visitaaponce.com

Badai Ana Sebabkan 77 Orang Tewas di Selatan Afrika

Badai Ana Sebabkan 77 Orang Tewas di Selatan Afrika
kerusakan akibat cuaca buruk di Madagaskar(AFP/Rijasolo)

KORBAN tewas akibat badai yang melanda tiga negara di selatan Afrika naik menjadi 77 orang pada Kamis (27/1), ketika tim darurat berjuang untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan membantu puluhan ribu korban.

Badai Tropis Ana yang membawa hujan lebat mendarat pada Senin di Madagaskar sebelum melanda Mozambik dan Malawi.

Petugas penyelamat dan pihak berwenang di tiga negara masih menilai tingkat kerusakan sepenuhnya, bahkan ketika badai lain terbentuk di Samudra Hindia.

Madagaskar pada Kamis (27/1) malam mengumumkan keadaan bencana nasional karena jumlah korban tewas meningkat menjadi 48.

Mozambik melaporkan 18 tewas sementara 11 tewas di Malawi.

Sisa-sisa badai telah melewati Zimbabwe, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan di sana. Di tiga negara yang paling terpukul, puluhan ribu rumah rusak. Beberapa runtuh di bawah hujan lebat, menjebak korban di puing-puing.

Baca juga: Badai Salju, Ribuan Orang Terlantar di Turki dan Yunani

Sungai yang meluap menghanyutkan jembatan dan menenggelamkan ladang, ternak serta menghancurkan mata pencaharian keluarga pedesaan.

Di Madagaskar, 130.000 orang meninggalkan rumah mereka. Di ibu kota Antananarivo, sekolah dan pusat kebugaran diubah menjadi tempat penampungan darurat.

“Kami hanya membawa barang-barang kami yang paling penting,” kata Berthine Razafiarisoa, yang berlindung di gym bersama keluarganya yang terdiri dari 10 orang.

Di Mozambik utara dan tengah, Ana menghancurkan 10.000 rumah, sekitar 12 sekolah dan rumah sakit, serta merobohkan kabel listrik.

Layanan cuaca Mozambik dan internasional memperingatkan bahwa badai lain bernama Batsirai telah terbentuk di atas Samudra Hindia dan diperkirakan akan mendarat dalam beberapa hari mendatang.

“Ini mungkin berkembang menjadi badai tropis yang parah dalam beberapa hari ke depan," kata PBB dalam sebuah pernyataan.

Hingga enam siklon tropis diperkirakan terjadi sebelum musim hujan berakhir pada bulan Maret.

“Situasinya sangat memprihatinkan dan \kerentanan sangat, sangat tinggi,” kata Koordinator Residen PBB di Mozambik, Myrta Kaulard.

“Tantangannya sangat besar, tantangannya ekstrem,” ungkapnya.

Badai menghantam wilayah yang sudah sangat rentan yang masih berusaha pulih dari topan Idai dan Kenneth yang melanda wilayah itu pada 2019.

“Mozambik menanggapi krisis kompleks di utara yang telah menyebabkan beban tambahan yang sangat besar pada anggaran negara, pada populasi,” kata Kaulard.

“Selain itu ada juga covid-19,” imbuhnya.

Di negara tetangga Malawi, pemerintah mengumumkan keadaan bencana alam. Sebagian besar negara kehilangan listrik di awal minggu, setelah banjir melanda stasiun pembangkit. Listrik dipulihkan pada hari Kamis di beberapa bagian negara itu, tetapi beberapa bagian dari jaringan listrik hancur.

"Prioritas kami sekarang adalah memulihkan listrik ke fasilitas kesehatan, sistem distribusi pengolahan air dan sekolah," kata perusahaan listrik nasional dalam sebuah pernyataan.

Afrika Selatan dan khususnya Mozambik telah berulang kali mengalami badai destruktif dalam beberapa tahun terakhir.(France24/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat