrika
Amnesty Internasional Sebut 2022 Tahun Perang, Lebih Banyak Orang Ditindas
PBB: Setengah dari Pengemudi WFP yang Ditahan di Ethiopia Sudah Dibebaskan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap