Pertemuan Menteri Keuangan G20 Berakhir tanpa Pernyataan Bersama
![Pertemuan Menteri Keuangan G20 Berakhir tanpa Pernyataan Bersama](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/84d5c6c65cf3a768e0fbc069a4eaa0e2.jpg)
Pertemuan pertama para menteri keuangan tahun ini dari Kelompok 20 (G20) berakhir tanpa pernyataan bersama karena para anggota terpecah mengenai “konflik geopolitik” yang sedang berlangsung, kata tuan rumah Brasil.
“Tidak mungkin (untuk mencapai) pernyataan akhir,” kata Menteri Keuangan Fernando Haddad pada konferensi pers di Sao Paulo pada akhir pertemuan, Kamis waktu setempat.
“Kebuntuan pembicaraan, seperti biasa, terjadi pada konflik yang sedang berlangsung,” kata Haddad, tanpa secara eksplisit menyebutkan apakah invasi Rusia ke Ukraina atau kampanye militer Israel terhadap kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza.
Baca juga : Legislator Apresiasi Kinerja Pemerintah Hadirkan Kepala Negara di KTT G20
Pada pertemuan sebelumnya pekan lalu para Menteri Luar Negeri G20, juga gagal menghasilkan kesepakatan lantaran perbedaan sikap terkait kondisi geopolitik.
Haddad mengatakan dalam bidang keuangan, kelompok tersebut (G20) – yang mewakili 80% perekonomian global, bersatu.“Tetapi karena pertemuan pekan lalu di Rio de Janeiro tidak mencapai pernyataan bersama, hal itu akhirnya mencemari pembentukan konsensus pada apa yang kami harapkan akan menjadi pertemuan kebijakan ekonomi murni,” katanya.
Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner sebelumnya mengatakan negaranya berencana untuk memaksakan pernyataan akhir apa pun untuk mengatasi perang Rusia-Ukraina.
Baca juga : Pelaksanaan Side Event G20 Ramai Peserta Namun Rawan Penularan Covid-19
Perang ini, kata dia, telah memecah belah G20, dimana negara-negara Barat mengutuk invasi tersebut dan memberikan bantuan militer dan keuangan ke Ukraina.
Rusia – yang juga merupakan anggota G20 – juga mendapat dukungan dari negara-negara berkembang seperti Brasil, Tiongkok, dan India.
G20 juga terpecah mengenai Gaza, dimana Amerika Serikat dan sekutu Baratnya enggan mengutuk Israel.
“Kita tidak bisa menjalankan pertemuan seperti biasa di G20 ketika ada perang di Ukraina, terorisme Hamas, dan situasi kemanusiaan di Gaza,” kata Lindner kepada wartawan.
“Kami menentang penghindaran isu-isu tersebut. Sekalipun kami adalah gubernur bank sentral dan menteri keuangan, kami mewakili nilai-nilai negara kami dan harus mempertahankan tatanan berbasis aturan internasional.” (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
DPR RI Sampaikan Keberatan Tak Ada Isu Perdamaian Palestina di KTT P20 India
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di India Beri Respon Antisipasi Tantangan
10 Usulan Delegasi Indonesia dalam Pertemuan G20-L20 di India
PJ Gubernur Babel Apresiasi Kesiapan PLN Sukseskan Kegiatan G20 dan Resmikan SPKLU
Jelang Helat G20, Menteri ESDM Tinjau Kesiapan Green Energy Station Pertamina di Bali
Dukung G20, Dua Perusahaan Teken Kontrak Penyediaan Modul Surya
Anies Baswedan: Rekomendasi di Tingkat Urban Diperlukan Pusat
Youth Innovation Festival untuk Bantu Selesaikan Isu-isu Mendesak Dunia
Plataran Menjangan, Sebagai Mitra Resmi G20 dan Menjadi Tuan Rumah
Presiden Joko Widodo Pegang Lobster Hasil Tangkapan Nelayan Lokal
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap