Presiden RI Penguatan Arsitektur Kesehatan Global Sebuah Keharusan
![Presiden RI: Penguatan Arsitektur Kesehatan Global Sebuah Keharusan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/85cdaff9b65dfe89c63cf813aaf7d58d.jpeg)
Presiden RI Joko Widodo meminta para pemimpin negara G-20 untuk serius memperkuat arsitektur kesehatan global. Langkah tersebut wajib dilakukan sebagai bentuk antisipasi, kesiapsiagaan, jika pandemi terjadi lagi di masa mendatang.
“Para pemimpin G-20, dunia kita semakin pulih dari pandemi covid-19 tapi kita tidak boleh lengah. Darurat Kesehatan berikutnya bisa muncul kapan saja. Kali ini, dunia harus lebih siap. Kesiapsiagaan kita akan menyelematkan nyawa dan perekonomian kita,” ujar Jokowi saat membuka Working Session II KTT G-20 di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Selasa (15/11).
Sebagai kumpulan negara dengan ekonomi terkuat, G-20 harus melakukan aksi nyata. Saat ini, Pandemic Fund, salah satu terobosan yang diinisiasi dalam Presidensi Indonesia, telah terbentuk. Itu harus ditindaklanjuti dengan langkah konkret yaitu menyumbangkan dana besar ke dalamnya.
“Indonesia sudah memberi komitmen US$50 juta. Saya mengajak semua pihak juga berkontribusi. Ini harus ditindaklanjuti dengan penambahan kontribusi pendanaan supaya berfungsi secara optimal,” tutur mantan wali kota Surakarta itu.
Selain itu, G-20 juga harus melibatkan negara-negara berkembang sebagai bagian dari solusi masalah kesehatan dunia. Caranya ialah dengan menaruh investasi di sektor medis di negara-negara tersebut.
Selama ini, Jokowi melihat negara-negara berkembang dibiarkan tertinggal sehingga kesenjangan kapasitas kesehatan menjadi sangat tinggi. “Negara berkembang harus diberdayakan. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat diabiarkan. Negara berkembang memerlukan kemitraan yang memberdayakan. Mereka bisa jadi bagian dari rantai pasok kesehatan global termasuk pusat manufaktur dan riset,” sambungnya.
“Itu hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, transfer teknologi diperkuat dan akses bahan baku produksi diperluas.”
Jokowi juga mendorong WHO untuk lebih kuat dan bertaring lagi terutama dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan terkait kesehatan.
Pada akhir sambutannya, Kepala Negara menekankan bahwa dunia tidak boleh mengulangi lagi kesalahan yang sama, kesalahan karena tidak siap dalam menghadapi pandemi. “Itu harus jadi pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global. ‘Never Again’ saya kira menjadi mantra Bersama,” tandas Jokowi. (OL-12)
Terkini Lainnya
Pertemuan Menteri Keuangan G20 Berakhir tanpa Pernyataan Bersama
Jokowi bertolak ke KTT G-20 India Besok, Suarakan Kepentingan Negara Berkembang
Dukung KTT G20, Meta Indonesia Rilis Kartu Pos
Jelang Helat G20, Menteri ESDM Tinjau Kesiapan Green Energy Station Pertamina di Bali
Anies Baswedan: Rekomendasi di Tingkat Urban Diperlukan Pusat
Youth Innovation Festival untuk Bantu Selesaikan Isu-isu Mendesak Dunia
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap