visitaaponce.com

Korban Tewas akibat Angin Topan di Madagaskar Bertambah Jadi 92 Orang

Korban Tewas akibat Angin Topan di Madagaskar Bertambah Jadi 92 Orang
Topan Batsirai menyebabkan beberapa warga Madagaskar tewas(AFP/LAURE VERNEAU )

KORBAN tewas akibat Topan Tropis Batsirai di Madagaskar meningkat menjadi 92 orang. Kantor Nasional untuk Manajemen Risiko dan Bencana (BNGRC) merilis data dari daerah yang paling parah terkena dampak yang mengungkapkan 71 orang tewas berada di distrik Ikongo, dekat pantai timur negara kepulauan di Samudra Hindia itu.

Direktur Jenderal BNGRC Paolo Emilio Raholinarivo mengatakan Batsirai yang melanda pada akhir pekan telah menyebabkan 112.000 orang membutuhkan bantuan darurat dan memaksa 61.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

"Di sini hancur," kata Brunelle Razafintsiandrofa, seorang anggota parlemen dari Ikongo pada Rabu (9/2).

"Sebagian besar korban meninggal setelah rumah mereka runtuh,” imbuhnya.

Banyak LSM dan badan-badan PBB telah mulai mengerahkan sumber daya dan tim untuk membantu para korban akibat topan yang membawa hujan lebat dan angin dengan kecepatan 165 kilometer (102 mil) per jam.

Prancis mengirim 60 pekerja darurat untuk membantu mendirikan fasilitas pemurnian air minum dan menerbangkan drone untuk menilai kerusakan di area yang sulit dijangkau bahkan pada waktu terbaik.

Topan tropis itu menghantam Madagaskar pada Sabtu (5/2) malam, di sepanjang 150 kilometer, pesisir timur berpenduduk jarang dan merupakan daerah pertanian.

Baca juga: Badai Batsirai Hantam Madagaskar, 10 Orang Tewas dan 48 Ribu Mengungsi

Saat topan bergerak ke daratan, itu menyebabkan banjir yang merusak sawah di pusat negara itu, meningkatkan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan.

Ketahanan Pangan Sangat Terpengaruh

“Para pakar dari Jerman telah tiba di negara itu untuk mendukung respons kemanusiaan di daerah-daerah lintas Batsirai,” kata BNGRC.

Pekerjaan sedang berlangsung di 20 jalan dan 17 jembatan yang terputus serta desa-desa yang terisolasi.

"Kami tahu pasti bahwa sawah, tanaman padi akan rusak, akan hilang," kata Pasqualina DiSirio, direktur Program Pangan Dunia di negara itu.

"Ini adalah tanaman utama bagi orang Malagasi dan mereka akan terkena dampak serius dalam ketahanan pangan dalam tiga hingga enam bulan ke depan jika kita tidak segera melakukan sesuatu,” imbuhnya.

Badan PBB mendistribusikan makanan panas di Manakara, salah satu daerah yang paling terkena dampak.

Palang Merah Prancis meluncurkan permohonan bantuan dan mengerahkan 87 ton bantuan kemanusiaan dari fasilitasnya di Madagaskar dan pulau Reunion Prancis di dekatnya.

Banyak organisasi bantuan, termasuk Action Against Hunger, Handicap International, Save the Children dan Medecins du Monde, dikerahkan menjelang topan, mengatur peralatan dan obat-obatan.

Selain bantuan yang diberikan oleh pemerintah, mereka memberikan bantuan kepada para korban seperti makanan, perawatan kesehatan dasar dan distribusi peralatan dapur, selimut, serta produk kebersihan.

Sekitar 77% dari 28 juta penduduk Madagaskar hidup di bawah garis kemiskinan, dan pukulan terakhir datang selama kekeringan parah di selatan yang telah menjerumuskan lebih dari satu juta orang terkonfirmasi kekurangan gizi akut, beberapa menghadapi kelaparan.

Madagaskar masih berbenah setelah Badai Tropis Ana mempengaruhi setidaknya 131.000 orang di seluruh pulau itu akhir bulan lalu, dengan sebagian besar dari 55 kematian terjadi di ibu kota Antananarivo.

Ana juga menghantam Malawi, Mozambik dan Zimbabwe, menyebabkan puluhan kematian.(France24/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat