visitaaponce.com

Serangan Israel Tewaskan 13 Orang termasuk Tiga Pemimpin Jihad Islam

SERANGAN udara Israel di Gaza, Palestina, menewaskan tiga pemimpin kelompok militan Jihad Islam dan 10 lain, termasuk beberapa anak, Selasa (9/5). Ini disampaikan para pejabat di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas tersebut.

Jihad Islam bersumpah untuk membalas kematian dalam serangan dini hari itu yang melibatkan sekitar 40 pesawat Israel. Serangan itu menghantam sasaran di kantong pantai yang ramai selama hampir dua jam setelah pukul 02.00 waktu setempat.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan empat anak, termasuk di antara mereka yang tewas dan 20 orang terluka. Beberapa di antara mereka dalam kondisi serius atau kritis. Serangan itu pun menyebabkan gedung-gedung terbakar dan yang lain menjadi puing-puing.

Baca juga: Sejumlah Kelompok Bersenjata Palestina Tanggapi Pembantaian Israel di Gaza

Belakangan, kekerasan berkobar di Tepi Barat yang diduduki ketika pasukan Israel melancarkan serangan di Nablus. Setidaknya belasan orang menderita luka tembak, menurut petugas medis Palestina.

Tentara Israel mengatakan bahwa dalam serangan Gaza, mereka menargetkan tiga pemimpin Jihad Islam, yang dianggapnya sebagai kelompok teroris, serta lokasi pembuatan senjata. Ditanya tentang korban anak-anak, juru bicara militer Israel, Richard Hecht, berkata, "Jika ada kematian yang tragis, kami akan memeriksanya."

Baca juga: Pasukan Israel Bunuh Dua Warga Palestina di Tepi Barat

Jihad Islam mengonfirmasi tiga anggota seniornya tewas di Gaza. Mereka ialah Jihad Ghannam, sekretaris dewan militer Brigade Al-Quds; Khalil al-Bahtini, komandan sayap militer di Gaza utara; dan Tareq Ezzedine, seorang pemimpin militer di Tepi Barat yang beroperasi dari Gaza.

Fotografer AFP melihat jenazah seorang pria yang diidentifikasi sebagai Ghannam di Rafah, di selatan Jalur Gaza, dan jenazah seorang anak laki-laki di kamar mayat rumah sakit Shifa Kota Gaza, tempat para pelayat berkumpul. Jihad Islam bersumpah untuk membalas serangan itu. Juru bicara, Daoud Shehab, memperingatkan bahwa kelompok perlawanan menganggap bahwa semua kota dan permukiman di kekuasaan Zionis (Israel) akan berada di bawah apinya.

Baca juga: Kematian Tahanan Warga Palestina Timbulkan Kemarahan

Hecht mengatakan militer Israel mencari lokasi yang akan mengembangkan serangan balasan itu. Pihaknya juga menginstruksikan penduduk Israel dalam jarak 40 kilometer (25 mil) dari perbatasan Gaza untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan bom sampai Rabu malam. 

Jihad Islam tuding Israel melecehkan perjanjian

Israel pekan lalu menukar serangan udara di Gaza dengan tembakan roket dari daerah kantong itu. Pertukaran serangan itu dipicu oleh kematian warga Palestina yang mogok makan di penjara Israel. Tahanan itu memiliki hubungan dengan Jihad Islam. Namun, terjadi gencatan senjata keduanya yang ditengahi Mesir.

Baca juga: Tentara Israel Tembak Mati Pria Palestina di Tepi Barat

Karena itu, Jihad Islam menuding Israel pada Selasa bahwa Israel telah melecehkan semua inisiatif mediator dan bersumpah akan membalas kematian para pemimpin mereka dalam serangan udara terakhir. "Ini tentang waktu!" tulis Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir di Facebook, setelah mengkritik respons lemah militer terhadap militan Gaza pekan lalu.

Militer Israel menggambarkan Ghannan sebagai salah satu anggota paling senior Jihad Islam yang mengoordinasikan pengiriman senjata dan uang dengan Hamas. "Bahtini bertanggung jawab atas tembakan roket ke Israel dalam sebulan terakhir", kata Israel.

Baca juga: Negara-negara Muslim Taruh Harapan Besar pada Indonesia Terkait Palestina 

Ezzedine, yang dibebaskan dari penahanan Israel dalam pertukaran tahanan pada 2011, telah merencanakan, "Beberapa serangan terhadap warga sipil Israel," di Tepi Barat, menurut tuduhan itu. Sumber Jihad Islam mengatakan kepada AFP bahwa Ezzedine ialah bagian dari delegasi dari kelompok yang dijadwalkan melakukan perjalanan ke Kairo untuk pertemuan Kamis (11/5) yang kini dibatalkan.

Israel serbu Nablus

Tidak berhenti di Gaza. Di Nablus, Tepi Barat, Selasa, pasukan Israel menyerbu pusat wilayah itu yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967. Ini memicu bentrokan saat mereka menahan dua orang.

Baca juga: Iran Desak Dunia Segera Sahkan Referendum untuk Palestina

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan petugas medisnya merawat 145 luka di Nablus, termasuk selusin orang yang ditembak dengan peluru tajam dan banyak lagi yang menderita inhalasi gas air mata. Pasukan Israel awalnya menembaki orang-orang yang melemparkan batu ke arah mereka, mennurut pernyataan militer, sebelum pasukan ditembaki saat mereka mundur dari kota Palestina.

Kepala Hamas Ismail Haniyeh mengatakan dalam suatu pernyataan tentang serangan Gaza bahwa membunuh kepemimpinan dalam operasi berbahaya tidak akan membawa keamanan bagi penjajah, melainkan perlawanan yang lebih besar. Menyusul serangan udara, Mesir menyatakan penolakan total terhadap serangan semacam itu yang mengobarkan situasi tanpa terkendali di wilayah pendudukan Palestina.

Baca juga: Iran Harap Negara Islam Satu Suara Soal Konflik Palestina-Israel

Militan Israel dan Gaza telah berperang berkali-kali sejak Hamas menguasai daerah kantong itu pada 2007. Konflik tiga hari di Gaza Agustus lalu menyebabkan 49 warga Palestina dan tidak ada warga Israel yang tewas. Kairo memainkan peran kunci dalam mengamankan gencatan senjata.

Kematian pada Selasa menjadikan 121 jumlah warga Palestina yang tewas dalam konflik Israel-Palestina sepanjang tahun ini. Sembilan belas orang Israel, satu Ukraina, dan satu Italia telah tewas selama periode yang sama, menurut hitungan AFP berdasarkan sumber resmi dari kedua belah pihak. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat