Mayoritas Warga Palestina di Yerusalem Timur Dapat Ikut Pemilu
![Mayoritas Warga Palestina di Yerusalem Timur Dapat Ikut Pemilu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/04/6df9c58404f0f4b410a2390522aac426.jpg)
MAYORITAS penduduk Palestina di Yerusalem timur yang dicaplok Israel dapat memberikan suara dalam pemilihan legislatif Palestina pertama dalam 15 tahun yang ditetapkan untuk bulan depan, komisi pemilihan mengumumkan Senin.
Namun, beberapa ribu orang mungkin masih dikecualikan di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung bahwa pemungutan suara mungkin tidak akan dilakukan sama sekali.
Warga Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur akan memberikan suara dalam pemilihan legislatif pada 22 Mei, menjelang pemilihan presiden yang direncanakan pada Juli.
Komisi Pemilihan Pusat Palestina mengatakan 150.000 pemilih di Yerusalem timur akan dapat memberikan suara di tempat pemungutan suara di pinggiran kota suci dalam proses yang tidak memerlukan lampu hijau dari Israel.
Secara terpisah, total simbolis 6.300 pemilih diizinkan untuk memberikan suara mereka di Yerusalem timur di kantor pos di bawah pengawasan Israel. Ini menurut protokol yang ditandatangani Israel dan Palestina sebagai bagian dari perjanjian perdamaian Oslo.
Warga Palestina mengatakan sangat penting untuk mengizinkan pemungutan suara bahkan terbatas di dalam batas-batas Yerusalem timur yang mereka harap akan menjadi ibu kota negara masa depan mereka.
Israel memberikan persetujuan untuk pemberian suara di kantor pos pada pemilihan legislatif 2006. Mereka belum mengisyaratkan bahwa mereka akan melakukannya kali ini, menurut juru bicara komisi pemilihan Fareed Taamallah.
"Mereka tidak menanggapi permintaan dari Otoritas Palestina untuk menerapkan protokol tersebut," katanya. Seorang juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengomentari permintaan agar semua warga Palestina diizinkan untuk memilih jalan dengan protokol yang ditetapkan itu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, 86, mengatakan pemilihan tidak akan dapat dilanjutkan jika warga Palestina di Yerusalem timur tidak dapat memberikan suara.
Pengacara Diana Buttu, mantan penasihat hukum negosiator Palestina, mengatakan pada Senin (19/4) bahwa pemungutan suara di Yerusalem timur masih bisa menjadi batu sandungan bagi pemilihan, tidak hanya karena potensi pembatasan suara. "Ada banyak hal teknis yang dapat anda lakukan untuk mengatasi rintangan ini, tapi bukan itu intinya," katanya.
Intinya, para kandidat berharap untuk dapat pergi ke Yerusalem, berkampanye di Yerusalem, memberikan suara di Yerusalem. Tanpa jaminan itu, saya dapat melihat itu menjadi alasan bagi mereka untuk membatalkan (pemilihan)," katanya.
Sekitar 60 kandidat dalam pemilihan Palestina berasal dari Yerusalem timur. Israel pada umumnya melarang aktivitas politik Palestina di Yerusalem. Selama akhir pekan, Israel menangkap tiga kandidat yang berencana bertemu di kota itu. Israel mencaplok Yerusalem timur pada tahun 1967 dan memandang seluruh kota sebagai ibukotanya.
Para pemilih Palestina mengatakan mereka berharap pemilu dapat membawa rekonsiliasi internal antara dua faksi politik utama mereka yaitu Fatah yang mengontrol Tepi Barat dan Hamas yang memerintah Gaza. Para pemilih akan memilih dari 36 daftar, termasuk satu dari Hamas dan beberapa dari Fatah. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Itamar Ben-Gvir Kembali Lakukan Provokasi
Didemo Warga Israel, Benjamin Netanyahu Sembunyi di Bunker Milliader AS
Militer AS Klaim Hancurkan Puluhan Drone serta Rudal Kiriman Iran dan Yaman
Kemlu: Tidak Ada WNI Terdampak Serangan Balasan Iran ke Israel
50.000 Warga Palestina Tarawih di Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa Masih Belum Bebas Dimasuki Muslim Palestina untuk Shalat Jumat
Unjuk Kekuatan Militer, Israel Serang Yaman
Ahli Kesehatan Masyarakat Israel Desak Gencatan Senjata untuk Hentikan Polio di Gaza
Dokter Gaza Selamatkan Bayi dari Ibu yang Tewas di Tangan Israel
Pascakeputusan ICJ, Palestina Desak Dunia Akhiri Pendudukan Ilegal Israel
Komite Eksekutif PLO Kecam Kekerasan Israel di Tepi Barat
PBB Tanggapi Pernyataan Berbahaya Jubir Israel tentang Ketua UNRWA
Mendampingi Generasi Stroberi
Berpendidikan secara Utuh
Perlukah Moderasi Beragama Dikembangkan sebagai Budaya Keilmuan?
Memahami Perlinsos, Bansos, dan Jamsos
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap