visitaaponce.com

Israel Lakukan Serangan Ke Libanon dan Jalur Gaza

MILITER Israel menyerang Libanon selatan dan Jalur Gaza. Menurut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu serangan itu sebagai tanggapan atas peluncuran roket dari kedua wilayah tersebut ke Israel.

Negara itu menyalahkan militan Hamas atas serangan roket ke Israel. Militer Israel menyerang situs-situs di Lebanon dan Gaza pada Jumat (7/4) pagi sebagai pembalasan atas serangan roket yang dituduhkan pada kelompok Islam Hamas.

Hamas menargetkan Israel karena tidak kuasa melihat penindasan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa pada Rabu (5/4). Ledakan keras mengguncang berbagai wilayah di Gaza, ketika Israel mengatakan jetnya mencapai sasaran termasuk terowongan dan lokasi pembuatan senjata Hamas.

Baca juga: Iran Serukan Pertemuan Darurat OKI Bahas Palestina

Saat fajar menyingsing, militer Israel mengatakan pihaknya juga menyerang sasaran Hamas di Lebanon selatan. Penduduk di sekitar area kamp pengungsi Rashidiyeh melaporkan tiga ledakan keras.

Dua sumber keamanan Lebanon mengatakan serangan itu menghantam bangunan kecil di tanah pertanian dekat daerah tempat roket diluncurkan sebelumnya. Mereka tidak memiliki laporan tentang korban.

Baca juga: Ledakan Dahsyat di Tyre Libanon Selatan akibat Gempuran Israel

Serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas serangan roket dari Libanon ke wilayah Israel utara, yang oleh pejabat Israel dituduhkan pada Hamas. Militer mengatakan 34 roket diluncurkan dari Lebanon, 25 di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara.

Itu adalah serangan terbesar sejak 2006, ketika Israel berperang dengan gerakan Hizbullah yang bersenjata lengkap. "Tanggapan Israel, malam ini dan nanti, akan menuntut harga yang signifikan dari musuh kita," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah rapat kabinet keamanan.

Saat jet Israel menyerang Gaza, Hamas menembakan roket sebagai perlawanan yang menimbulkan sirene di kota-kota perbatasan Israel dengan Libanon.

Serangan lintas batas terjadi di tengah konfrontasi yang meningkat atas penggerebekan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan, yang tahun ini bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi.

"Kami menganggap pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas eskalasi yang parah dan agresi terang-terangan terhadap Jalur Gaza dan atas konsekuensi yang akan terjadi di kawasan itu," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Libanon Najib Mikati mengutuk setiap operasi militer dari wilayahnya. Pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine mengatakan setiap pelanggaran terhadap Al-Aqsa akan mengobarkan seluruh wilayah UNIFIL, PBB.

Misi penjaga perdamaian di Lebanon, mengatakan telah melakukan kontak dengan pihak-pihak tersebut dan mengatakan kedua belah pihak mengatakan mereka tidak mencari perang tetapi situasinya berisiko eskalasi.

"Kami mendesak semua pihak untuk menghentikan semua tindakan di Garis Biru sekarang," katanya.

Faksi Palestina di Lebanon, yang hadir di kamp-kamp pengungsi, telah menembak secara sporadis ke Israel di masa lalu. Tetapi sebagian besar wilayah perbatasan telah sepi sejak perang 2006 dengan Hizbullah.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengutuk peluncuran roket dari Lebanon dan serangan sebelumnya dari Gaza dan mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri. Tapi itu juga menyatakan keprihatinan insiden di masjid Al-Aqsa, di mana polisi Israel memukuli jemaah selama penggerebekan yang menurut para pejabat untuk mengusir kelompok pemuda yang telah membarikade diri di dalam masjid.

Kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem adalah situs tersuci ketiga umat Islam, tempat ratusan ribu orang beribadah selama Ramadhan. Dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount, lokasi dari dua kuil Yahudi alkitabiah, itu juga merupakan situs paling suci Yudaisme, meskipun non-Muslim tidak diperbolehkan untuk berdoa di sana.

Ini telah lama menjadi titik ketegangan. Bentrokan di sana pada 2021 turut memicu perang 10 hari antara Israel dan Gaza. Ada kemarahan yang meluas di kalangan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki atas tindakan polisi serta kecaman dari seluruh dunia Arab.

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas krisis tersebut. "Penting bagi setiap orang untuk melakukan apa yang mereka bisa untuk meredakan ketegangan," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood.

Berbicara dari Gaza, Mohammad Al-Braim, juru bicara Komite Perlawanan Rakyat Palestina, memuji serangan roket dari Lebanon, yang dia kaitkan dengan insiden Al-Aqsa, tetapi tidak mengaku bertanggung jawab. Dia mengatakan "tidak ada orang Arab dan Muslim yang akan berdiam diri sementara (Al-Aqsa) digerebek dengan cara yang begitu biadab dan biadab tanpa musuh membayar harga atas agresinya." (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat