visitaaponce.com

Hizbullah akan Putuskan Tangan Israel jika Ambil Gas Sengketa

Hizbullah akan Putuskan Tangan Israel jika Ambil Gas Sengketa
Seorang pendukung Kristen Hizbullah Libanon mengangkat poster pemimpin kelompok itu Hassan Nasrallah.(AFP/Anwar Amro.)

PEMIMPIN Hizbullah Libanon Hasan Nasrallah memperingatkan Israel pada Selasa (9/8) agar tidak mencapai cadangan gas lepas pantai. Ini disampaikannya pada saat bersamaan terjadi pembicaraan yang dimediasi AS yang bertujuan menyelesaikan sengketa perbatasan laut.

"Tangan yang meraih kekayaan ini akan terputus," ancam Nasrallah, kepala gerakan politik dan militer Muslim Syiah yang didukung Iran. Ia mengatakan itu kepada para pendukungnya di Beirut selatan, kubu Hizbullah.

"Sumber daya minyak, gas, dan air Libanon harus tetap berada di bawah kendalinya dan tidak ada seorang pun yang boleh merampok negara itu," katanya dalam pidatonya di televisi yang menandai ritual berkabung Syiah di Asyura.

Perselisihan meningkat pada awal Juni setelah Israel memindahkan kapal produksi di dekat ladang lepas pantai Karish yang sebagian diklaim oleh Libanon. Hal itu mendorong Beirut untuk menyerukan dimulai kembali negosiasi yang dimediasi AS. Nasrallah telah menanggapi dengan berulang kali meluncurkan ancaman.

Pada 2 Juli, Israel mengatakan telah menjatuhkan tiga drone yang diluncurkan oleh Hizbullah yang menuju Karish. Pada bulan yang sama, gerakan itu merilis video yang dikatakannya menunjukkan pengawasan terhadap beberapa kapal sewaan Israel, termasuk kapal produksi yang dikirim ke Karish.

Komentar Nasrallah pada Selasa datang ketika Libanon menunggu tanggapan dari Israel atas tawaran sengketa perbatasan yang diajukannya kepada mediator AS Amos Hochstein bulan lalu. Nasrallah mengatakan, "Kami sedang menunggu tanggapan atas tuntutan negara Libanon dan kami akan menanggapi sesuai dengan itu, tetapi saya katakan kepada Anda, kita harus siap dan siap untuk segala kemungkinan. Kami akan berbuat apa saja, jadi tidak ada yang boleh coba-coba dengan kami."

Libanon dan Israel, yang berperang terakhir mereka pada 2006, melanjutkan negosiasi perbatasan maritim pada 2020 tetapi proses itu terhenti hingga perkembangan terakhir menghidupkan kembali negosiasi pada Juni. Hochstein mengatakan kepada penyiar Libanon bulan ini bahwa dia sedang bekerja menuju solusi yang akan memungkinkan Israel untuk melanjutkan operasi di Karish dan memungkinkan Libanon juga untuk memasuki pasar energi.

Seorang pejabat Israel bulan lalu mengatakan tawaran Israel akan memungkinkan Libanon untuk mengembangkan yang disebut waduk Sidon, juga dikenal sebagai ladang Qana, yang terletak di zona yang disengketakan. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat