visitaaponce.com

Kekejian Israel Bebas Sanksi

Kekejian Israel Bebas Sanksi
Seorang bocah Palestina mengibarkan bendera nasional di depan pasukan keamanan Israel(AFP/Ahmad Gharabli)

PENGAMAT Timur Tengah Smith Al Hadar menilai kekejian Israel terhadap warga Palestina yang terus berulang bebas dari sanksi. Pasalnya, Israel adalah sekutu Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Tindakan Israel dan Rusia hampir sama di Palestina dan Ukraina tetapi AS memperlakukan keduanya berbeda. "Kalau dunia, AS dan sekutunya, menjatuhkan sanksi pada Israel, negara Zionis ini akan punah dengan cepat. Padahal, Israel adalah penjaga kepentingan AS dan sekutunya di Timur Tengah," ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (7/4).

Menurut dia penyikapan dunia terhadap Israel jauh berbeda dengan yang dialamatkan kepada Rusia. AS dan Eropa menjatuhkan puluhan sanksi kepada Moskow sejak menginvasi Ukraina.

Baca juga: Rusia dan Amerika Sampai Pada Fase Perang yang Memanas

Rusia harus dijatuhi sanksi agar kalah perang, lalu menjadi negara lemah. Selanjutnya Rusia akan jatuh kedalam dominasi AS dan sekutu Eropa. Selanjutnya, ancaman nuklir Rusia dilenyapkan dan Rusia dan satelitnya dijadikan pasar bagi produk AS dan sekutunya.

Sementara itu, Palestina juga tidak dapat mengharapkan keadilan lewat PBB. Hukum yang diadopsi PBB untuk mengatur anggotanya dibuat oleh negara pemenang perang dunia II, yaitu AS, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet.

Baca juga: Israel Lakukan Serangan Ke Libanon dan Jalur Gaza

Itu sebabnya banyak negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, sudah lama menuntut adanya reformasi PBB untuk mengakomodasi perubahan hukum internasional. Selama 70 tahun terakhir isu itu bergulir, tetapi AS dan sekutu di Eropa tidak setuju karena akan melemahkan hegemoni mereka.

"Pada 1960-an, Soekarno, Gamal Abdul Naser, Nehru, dan Yosep Bros Tito, membentuk Gerakan Non-Blok sebagai sikap resistensi terhadap dominasi AS dan sekutunya versus Uni Soviet dan satelitnya," ungkapnya.

Ia mengatakan dunia tidak berdaya meruntuhkan dominasi AS dan Eropa yang merupakan sekutu Israel. Menurut dia hanya ada dua cara untuk mengakhiri penindasan di Palestina.

Pertama, Palestina melakukan intifada terus-menerus tanpa jeda, yang akan memaksa Israel melakukan kekerasan tanpa henti. Ujungnya AS dan Eropa akan dipaksa oleh publiknya sendiri untuk menekan Israel membuat perdamaian dengan Palestina.

Kedua, negara Islam plus anggota GNB mengurangi ketergantungan ekonomi, teknologi, dan militer pada AS dan Eropa sehingga mereka bisa menjalankan politik luar negeri secara mandiri.

"Dengan begitu, mereka bisa menekan AS dan sekutunya untuk menyelesaikan isu Palestina. Kalau tidak, mereka akan membatasi hubungan ekonomi dengan AS dan Eropa," pungkasnya. (Cah/Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat