Personel Eagles of Death Metal Bersaksi di Kasus Penembakan Bataclan
PERSONEL band Eagles of Death Metal, Selasa (17/5), bersaksi di sidang penembakan di gedung konser Bataclan saat band asal Amerika Serikat (AS) itu tampil, November 2015 lalu.
Vokalis Jesse Hughes dan gitaris Eden Galindo tiba di pengadilan Paris menggunakan jas berwarba hitam dan kemudian mendeskripsikan konser yang mengubah hidup mereka selamanya.
Hughes, kepada wartawan di luar gedung pengadilan, mengatakan bahwa dia telah memaafkan personel Islamic State (AS) yang menewaskan 90 orang dalam kasi penembakan yang meripakan aksi teror terkeji dalam sejarah Prancis modern itu.
Baca juga : Jual Foto Rotgen Korban Penembakan Bataclan, Dokter Bedah Terancam Dihukum
"Saya adalah seorang Kristen dan kami percaya siapa pun yang tersesat bisa menemukan jalan mereka kembali, termasuk mereka yang ada di sana. Jadi, saya memaafkan mereka dan berharap mereka bisa mendapatkan damai bersama Tuhan," ujar penyanyi berusia 49 tahun itu.
Pengadilan ini menggelar sidang terhadap satu-satunya pelaku penyerangan oleh tim yang menargetkan restoran, bar, stadion olahraga, dan gedung konser yang menyebabkan 130 orang tewas.
Salah Abdeslam, yang ditangkap di Belgia, 5 bulan pascaaksi penembakan itu, mengaku dirinya batal meledakkan diri. Dia kemudian meminta maaf kepada para korban atas aksinya itu.
Baca juga : Prancis Selidiki Kasus Peluru Karet Mematikan dalam Kerusuhan di Marseille
Permintaan maaf disertai tangis pada bulan lalu bertolak belakang dengan sikap Abdeslam di awal sidang saat dia menolak mengakui otoritas pengadilan Prancis dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Hughes, di persidangan, mengaku dirinya langsung mengenali suara tembakan ketiga tiga orang melepaskan tembakan secara membabi buta.
"hampir 90 orang teman saya tewas di hadapan saya," ujar Hughes mengacu kepada para penggemarnya yang tewas.
Baca juga : Ibunda Remaja Prancis yang Dibunuh Polisi: Dia Melihat Wajah Arab!
Dia melarikan diri dari lokasi kejadian bersama kekasihnya menggunakan taksi dan peri ke kantor polisi tanpa mengetahui bahwa manajernya, Nick Alexander termasuk salah satu korban yang tewas.
Namun, Hughes menegaskan bahwa pelaku penyerangan gagal mencapai tujuan mereka untuk mencegah orang bergembira melalui musik.
"Anda tidak bisa membunuh rock n roll," tegas Hughes mengutip pernyataan Ozzy Osbourne. (AFP/OL-1)
Terkini Lainnya
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Teroris Bersenjata yang Serang Gereja di Dagestan telah ‘Disingkirkan’
Seorang Pemuda di Kabupaten Merangin Tewas Ditembak Orang
Penembakan di Pinggiran Kota Detroit, 9 Terluka Termasuk 2 Anak-Anak
PM Slovakia Robert Fico Kembali Hadir di Publik Setelah Percobaan Pembunuhan
Seorang Pria Suriah Menembak Kedutaan AS di Libanon
Jual Foto Rotgen Korban Penembakan Bataclan, Dokter Bedah Terancam Dihukum
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap