visitaaponce.com

Pihak Rusia Bantah Keunggulan Ukraina di Wilayah Bakhmut

Pihak Rusia Bantah Keunggulan Ukraina di Wilayah Bakhmut
Terntara Ukraina menerbangkan drone pengintai di wilayah Bakhmut(AFP)

Rusia membantah klaim Ukraina yang menyatakan telah membuat terobosan di kota Bakhmut. Guna mendukung pasukan Kyiv, Inggris menjadi negara pertama yang memasok rudal jelajah jarak jauh ke sekutunya tersebut.

Ukraina selama berbulan-bulan telah meminta rudal jenis kepada para sekutunya. Sejauh ini Kyiv hanya menerima senjata jarak pendek karena kekhawatiran senjata yang lebih canggih akan digunakan untuk menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia dan semakin meningkatkan konflik.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan pihaknya telah memasok rudal jelajah Storm Shadow yang memiliki jangkauan lebih dari 250 kilometer ke Ukraina. Rudal ini lebih jauh jangkauannya dibandingkan dengan HIMARS asal Amerika Serikat yang hanya 80 kilometer.

Baca juga : Amerika Tambah Bantuan Militer US$1,2 Miliar untuk Ukraina

“Kami tidak akan berdiam diri saat Rusia membunuh warga sipil,” kata Wallace kepada anggota parlemen ketika mengumumkan bahwa rudal Storm Shadow telah diberikan ke Kyiv.

Wallace mengatakan rudal jelajah dikirim untuk digunakan di dalam wilayah Ukraina. Pesan ini menyiratkan bahwa London mendapatkan jaminan dari Kyiv rudal itu tidak akan digunakan untuk mencapai target di dalam Rusia.

Baca juga : Jurnalis Prancis Tewas Terkena Serangan Roket di Ukraina

Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa penyediaan rudal semacam itu akan mendapatkan tanggapan yang serius. Kementerian Pertahanan Rusia juga menyangkal laporan bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan dalam pertempuran di Bakhmut.

"Deklarasi individu di Telegram tentang terobosan di beberapa titik di garis depan Bakhmut tidak sesuai dengan kenyataan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan resmi.

Blogger militer pro-Moskow telah menyarankan bahwa serangan balasan Ukraina dimulai secara diam-diam. Sementara kepala Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan pasukan Rusia telah ditarik dari beberapa daerah di Bakhmut dan Ukraina telah maju ke utara dan selatan.

Dalam sebuah video yang dirilis di aplikasi perpesanan Telegram, Prigozhin mengatakan pasukan Rusia melarikan diri dari posisi di Bakhmut karena kebodohan komandan mereka. “Cara ini dilakukan agar garis depan Ukraina terpancing dan dengan mudah dipukul,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Pertempuran yang sedang berlangsung terjadi di dekat Malynivka di wilayah Donetsk timur dan melibatkan kekuatan udara dan artileri. "Pasukan Rusia terus membebaskan bagian barat Bakhmut," tambahnya.

Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington, mengatakan reaksi Prigozhin dan Kementerian Pertahanan Rusia menyiratkan kepanikan tentang serangan balasan Ukraina.

“Pengerahan pasukan Rusia berkualitas rendah di sisi-sisi di sekitar Bakhmut menunjukkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia sebagian besar telah meninggalkan tujuan untuk mengepung sejumlah besar pasukan Ukraina di sana,” kata think tank tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya membutuhkan lebih banyak waktu sebelum memulai operasi melawan Rusia. “Secara mental kami siap. Dari segi perlengkapan, belum semuanya datang dan jika maju kami akan kehilangan banyak orang. Saya pikir itu tidak bisa diterima. Jadi kita perlu menunggu. Kami masih butuh sedikit waktu lagi,” paparnya.

Patrick Bury, dosen keamanan senior di University of Bath di Inggris mengatakan dia tidak terkejut dengan komentar Zelensky tersebut. “Jika Anda Zelensky, Anda melakukan semua yang Anda bisa untuk memastikan Anda mendapatkan semua yang Anda butuhkan," jelasnya.

Analis militer Ukraina Oleksandr Musiyenko mengatakan sekutu Kyiv perlu memahami bahwa serangan balasan mungkin tidak dapat mengakibatkan kekalahan Rusia. “Kita harus siap untuk melanjutkan perang hingga tahun depan atau paling cepat serangannya dapat berakhir tahun ini,” kata Musiyenko. (Aljazeera/Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat